Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaJika kemarin aku dikejutkan dengan acara pengajuan Nazwa dan Bang Rehan maka hari ini aku dibuat kelimpungan dengan tingkah kakakku. Ammora, ya siapa lagi kakakku yang paling menyebalkan. Walau tak bisaku pungkiri kakakku ini sangat baik dengan caranya sendiri.
"Lo engga tau si gimana susahnya nyusun skripsi"
"Ya kan aku engga sampai lulus kuliah" jawab ku jengkel.
"Harusnya dulu gua manut aja dinikahin engga usah kuliah-kuliah lagi pusing gua tuh"
"Jadi Lo masih cinta sama gue? Gagal move on gitu?" Tanya mas Jafran yang baru saja pulang selepas kerjanya.
Iya ini sudah sore, waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 dan Ammora sudah dirumahku sejak siang tadi.
Awalnya dia memang membantuku dengan mengajak Faza main tapi lama kelamaan dia malah misuh-misuh dengan masalahnya dikampus.
"Eh jangan sekata-kata Lo ya! Dalam catatan hidup Ammora engga ada tuh list yang menerangkan harus mau menerima sebuah perjodohan apalagi sama Lo yang notabenya playboy, fuckboy tingkat akut. Engga ya engga!"
"Terus sekarang maunya gimana?"
"Gua mau nikah aja engga mau lanjut kuliah!"
Aku dan mas Jafran terbelalak kaget, sungguh sangat terkejut aku dibuatnya. Kuliah sebentar lagi dan dia mau menyerah begitu saja. Ck! Dasar.
Ya itulah kembaranku Ammora Ramadhana Prawira yang selalu seenaknya dalam membuat keputusan. Tak pernah berpikir bagaimana dengan nasib kedepan nya.
"Yakin?" Tanyaku memastikan.
"Kenapa si kalian tuh engga ada yang dukung gua?"
"Ya sayang aja gitu ka, bentar lagi wisuda loh tinggal nyusun skripsi doang"
"Ammera... Lu pikir nyusun skripsi semudah nyusun baju apa? Susah you know susah!"
"Tapikan sayang, sabar aja dulu tinggal selangkah lagi. Kalau udah wisuda baru deh niat mau nikah"
"Tuh denger apa kata istri gua. Lu tuh ya dikuliahin bukannya makin pinter malah makin bobrok" timpal mas Jafran yang kembali ikut bergabung dengan pembicaraanku dan Ammora.
Untung saja Faza sedang main dirumah tetangga kalau ada dirumah kasihan dia melihat perdebatan absurd yang dibuat Tante, bunda dan ayahnya.
"Heh manusia Frozen tutup mulut tajam Lo itu ya! Kalian itu harusnya dukung niat baik gua bukan malah mojokin kaya gini"
"Heh kepala bebal! Nikah itu bukan perkara mudah dan bukan pula pemecah masalah Lo yang sekarang"
"Jafran, Ammera ... Kalian itu engga ngerti seberapa capek dan susahnya gua harus nyusun skripsi, dan revisi bulak-balik, itu semua capek tahu engga! lama-lama gua bisa stres beneran nih"
"Emang udah stres dari lama, mangka nya gua ogah nikahin lu" ucap mas Jafran enteng.
"Mer buang aja suami Lo ini engga guna banget ucapannya"
"Niat nya mau ka, tapi masih sayang dan masih berguna juga" ucapku bercanda yang dibalas tatapan tajam dari mas Jafran.
Seru juga kalau sudah menggoda mas Jafran saat aku punya sekutu seperti Ammora. Biasanya kalau aku sendirian maka aku akan kalah telak dan berakhir bukan menggoda malah digoda habis-habisan.
"Pokoknya gua mau nikah titik! Please cariin gua cowok"
"Loh yang dokter kemarin itu apa kabar?" Tanyaku.
"Wisnu? Kelaut"
Aku sudah paham dengan tipe kakak ku yang mudah sekali berganti pacar. Entah mengapa selama ini hubungan kakakku dengan para mantannya tak pernah ada yang berjalan mulus selalu saja kandas ditengah jalan.
"Jaf... pleaselah jodohin gua sama temen cowok lu kan banyak tuh ya"
"Ogah. Lo malu-malu in, cari aja sendiri"
"Minta ayah aja si kak" timpalku.
"Idih enteng banget Lo ngomong, dikira minta jodoh kaya minta permen apa ya. Lagian gua mah ogah dijodohin nanti malah dapet kaya suami Lo"
"Terus maksud Lo minta jodoh sama gua apa anjer!" Sewot mas Jafran yang sepertinya sudah mulai terpancing emosi dengan tingkah kakakku ini.
"Ya kan temen cowok lu banyak, bagi buat gua satu!"
"Lu pikir temen gua goreng tempe seenaknya bisa dibagi-bagi. Lagian jadi cewek ribet banget si banyak milihnya dapet yang buluk tahu rasa Lo"
"Berisik lu bisanya buat gua tambah bad mood aja"
Sore yang panas, sepanas percakapan kami kali ini. Memang ini bukan kali pertamanya Ammora datang ke rumahku untuk melampiaskan rasa kekesalannya tentang skripsi yang tak kunjung selesai.
Mengambil jurusan kedokteran memang bukan hal yang mudah. Banyak rintangan yang harus dilewati demi mendapatkan gelar dokter, kuliahnya saja bisa memakan waktu kurang lebih 5 tahun. Setelah wisudapun harus kembali mengalami ujian koas, jadi tak heran kalau kakakku memilih menempuh jalur nikah untuk meluapkan rasa kesalnya dengan kuliahnya itu.
"Sabar ajalah ka sebentar lagi kok. Keep spirit" ucapku menyemangati nya.
"Sabar.. sabar, lu mah sama aja kaya ibu nyuruh sabar mulu"
"Terus harus gimana dong? Mera kan engga ngerti juga sama masalah kakak sekarang"
"Ah taulah gua capek. Malam ini gua mau nginep disini ya"
"Ehh apa lu bilang? Ulang coba ulang?" Serobot mas Jafran yang semula sudah diam kini kembali berkoar.
"Nginep dirumah adek gue! Kenapa masalah buat Lo?"
"Ya jelas masalahlah, ini rumah gua dan rumah Lo disono sama ibu dan ayah. Pulang aja Sono engga usah pake acara nginep-nginep"
"Pelit banget si. Pokoknya gua mau nginep titik engga pake koma!"
"Yang aku engga mau ya nampung manusia madesu ini dirumah kita walau semalam"
"Gapapalah mas, besok juga pulang kasihan paling kalau pulang pun kena semprot ayah."
"Tuh istri Lo aja ngizinin Lo kok ribet banget"
"Serah deh serah... Liat aja Lo habis gua hujat!"
"Bodo engga urus bye!"
Aku memandang wajah mas Jafran yang sedang menahan kesal.
Mas Jafran dan Ammora memang sudah sering beradu mulut, malah keduanya kalau bertemu tak pernah akur. Tapi dari pertengkaran itu bukan berarti mereka pun selalu menanam kebencian setiap bertemu. Meski bertengkar terus mas Jafran masih punya sisi peduli kepada kakak ku yang berkepala batu itu.
TBC
Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan. Salma hangat dari author ✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
RomanceJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...