DUEL

560 66 14
                                    

Kami berdua pulang ke rumah, aku berencana mengajak kakek untuk pulang dengan sihir teleportasi, tapi kakek menolak nya.

Kami berdua berjalan pulang, di jalan aku melihat seekor kucing betina berwarna oren, kucing itu menunduk lalu pergi.

"Hah!?"

Aku pergi mengejar kucing itu, kakek terus berjalan.

"jangan lama lama"
"Baik"

Aku mengejar kucing itu.

"Tunggu!" Ucapku dalam bahasa yang di pakai Eschiea.

Kucing itu kemudian diam.

"Apa yang anda inginkan hamba yang lemah ini"
"Aah santai aja, ku hanya penasaran saja"
"Saya akan berusaha sekeras mungkin untuk menjawab rasa penasaran anda"
"Huuh.. kamu ini apa?"
"Ku hanya se ekor kucing biasa yang kebetulan memiliki kepintaran"
"Hmm..."

Ok ku putuskan.

"Apakah"
"Ya?"
"Apakah kamu bersedia menjadi familiar ku"
"Apa!? Anda ingin mengangkatku?"
"Jika kamu bersedia"
"Baik hamba bersedia"
"Fiream niwea walile yue lilyela tie miuers foreiafirea"
"Ieaeam sewria"

Lingkaran sihir terbentuk di bawah kucing itu, lalu kucing itu berubah menjadi perempuan bertelinga kucing dan berekor kucing, dia memakai kemeja putih dan celana panjang putih, rambutnya oren dengan pupil seperti kucing.

"Hamba siap melayani"

Ku hanya bisa diam.

'Kok jadi kek gini, apa karena kekuatan ku terlalu besar?'

"Bisakah kamu kembali menjadi wujud kucing?"
"Bisa"

Dia kembali menjadi kucing lagi.

"Naik ke bahu ku, kita akan pergi ke rumah kakek"

Dia naik ke bahu ku lalu duduk.

Aku berjalan menyusul kakek.

Kakek melihat ku dan menanyai ku soal kucing di bahu ku.

"Ooh begitu, jadi ini kucing mau sama kamu?"
"Iya"

Tiba tiba ku mendengar suara di kepala ku.

"Mengapa anda berbohong"

'Oh telepati'

aku kemudian menggunakan telepati juga.

"Dia satu satu nya orang yang ku sayangi, ku tidak ingin dia  berubah sifat karena tahu ku ini seorang dewa"
"Ooh begitu"
"Ku juga berencana untuk menyembunyikan kekuatan ku"
"Begitu"
"Jadi tugas mu adalah memberi nasehat akan langkah ku selanjutnya di kehidupan normal ku"
"Baik"

Kami berjalan sekitar 4 jam lalu kami tiba di rumah kakek.

Aku melihat pintu rumah kami terbuka.

Kami masuk dan melihat sebuah mayat di tengah ruangan.

"Lagi kakek?"
"Ya.. pencuri bodoh terus terusan datang kesini saat ku meninggalkan rumah ini"

Kakek melempar mayat itu ke luar lalu membakarnya.

Apa yang mau dicuri oleh pencuri ini?

Jawaban nya ada di dalam gudang bawah tanah.

Kami turun ke gudang lalu ku membuka petinya.

"Masih ada kakek"
"Ooh baguslah"

Isi peti itu adalah mesin pengendali waktu, bentuk nya seperti jam saku.

Aku kemudian ke kamar ku, ku menyuruh familiar ku turun dari bahu ku.

"Apa kamu memiliki nama?" tanya ku dalam bahasa manusia.
"Tidak"
"Kalau begitu mulai hari ini namamu Asuka"
"Baik, saya menerima nama itu dengan senang hati"

i'm always unlucky in gacha, but i'm lucky for once and it change my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang