"Ciee Riala mau membelikan kita rumah" Ucap Erisa.
"Mana ada ku cuma mencoba dungeon"
"Ternyata Riala ini tsundere" ucap Erisa.
""Tsundere??""
"Ah tidak lupakan"'Ini orang kek makhluk bumi aja'
"Ini 9000 emas, terserah mau kalian apaan, ku tidak perlu itu"
"Wow, 90 orichalcum cepat amat kamu dapat nya?" Tanya Fierre.
"Dungeon"
"Apa dungeon bisa dapat uang sebanyak itu???"
"Tergantung kalian"Xeion lalu merapalkan sihir save point.
"Kalau kalian mati kalian akan bangkit disini"
"Kamu bagaimana?"
"Aku kan harus menjaga sihir ini mana boleh ikut bertarung"'Xeion, apa yang terjadi padamu? Mengapa kalimat yang keluar dari mulutmu menjadi lebih barbar'
Tiba tiba adiknya Xeion menarik baju ku.
"Kakak ini de-"
Aku langsung menutup mulut nya.
"Ssst ini rahasia"
"bmmbm"Aku lalu melepas nya lalu memasukan satu gula batu ke mulut nya.
Zeno berjalan ke pegawai itu lalu dia membuka gulungan dan menghilang, tiba tiba dia muncul di tengah tengah kami.
"HIIIIIIIIIIIIH, mengerikan, ku baru melihat satu monster dan tiba tiba ku di siram air asam"
"........"Fierre kemudian berbicara dengan nya dan membuka gulungan 4 menit kemudian dia muncul di depan meja resepsionis lalu menyerahkan 1 kristal.
"Hei apa apa an makhluk pink itu!?? Ku hampir tewas tahu"
"Bukan nya imut?"
"Imut apaan!?? Muka cem taik gitu"
"Haah!?"Erisa kemudian tertarik dan masuk ke dungeon.
Tiba tiba dia langsung kembali.
"Aaa...aaa...... a..... aaaa.... mengerikan, bahkan iblis tidak ada yang bermuka seperti itu"
"Bisa salah satu kalian foto kan muka itu monster?"Erisa langsung mengeluarkan sebuah kertas, ku melihat nya dan langsung melemparnya.
"Apa itu!??"
Mengerikaaaaan.
Itu memiliki hidung manusia, matanya seperti siput, mulut nya ada di mana mana, di belakang kepala nya ada muka manusia.
"Ini lebih ke rumah hantu ketimbang dungeon"
"Memangnya tadi apa yang kamu lawan"
"Makhluk pink nempel di atap"Tiba tiba ada seseorang pria mendekati kami, dia kelihatan umur 20 an dan berambut biru.
"Kalian salah, monster itu memiliki kemampuan menyebabkan ilusi jadi yang kalian lihat itu berbeda beda"
"Benar juga, yang ku lawan itu seperti kura kura" Ucap Zeno
"Kalau aku sebuah ular" Ucap Fierre
"Sebaiknya kalian kalau ke dungeon membawa obat anti halusinogen"
"Trima kasih atas saran nya"
"Yaah.. sama sama lagian sudah itu sudah tugas ku"Dia berjalan pergi.
"Baiklah ke topik utama jadi Riala, kamu mau membelikan kita rumah" Tanya Erisa.
"Ukh..."
"Kita kan hanya tinggal 5 tahun lagi, jadi kalau rumah nya di jual lagi harganya masih tetap tinggi"
"Baiklah baiklah"Akhirnya ku memberikan mereka uang, terserah mau rumah seperti apa yang mereka beli.
Aku menunggu di dekan pancuran air.
Tak lama kemudian Fierre datang.
"Disini kamu rupanya, ayo ke rumah kita"
"Ok ok"Aku berjalan mengikuti Fierre, lalu dia berhenti di depan sebuah rumah biasa saja, dengan 2 lantai, luas nya tidak seberapa.
"Berapa harganya ini?"
"Beserta perabot 7000 emas"
"Ooh.."
"Ini kembalian nya"
"Ok"Tak lama kemudian yang lain datang.
"Kurasa bakal rusuh kalau 14 tingggal seatap..." ucap Erisa.
"Kamu baru sadar??" Ucap ku.
"Ku akan sekamar dengan siapa?" Tanya Lawney.
"Yang pasti bukan dengan pria" jawab Gale.
"Ku juga tahu itu"Fierre mengambil kunci dan membuka pintu rumah itu, sesuai dugaan isi nya biasa saja, seperti punya ku.
"Hmm lumayan" ucap Xeion.
"Mirip, Riala" ucap Crinea.
"Hah? Mirip muka riala? Nyahahaha" ucap Erisa.
"Ku tabok muka mu ntar""Ok lantai satu ada dapur, ruang makan, ruang tamu, kamar mandi, ruang siaran dari penyiaran kerajaan"
"Fierre tunggu, maksudmu ada layar yang menayangkan sesuatu?"
"Iya kamu baru tahu?"
"Heeeeeeeeeeh!??"
"Di tiap kamar asrama ada satu, emang di kamar mu tidak ada"
"......"'Siala kalau tahu ku ngak bakal bosan tiap pagi nya'
"Ku kira Riala tidak suka nonton siaran" ucap Erisa.
"Terserah, sekarang ayo bagi kamar nya"Setelah agak lama berdebat akhirnya tertentukan.
"Asuka dan Riala di kamar khusus mereka karena mereka yang membeli rumah ini, kamar ke dua di isi Toru, Dariun, Dern, kamar ke tiga , Crinea, Erisa, Sheril, kamar ke empat Lawney, aku dan Dreina, kamar ke lima Gale, Zeno, dan Xeion"ucap Fierre.
Kami ke kamar masing masing, aku dan Asuka ke kamar kami.
Aku membuka pintu dan melihat kamar yang tersusun seperti kamar hotel bintang tiga di bumi.
"Wow ku rindu suasana ini, kasur putih, dinding kayu, interior minimalis, lampu sihir, keren ada lemari sihir pendingin juga, tapi tidak ada kamar mandi"
"Ini sudah cukup bagus untuk sebuah rumah 7000 emas master"
"Jangan jangan!?"Aku berjalan ke kamar yang lain.
Aku melihat kamar mereka seperti di asrama.
"Kami suka yang seperti ini" ucap Fierre.
"......"Aku pun berjalan ke bawah, aku penasaran dengan yang namanya ruang siaran.
Aku masuk ke salah satu ruangan dan melihat sebuah bola biru terpasang di ujung ruangan.
Aku menyentuh nya dan tidak terjadi apa apa.
Aku mengalirkan sihir dan tidak terjadi apa apa juga.
Akhirnya aku keluar.
"Oi Fierre ajari aku cara memakai nya"
"Tombol, cari tombol di dinding"Aku melihat lihat dinding dan menemukan sebuah tombol biru kecil, aku menekan nya lalu ku merasakan aliran mana di balik dinding yang mengalir ke bola biru, lalu sebuah layar sihir muncul.
[Sebulan yang lalu gereja utama St.Peak hancur, penyelidik hingga sekarang tidak mengetahui penyebab kejadian ini]
"Waw ada wartawan, ada pembawa acara"
"Seperti anak kecil melihat sirkus untuk pertama kali nya"Ku melihat ke belakang ada Dariun.
"Hei Dariun apa bisa ganti siaran?"
"Bisa, cari aja pengendali aliran mana nya"
"Seperti sebuah benda kotak?"
"Hmm... kamu bisa melihat aliran mana kan? Lakukan aja secara manual"Memang benar ku merasakan beberapa aliran mana terhenti, sekitar 10 aliran mana.
Aku memutuskan aliran mana dan menyambungkan nya dengan aliran lain.
"Waw drama"
"Hooh..."Tanpa sadar ku menonton sampai malam.
Besok pagi nya kami se geng, salah se... se... lupakan, kami berangkat ke sekolah.
Kami memasuki kelas baru kami, kelas 1-2-A.
Tak lama kemudian seorang pria berambut biru masuk.
"Salam kenal, aku Exaim Mirian, aku adalah wali kelas kalian serta guru kemampuan dan kemapanan sihir kalian"
------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm always unlucky in gacha, but i'm lucky for once and it change my life
Fantasía[completed] rine seorang gadis sma kelas 10 dia seorang otaku, gamers, wibu, dan shut-in dia bahkan bangga akan hal itu semua game yang di mainkan nya pasti ada fitur gacha dan dia selalu mendapat ampas atau sampah suatu hari dia meninggal karena ke...