Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membaca"Mas mau makan lagi?"
Malam ini aku kembali berduaan saja dengan mas Jafran, Faza sudah tidur dihadapan tv yang menyala menyiarkan berita-berita terkini entah dalam kota maupun dari luar kota.
"Engga"
"Tadi aku buat kripik mas mau?"
"Engga"
Hening menyelimuti kami, hanya terdengar suara dari tv yang menyala saja. Mas Jafran sibuk dengan gawainya sedangkan aku hanya duduk gelisah ditempat, gelisah sebab tak ada kegiatan.
"Mas"
"Hmm"
"Nengok kek"
"Apa?" Ucapnya sambil menoleh ke arahku.
"Tidur yuk"
"Kamu saja sana duluan, aku masih belum mengantuk"
"Lagi ngapain si?"
Aku cukup penasaran dengan kegiatan mas Jafran dan ponselnya, biasanya ia akan bermain ponsel sambil berbaring dipangkuanku atau sambil bercerita apa yang sedang ia bicarakan dengan lawan bicaranya di benda pipih itu, kecuali kalau sedang bermain game tanpa ia beritahu pun aku sudah bisa menebak dengan dimiringkannya ponsel yang ia pegang.
"Chating"
"Sama siapa?"
"Putri"
"Putri?"
"Eh.. bukan sayang, maksudnya tuh putri komandan"
"Putri komandan mas?"
"I-iya"
"Bohong"
"Engga"
"Mana sini coba lihat hpnya"
"Mau ngapain?" Ucapnya sambil menyembunyikan ponsel dibelakang tubuhnya.
"Mau lihatlah, emang kenapa? Mas aneh tahu engga, biasanya kalau Mera cek hp mas, mas biasa saja malah suka disodorkan"
"Engga ada apa-apanya, udah yuk tidur saja"
"Engga mau, hpnya lihat dulu"
"Engga ada apa-apanya sayangku bumil, gemes deh" ucapnya sambil mencium keningku dan merapatkan tubuhnya dengan tubuhku.
Tapi tetap saja ponsel yang semula ia pegang malah ia masukan ke dalam kantung celananya.
"Mas bohong"
"Engga sayang"
"Mera engga percaya" ucapku dengan mata berkaca-kaca. Seumur pernikahan kami baru kali ini mas Jafran menutupi sesuatu hal sampai seperti ini, biasanya ia akan langsung berkata jujur setelah aku mendesaknya.
"Harus percaya sama suami, kunci dari kelanggengan suatu pernikahan adalah kepercayaan dek"
"Tapi dengan tingkah mas sendiri yang buat Mera curiga"
"Aku? Kenapa dengan tingkah aku?"
"Mas menutupi sesuatu dari Mera"
"Engga ada sayang, engga ada yang aku tutupi dek serius"
"Tapi Mera engga percaya"
"Sutt... Kamu cuma lagi bad mood emosi kamu sedang tidak stabil mangkanya kamu mikir kemana-mana dan malah jadi menaruh curiga sama aku"
"Terus Mera harus gimana?"
"Ya harus percaya sama aku supaya rasa curiganya hilang"
Aku menelan rasa curigaku bulat-bulat, benar apa kata mas Jafran suatu hubungan pernikahan jika ingin langgeng harus saling mempercayai satu sama lain. Kalau aku saja tidak bisa percaya kepada mas Jafran dan terus meningkatkan rasa curigaku akan seperti apa jalan pernikahan ku ke depannya. Ditambah kondisiku yang sedang hamil muda sering kali membuat emosi ku naik turun, rasa cemasku kian meningkat, dan satu hal yang harusku pelajari adalah terus bersabar dan menurunkan egoku.
"Tidur yuk, capek kan?"
"He'em"
Aku terlelap dalam buaian mas Jafran, entahlah rasa curiga, cemas, ketakutan, kesal yang semula bergejolak kian sirna setelah ia memperlakukanku dengan sangat manja dan penuh kasih sayang. Bak seorang permaisuri disebuah istana kerajaan.
***
Matahari menyongsong diufuk timur, menyambut pagi yang akan segera datang. Suasana kota Bogor yang sangat sejuk ditambah semalam habis hujan menambah ketebalan kabut pagi ini, yang membuat siapa pun enggan untuk beranjak dari kasur dan selimut tebalnya.
Lain cerita dengan kondisi rumahku, rumah dinas yang aku tempati saat ini. Seperti biasanya, pagi-pagi sudah membuat polusi suara, suara-suara lazim yang keluar dari berbagai macam penjuru rumah. Eits, ini bukan suara-suara menyeramkan seperti di film-film horor, suara ini lebih bervariasi tapi membuat siapapun yang mendengarnya akan terbawa emosi dan berusaha untuk menghentikannya.
Dari penjuru rumah depan ada suara deru motor mas Jafran yang sedang dipanaskan. Setelahnya di ruang tamu ada suara televisi yang menyala tapi tak ada yang menonton. Lalu di kamar ada sesosok bocah kecil yang sedang menabuh panci milik sang ibu untung saja sudah tidak terpakai sebab penyok. Dan dari dalam kamar mandi terdengar bunyi senandung lirik lagu bercampur suara air tumpah. Yang terkahir suara bising dari arah dapur sebab sang nyonya rumah yaitu aku sedang berperang dengan segala alat-alat canggih yang bisa membuat perut kenyang.
Jadi bisa kalian terka-terka sendiri bukan bagaimana rusuhnya rumah dinas dari bapak Danki Jafran ini.
"Kakak ayo makan!!! Ayah pakai bajunya cepet kita makan!"
"Iya bunda!!!!" Teriak kedua laki-laki terhebatku.
"Bun kaos kaki ayah mana?"
"Ada laci lemari, samping kanan. Jangan diacak-acak ambil sesuai aturan!"
"Siap!"
"Nda ayam oyeng"
"Bukan kakak ini telur goreng bukan ayam goreng"
"Api eyur ayam an? (Tapi telur ayam kan?)"
"Iya telur ayam"
"Earti ayam oyeng nda (berarti ayam goreng bunda)"
"Iya deh, terserah kakak sajalah"
Kalau diperpanjang bisa-bisa bukan sarapan malah menjadi ajang adu debat antara emak versus bocah kecil.
"Bunda, kakak ayah berangkat ya. Kakak jangan nakal ya, nurut sama bundanya. assalamu'alaikum"
"Waa'alaikumsallam warahmatullah hati-hati ayah"
Pagi ini aku kembali memulai aktivitasku sebagai ibu rumah tangga dan ibu Danki yang sedang dibuat sibuk oleh kegiatan dikesatuan. Keep strong Ammera.
TBC
Terimakasih sudah membaca maaf jika ada kesalahan kata² atau penyebutan istilah dalam penulisan. Salam hangat dari author ✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And You Future ~ Sah Bersama Mu?? 2 (Completed)
Storie d'amoreJafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mereda seiring berjalan nya waktu, kini Jafran dan Ammera bukan lagi seorang mahasiswi dan tentara buja...