Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaMemasuki hari ketiga setelah pasca pertengkaran pagi hari itu. Selama itu pula aku tak bertegur sapa dengan mas Jafran, perang dingin diantara kami sangat ketara. Jika biasanya ketika bertengkar kami akan tetap bersikap sehangat mungkin didepan Faza, maka kali ini tidak! Mas Jafran benar-benar memasang zona permusuhan yang disambut sama halnya denganku.
Ini adalah pertengkaran terhebat kami selama pernikahan. Dimana mas Jafran dengan berani melayangkan sebuah tamparan keras ke arahku. Aku tahu aku salah, sangat lancang mengucapkan kata-kata yang memicu pertengkaran ini. Tapi itu aku lakukan karena ingin mas Jafran sadar, sadar dengan semua yang sudah ia lakukan itu menyakiti fisik maupun batinku.
"Nda!!!"
"Apa?"
"Te umah Oma yuk (ke rumah Oma yuk)"
"Jangan!"
"Tenapa? (Kenapa)"
"Kamu tidak bisa melarang anakku bertemu dengan neneknya! Ayo Faza kita ke rumah Oma" hardik mas Jafran.
"Ya sudah bawa sana!" Jawabku tak kalah ketusnya.
"Ama Nda ayah"
"Kita pergi berdua saja"
"Da au. Aka na pegi ama Nda uga (engga mau, kakak mau pergi sama bunda juga)"
"Ya udah kakak duluan masuk mobil, nanti ayah dan bunda menyusul"
"Horeee"
Dengan teganya mas Jafran mendorongku ke dalam kamar dan melempariku dengan baju gamis berserta stelan dengan kerudungnya.
"Cepat!"
"Aku engga mau!"
Brakk... Mas Jafran membanting pintu kamar dan menarik baju yg aku apakai dalam sekali tarikan, dan langsung mengganti daster yang semula dengan gamis tadi. Ia juga menarik tanganku dan mendorongku pelan hingga masuk ke dalam mobil.
"Yeyy te umah Oma!!! (Yeey... Ke rumah Oma)" Teriak Faza riang yang disambut dengan teriakan yang sama dari ayahnya. Heh! Pintar sekali dia bersandiwara didepan anaknya.
Mobil yang aku naiki berhenti di pelataran rumah mamah yang selalu asri oleh berbagai tanaman hias. Sebetulnya aku bukan tak ingin pergi ke rumah mamah, namun alasannya aku hanya malas pergi bersama mas Jafran. Apalagi jika ke rumah mamah, dia akan dengan bebas memerintahku seenaknya.
"Mer makan dulu nak" ajak mamah.
"Iya mah, nanti saja"
"Loh kenapa? Yuk makan sama-sama Jafran dan Faza sudah nyendok nasi tuh"
"Gapapa mah, Mera masih kenyang. Mamah dan mas Jafran duluan saja"
"Biar mah, nanti juga lapar dia makan!" Sambar mas Jafran dengan nada meremehkan.
"Jafran. Tidak boleh berkata seperti itu! Istri lagi hamil kok malah bersikap acuh!"
"Dia yang duluan mulai"
Kupingku mendadak panas mendengar setiap kata yang dilontarkan oleh mas Jafran. Dengan entengnya dia menyalakanku!
"Mah, Mera izin ke kamar saja"
"Loh.. loh.. kalian itu kenapa si?"
Aku tetap pada pendirianku, masuk ke kamar dan menghindar dari pertanyaan mamah. Terserah mas Jafran akan berkata apa kepada mamah, ia akan menyalahkanku saja aku sudah tak peduli. Toh dimatanya aku adalah biang masalah ini.
Tok.. tok.. tok..
"Mer, mamah masuk ya"
Tanpa aku iyakan mamah masuk ke dalam kamar dengan nampan berisi makan siang. Aku cukup malu dengan perhatian mamah, seharusnya aku bisa menguasai emosiku hingga tak perlu merepotkan mamah seperti ini.
"Makan ya"
"Iya mah, makasih"
"Emm... Mamah boleh tanya?"
"Boleh"
"Kalian sedang bertengkar?"
Diam. Aku tahu yang dimaksud 'kalian' mamah adalah antara aku dan mas Jafran.
Mau berbohong pun tak enak, karena mamah sudah bisa menilai sendiri bagaimana interaksiku dengan mas Jafran yang lain dari biasanya. Jadi aku putuskan untuk berkata jujur saja kepada mamah, hingga menceritakan seluruh kejadian yang sudah dan sedang terjadi.
"Maafkan Jafran ya Mer" ucap mamah dengan nada memohon.
Aku terdiam. Sulit untukku mengiyakan permohonan mamah atau pun menolak. Otak ini berkata, bahwa aku tidak boleh luluh begitu saja dengan permohonan mamah, sebab mas Jafran pun belum meminta langsung kepadaku. Tapi hati ini berkata aku harus menyetujui permohonan mamah, melapangkan hatiku untuk memaafkan segala tindakan kasar suamiku.
Tak berselang lama, mas Jafran datang masuk ke kamar sambil menggendong Faza yang sudah terlelap tidur.
"Selesaikan masalah kalian, mamah tidak ingin pertengkaran kalian berlarut-larut. Kasihan Faza dan calon anak kalian kalau orang tuanya tidak bisa akur. Satu lagi untuk kamu Jafran! Jangan menambah beban seorang ibu hamil, harus kah mamah menyuruh kalian tinggal disini agar selalu terlihat akur?"
"Tidak perlu, Jafran bisa menyelesaikan semua ini" jawab mas Jafran tegas sambil terus memandang ke arahku.
"Bagus kalau begitu, mamah percayakan semua yang terbaik kepada kalian"
Mamah keluar dari kamar setelah menepuk pundakku dengan isyarat menguatkan.
"Bicara apa saja dengan mamah tadi?" Tanya mas Jafran sambil menyalakan tv dan duduk dipinggir ranjang jauh dari tempat dudukku saat ini di sofa dekat jendela.
"Banyak"
"Mamah bilang apa?"
"Suruh kita baikan"
"Mau?"
Diam.
"Aku memaksa!" ucapnya lagi sambil mendorong bahuku sampai mentok bersandar di sofa.
"Apa sih! Lepas!" Balasku tak nyaman dengan posisi ini.
"Aku nyatakan iya!" Hardiknya.
"Apa keuntungannya kalau aku maafin kamu!" Tanyaku dengan nada ketus.
"Banyak" jawabnya dengan nada menggoda.
Aku terdiam.
"Salah satunya untuk anak kita" sambungnya. sambil mengecup perut buncitku.
"Dek bundanya engga mau memaafkan ayah" ucapnya lagi sambil terus menerus mengusap dan menciumi perut buncitku.
"Mas"
"Apa hmm?"
"Kamu engga ada merasa bersalah gitu sama istri?" Tanyaku heran, kok bisa dia sesantai ini meminta maaf kepadaku. Tidak terbesit kah rasa bersalahnya setelah menamparku tempo hari.
"Hahh... Kalau kamu mau lihat rasa bersalahku, tanya ayah yang setiap harinya memukulku dengan selang, akibat isi otakku ini hanya penyesalan" ucapnya lirih.
"Sekejam itu ayah sama kamu sampai mukulin kamu?"
"Hemm... Semenjak kamu pergi aku hanya seorang pecundang dimata mertuaku, kamu tahu? Itu adalah balasan setimpal untukku"
"Oh iya, Ricki sudah ditemukan" sambungnya lagi.
"Hah?!"
"Sekali pengulangan aku dapat cium" ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata guna menggodaku.
TBC
Terima kasih sudah membaca maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan karya. Salam hangat dari author ✌️

KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomanceJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...