JULUKAN

208 24 2
                                    

"Crinea lama tidak bertemu"

Aku melihat ke belakang, ada seorang gadis elf berambut biru, namanya Dreina.

"H.."
"Haah? Singkat amat jawabanmu, oh iya mau ada jumlah sihir original?, aku dah ada 4 buah"
"...."
"Kamu masih 1?"
"...."
"Tuh kan tebakan ku benar"
"Buku..."
"Huuuh?"

Ku mengeluarkan buku catatan ku.

"Milikku"
"...... yang benar saja"

Dia mengambil dan membaca isi bukuku.

"I-ini.. ku tidak pernah melihat semua lingkaran sihir ini"
"....."
"Bahasa apa ini? Apa ini benaran bisa di pakai?"
".... ku, lihatkan"

Aku menggambar lingkaran sihir itu.

"Hueeeh cepat sekali"
"....."

Aku mengambil 1 rumput.

"Metaform"

Rumput itu mejadi tanaman chomper.

"!?"
"Ini"

Dia memberikan buku ku lagi.

"Kakeeeeeeeeeeeeeeeeeeek!!!!!"
"Ah...."

Sekarang ku berada di kampung halaman ku, tanah para elf, memory forest.

Aku langsung mengerjarnya dan menutup mulutnya lalu ku masukan kutukan neraka.

"Hupph!!! HUEEAAAAAAAAAAAK!!!"

Para elf lain yang mendengar suara Dreina datang mencari tahu.

"Ada apa?"
"Makan, kutukan neraka"
"Woaaah Crinea!"
"Iya itu Crinea"

Aku langsung berteleportasi ke depan rumah ku.

Aku membuka pintu ku.

"Aku pulang..."

Tidak ada balasan.

Orang tua ku menghilang begitu saja, jadi ku anggap meninggal karena ku tidak bisa merasakan apapun dari barang peninggalan mereka.

Aku mengambil kertas dan menuliskan dilarang masuk dan menempelkan nya ke depan pintu rumah.

Alu lalu menggunakan all cleaning.

Tujuan ku pulang adalah untuk menghadiri perlombaan sihir original.

Alasan ku tidak ingin yang lain tahu karena mereka akan merebut semua yang ku punya, namun sekarang ku tidak takut lagi karena aku sudah jauh lebih kuat.

Kebanyakan elf itu haus akan kehormatan, jadi mereka akan melakukan apapun demi memenangkan lomba itu.

Hanya Dreina yang ku percayai, ku sudah menggunakan visible,truth ke semua elf, hanya dia yang benaran baik.

Lalu ku mendengar suara langkah kaki.

"Hei Crinea! Jahat sekali kamu memasukan kutukan neraka ke mulut ku! Padahal ku hanya bercanda tadi"
"Pergilah"
"Ku masuk"

Dia membuka pintuku, namun aku biarkan saja

"Aku kunci lagi ya"

Dia kemudian duduk di sofa.

"Apakah sekolah itu enak"
"Seru"
"Hoaah!?"
"Apa?"
"Kamu jadi lebih tinggi"
"...."
"Ku iri, ku ingin cepat besar sepertimu"
"Ku, bisa, lakukan"
"Benarkah? Coba lakukan"
"Time, ten year, up"

Aku menggunakan peloncat waktu ke dirinya.

"Woaah ku menjadi lebih tinggi"
"Time, normal"

Dia menyusut lagi.

i'm always unlucky in gacha, but i'm lucky for once and it change my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang