♡♡ I Life In Your Body ♡♡
¤¤¤¤Dua bulan berlalu, tapi rasa terluka dan takut kehilangan belum juga berlalu, kapan ini semua akan berakhir? Kapan istriku kembali sadar dari koma-nya? Tuhan, aku mohon, sembuhkan lah istriku.
Aku menatap sendu seorang bayi perempuan mungil yang sedang tertidur dalam gendonganku, aku mengelus pipi chubby nya, sekarang dia berusia dua bulan, dan aku belum memberinya nama, aku sudah menyiapkannya, tapi aku menunggu Bella sadar dulu, supaya dia hadir pada saat aku memberikan nama untuk anak kita.
Aku menaruhnya kedalam Box bayi yang berada di samping ranjang kamarku, saat ini aku sedang berada di rumah, menemani putri kecilku, karena dia tidak boleh di bawa ke Rumah Sakit.
Sembari menunggu Bu Firda datang untuk menemani putriku, aku menyiapkan susu terlebih dahulu, buat jaga-jaga jika nanti dia menangis.
Selama dua bulan ini juga, aku tidak hanya menjadi seorang Ayah, aku juga menjadi seorang Ibu untuk anakku.
" Arsya" panggil seseorang, aku langsung menoleh, disana aku melihat Bu Firda datang, aku menghampirinya kemudian mencium punggung tangannya.
" Ibu sudah datang, naik apa, Bu"? Tanyaku.
" Dianterin Pak supir tadi" jawab Ibu, aku hanya menggangguk, " Putrimu dimana"? Lanjutnya bertanya.
" Dia ada di kamar aku, Bu" jawabku lagi, Ibu tersenyum, dia menepuk-nepuk pundakku pelan.
" Kamu hebat, kamu bisa menjadi seorang Ayah sekaligus seorang Ibu untuk anak kamu, Ibu bangga mempunyai menantu seperti kamu, Ibu selalu berdoa, semoga Bella cepat sadar dari Koma-nya" Ucapnya dengan lembut, matanya mulai berkaca, walaupun beliau hanya Ibu angkat Bella, tapi, kasih sayangnya kepada Bella sangatlah besar.
" Makasih, Bu, aku juga selalu berdoa agar Bella cepat sadar, dan bisa merawat putri kami bersama" kataku, Ibu hanya menggangguk dan tersenyum.
" Yaudah kamu ke Rumah Sakit sekarang, biar Ibu yang bikinin susu"
" Kalau begitu aku pergi dulu ya, Bu, aku titip anak aku" ucapku, sebelum pergi, aku mencium punggung tangan Ibu mertuaku, setelah itu aku langsung menuju Rumah Sakit.
¤¤¤¤
Aku menatap seorang perempuan yang masih setia menutup matanya, tubuhnya dikelilingi alat medis, aku duduk disampingnya, kemudian aku meraih tangan kanannya untuk aku genggam.
" Anak kita menunggumu, sayang" ucapku lirih.
Aku tidak kuasa menahan tangis, kenapa cobaan ini begitu berat, aku tidak akan sanggup jika Bella pergi.
Aku terus menggenggam tangannya dengan erat, dan mencium tangannya.
" Kamu tau, anak kita itu sangat cantik, dia mirip sekali dengan mu, aku yakin, kelak nanti kalau dia sudah besar, pasti dia akan memiliki hati yang baik seperti kamu, lemah lembut sepertimu" kataku bercerita padanya, walaupun aku tau, dia tidak akan merespon-nya. " pasti, anak kita juga bangga memiliki Bunda sepertimu" lanjutku.
Kalau dulu aku tau bahwa Bella yang menjadi pendonor ginjal untukku, pasti aku akan menolaknya, lebih baik saat itu aku meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Life In Your Body✔
Teen FictionMenceritakan kehidupan tentang seorang gadis bernama Bella Dia seorang siswi paling cerdas di SMA Samudera, Bella sangat suka pelajaran Matematika dan Fisika, baginya pelajaran itu dipenuhi dengan teka-teki, itu membuatnya masuk pada jurusan IPA. Ta...