LavenderWriters Project III Present
Girlfriend Or Sister © Group 5
Part 21 — Created by khollif
▪︎▪︎▪Keanu memandang kearah lurus ke depan. Pandangannya begitu kosong. Pikirannya melayang entah kemana. Begitu banyak masalah yang hadir di kehidupannya setelah mendapatkan pemilik hatinya. Matanya sendu. Ia butuh seorang teman yang mampu memuat keluh kesahnya. Tapi siapa? Dida si mulut ember? atau Ega si penghianat. Nggak mungkin kedua sahabatnya bukan?
Hai langit, pagi ini engkau begitu cerah tapi tak secerah manusia yang satu ini. Ia dari tadi melamun sampai tak sadar bel sekolahnya sudah berbunyi, menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai.
Yah, sejak tadi Keanu duduk sendirian di rooftop sekolah. Hanya sahabat-sahabatnya lah yang mengetahui tempat ini. Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki menuju rooftop, tak lama kemudian suara itu menghilang digantikan dengan suara isakan seorang perempuan.
Keanu kembali tersadar, ia begitu penasaran dengan suara itu. Perlahan kakinya mengarah ke sumber suara. Ketika hendak turun dari tangga didapatinya seorang siswi yang begitu ia kenal, dan yang mampu mewarnai kehidupannya beberapa hari ini. Siswi itu tengah duduk di anak tangga, tangannya beberapa kali mengusap air mata yang mengalir menuju muara. Keanu tak jadi turun, ia mematung. Kakinya begitu berat tuk melangkah.
"Buat apa kita bersama, saat kita seperti dua orang asing. Buat apa kita bersama, kalo yang kita rasakan hanya rasa sakit yang teramat dalam. Dan buat apa kita bersama, kalo lubang didepan kita begitu besar menganga," racau Kei, "Gue tau di setiap hubungan pasti ada pertengkaran, Karna itu menjadi bumbu pemanis dalam sebuah hubungan. Tapi kalo pertengkaran itu terus terjadi gue nggak sanggup Ken. Gue nggak sanggup. Lu tau Ken gue benci banget sama Sisil. Benci!! tapi lu malah deketin dia. Ken, gue ini seperti barang kalo ngga dirawat ia akan rusak, akan kusam, dan akan hancur,"
Badan Keanu yang tadinya membatu perlahan lapuk. Ia dengan sekuat tenaga menghampiri kekasihnya. Ia tak sanggup melihat orang tercintanya menangis, apalagi karenanya. Ia merengkuh kepala Kei tuk bersandar di dadanya. Kei yang mendapat perlakuan seperti ini secara tiba-tiba kaget, ia pikir tak ada orang selain dirinya. Tetapi itu hanya beberapa detik saja, setelah mengetahui sang pemeluk ia melingkarkan tangannya ke perut Keanu. Kei memeluk Ken sangat erat, seolah mengatakan bahwa ia tak sanggup untuk kehilangan diri Keanu.
"Maafin aku Boo. Gara-gara aku, kamu nangis kek gini. Aku bodoh ya Boo? dah tau udah punya kamu, masih aja ngerespon orang lain. Maafin aku Kei. Aku tau maaf ku nggak mungkin nyembuhin luka yang udah aku gores dihati kamu," ucap Ken sembari mengelus rambut hitam milik Kei, berusaha tuk menenangkan kekasihnya.
"Aku bakal maafin kamu Ken. Tapi janji sama aku jangan respon Sisil lagi! Ingat seorang tamu nggak akan masuk kalo si Tuan tak membukakan pintu," ujar Kei mengarahkan jari kelingkingnya dan disambut dengan jari kelingking milik Keanu.
"Iya, aku janji, kamu terus ingetin aku ya?" ucap Kei tegas dengan senyum yang mengembang, "jangan nangis lagi Kei. Hatiku sakit kiat kamu kek gini,"
"Ingat Ken!! jangan jadiin kata maaf sebagai kalimat penenang untuk kamu kembali melakukan kesalahan yang sama. Kata maaf kadang juga nggak akan mempan buat hati yang terlanjur sakit," pesan Kei.
"Iya Boo. Mau kembali ke kelas atau mau ku kasih pemandangan yang menakjubkan?"
"Nggak mungkin kita kembali ke kelas Ken yang ada kita dihukum. Lagian bentar lagi istirahat. Liat pemandangan aja deh, sekalian nenangin pikiran,"
"Jika itu keinginan Tuan Putri, sekarang ikutilah langkah Kakanda. Kakanda akan menunjukkan pemandangan yang luar biasa indahnya, sama seperti Tuan Putri," ucap Keanu meraih tangan Kei tuk mengikutinya.
Mereka menaiki tangga dengan tangan yang saling bertautan. Senyum manis tak luntur dari wajah cantik Kei. Matanya masih memerah dan pipinya sedikit basah.
"Dah sampai Tuan Putri. Gimana indah bukan?" tanya Ken menengok kearah sampingnya.
Mata Kei berbinar takjub. Ia tak menyangka sekolahnya mempunyai tempat seindah ini. Disebelah utara terdapat pepohonan yang tertata rapi. Disebelah barat terdapat beberapa gedung yang menjulang tinggi. Disebelah selatan terdapat rumah penduduk yang saling berdesakkan. Dan disebelah timur terdapat pemandangan berupa gunung yang membentuk pola abstrak.
"Ken, sejak kapan kamu tau tempat gini?" tanya Kei.
"Sejak masa MOS. Waktu itu kan kita disuruh keliling sekolah. Aku, Dida dan Ega nggak sengaja nemu tempat ini,"
"Emang kamu nggak takut. Kata beberapa siswa yang pernah kesini, katanya tempat ini horor dan ada sosok berbaju putih di anak tangga tadi," ucap Kei bergidik ngeri.
"Bwaaahahahaa, kamu percaya Boo?" tawa Ken nyaring.
"Iyalah, emang kamu nggak?"
"Ya nggak lah, orang hantunya si Dida sama si Ega. Yakali aku takut. Aku tuh sengaja buat cerita hoax biar tempat ini tak terjamah siswa lain. Tapi tetap aja ada yang penasaran, jadi aku suruh mereka berdua jadi hantu. Mereka semua percaya. Parahnya lagi ada siswa laki-laki yang ketakutan setengah mati sampe kencing di celana coba. Hahahah," jelas Ken sambil memegangi perutnya karna terlalu banyak ketawa.
"Hahaha. Kamu nih ada-ada aja. Kasian tau," Kei pun ikut tertawa bersama Ken.
Ken melirik kearah Kei, begitu juga dengan Kei yang melirik kearah Ken. Untuk beberapa saat mereka terdiam dan kembali tertawa lagi.
Tiba-tiba Ken mencium dahi Kei, yang membuat si empu mematung dan jangan lupakan kedua pipinya yang merah padam.
'Pah, Mah. Dahi Kei dah nggak suci lagi gara-gara anaknya Bunda!!' batin Kei berseru.
"Boo, tau nggak ciuman di kening tuh menunjukkan kasih sayang yang mendalam pada seseorang," terang Ken. Kemudian ia menggosok-gosokkan hidungnya ke hidung Kei, "ini namanya ciuman eskimo. Ciuman ini umumnya digunakan oleh anak ke ortu sebagai bantuk rasa kasih sayang," Ken menggenggam kedua tangan kekasihnya di bagian jarinya dan mencium punggung tangannya secara bergantian, "ciuman di tangan menunjukkan rasa hormat, pujian, dan keramahan," Ken menjeda kalimatnya sebentar, "maaf Kei aku nggak bisa praktikkan ciuman yang lain ke kamu. Apalagi ciuman di bibir, aku mau orang yang cium di bibir kamu itu orang yang benar-benar sayang sama kamu. Bukan, bukannya aku nggak sayang sama kamu, Boo. Aku akan senang hati melakukan itu tapi nggak sekarang nanti kalo kita ke pelaminan,"
Pipi Kei makin merona lagi, hingga hampir seluruh wajahnya memerah.
"Boo, kamu lucu kalo lagi blusing kek gini," ucap Ken sembari mencubit pipi Kei yang agak tembem.
"Aww Ken sakit," Ken melepaskan cubitannya dan dengan segera sang pemilik mengusapnya dengan tangan. Kegiatan itu terhenti tatkala merasakan sebuah tangan yang mengusap pipinya dengan lembut. Kei menatap Ken yang tersenyum manis. Semua perilaku manis Ken sejak tadi membuat irama jantung Kei tak teratur.
Diujung anak tangga terakhir ada seseorang yang berbadan tinggi tegap. Semenjak tadi ia mendengar perbincangan yang romantis itu. Ia memutar tubuhnya 180° dan berjalan menuruni tangga.
'Gue harap lu ngga nyakitin Kei lagi Ken. Gue akan ngalah kalo ini membuat Kei tersenyum, tapi kalo ini buat Kei menangis jangan harap kalo lu akan dapatin dia lagi,' batin orang itu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
05;Girlfriend Or Sister✔
Teen Fiction#LavenderWriters Project Season 3 ;Ketua: Maharani ;Asisten: Dhiah Berawal dari Keanu kecil yang ditinggalkan ayahnya. Dan Keinara yang mendapat penuh kasih sayang. Apa jadinya jika mereka berdua dipersatukan? Apakah mungkin mereka berdua bisa bersa...