TEMAN

433 49 0
                                    

Aku bangun sekitar jam 4 pagi, ku berjalan ke kamar mandi kemudian menggosok gigi, lalu mencuci muka.

Karena masih sangat pagi ku keliling sekolah, ku ke area latihan dan ku melihat seorang laki laki yang kelihatan seumuran denganku, dia membuat beberapa bola api dan menembakannya ke boneka besi yang di pasang disana.

Aku melihat aliran mana nya sedikit kacau.

'Ku ajari atau biarkan?'

Orang itu menyadari kehadiran ku lalu melihat ke arah ku.

"Apa yang kamu lakukan disini"
"Melihat mu latihan dengan aliran mana yang kacau"
"Kamu bukan nya yang peringkatnya tanda tanya?"
"Iya"

Aku berjalan ke lapangan latihan.

Aku membuat bola api sebesar golf lalu menembakan nya ke arah boneka besi itu, boneka itu meleleh ketika terkena bola api ku.

"Hebat bola api sekecil itu bisa sangat panas"
"Aku memang lemah tapi ku aliran mana ku sangat stabil, konsentrasi ku juga sangat baik, dan ku berpengalaman, meskipun bola api itu kecil, mana di bola api berputar dengan cepat sehingga suhu nya meningkat"
"Benarkah ku akan mencoba nya"

Dia menutup matanya lalu aliran mana di sekitar tubuh nya menjadi lancar dan bercahaya.l

Dia membentuk sebuah bola api, berwarna biru, dia membuka matanya dan menembakkan nya ke bone besi yang lainl bola api itu menembus boneka besi itu dan mengenai dinding, dinding itu terbakar.

"Aaaah gawaat!"

Aku berjalan ke dinding yang terbakar itu lalu menggunakan freeze.

"Seperti itu, kalau kamu latihan setiap hari ku yakin ,ME mu dan semua sihir mu akan sangat kuat"
"Baik"
"Dan juga rahasiakan kekuatan ku dan yang ku ajarkan ini pada orang lain, ku tidak mau direpotkan"
"Ok"

Aku kemudian berjalan pergi

"Tunggu, nama anda Riala Dremia kan?"
"Iya, ada apa?"
"Anda menguasai teknik pedang sihir dremia kan?"
"Iya"
"Ku penggemar gaya pedang itu"
"Oho.. kalau begitu ku akan menunjukkan teknik ke 26 sword blast"

Aku memunculkan antagonism.

Aku memasukan mana ku ke kedua pedang ku

Aku melempar pedang yang di tangan kiriku lurus ke depan lalu ku berlari ke depan.

Kira kira ku berlari 10 langkah, aku mengambil pedang yang masih melayang karena aku lempar lalu ku menghentikan
lari ku dan tiba tiba area yang ku lewati muncul cahaya merah dan ungu lalu meledak membuat kilauan.

Sebenarnya teknik ini di gunakan untuk membantai tumpukan monster lurus, namun bisa juga untuk pertunjukan.

"Wooow keren"
"4 perak"
"Heeeeh!?"
"Bercanda"

Antagonism ku mengurai kembali menjadi mana, lalu ku berjalan ke rumah ku.

Aku melihat sekarang jam 5, Asuka masih tertidur, ku memasak nasi, yah ku tidak perlu kwatir terlambat karena sekolah mulai jam 8.

Aku kemudia menggoreng 2 butir telur, 1 untuk asuka

Setelah selesai ku membaca buku lagi.

Kemudian nasi nya matang, ku mengambil piring dan mengambil 2 centong nasi lalu mendinginkan nya dengan sihir angin, lalu ku memakan nya.

Setelah selesai ku mandi dan memakai set kerudung merah, rambut ku ku ikat ke belakang dengan pita coklat, lalu ku memakai jepit rambut.

Aku berjalan keluar rumah, aku membuat jam dari mana dan melihat masih jam 6.

"Sial!"

Aku berjalan ke belakang rumah dan melihat ada kolam.

"Kolam... biarkan saja"

Aku meninggalkan kolam itu.

Aku berjalan melewati jembatan tiba tiba ku merasakan sesuatu di belakang kepala ku, ada si mata setengah itu dengan tangan berasap.

Aku langsung berlari.

"Heeei!!! Tunggu!!"

Pria itu mengejarku, dengan PE 50 ku terkejar dengan mudah, akhirnya ku berhenti.

"Ada apa? Kenapa setiap hari melempari ku bola api?"
"Sebenarnya berapa ME mu"
"Hanya 40"
"Bohong"
"Benaran"
"Lalu kenapa peringkat mu tanda tanya?"
"Itu hanya angka"
"Ayolah beritahu aku"

Dia kemudian memeluk kaki ku.

"Hei kamu ini 13 tahun kenapa sampai segini nya?"
"Haaaah! Ku penasaran"
"Hei lepaskan"

Ikat rambut nya lepas dan rambutnya terurai.

"Hei tolong lepaskan"
"Aaah beritahu aku!!"

Aku menarik kerah nya agar dia lepas, namun yang terjadi baju nya robek setengah, ku melihat dia memakaikan perban di dadanya.

"Ooh.. cewe napa pakai baju cowo?"
"Aaah tidaaak ketahuan"
"Ku tidak memahami pola pikirmu"
"Ku ingin menyamar jadi pria agar bisa berguru dengan mu"
"Haah!? Kamu mau aku mengajarimu?, ku ini terlemah loh"
"Bohoong ku tahu, ku bisa melihat pengekang di daerah dada mu"

'Haah!? Kok... bisa dia lihat'

"Apa kemampuan ku?"
"Aku? Realita seeker"

'Sial!, kenapa bisa ada kemampuan mengerikan seperti itu'

"Karena kamu sudah tahu pengekang ku ini apa boleh buat"
"Yeaay!"
"Apa yang mau kamu pelajari?"
"Ku ingin cara menstabilkan mana"
"Hmmm, coba alirkan mana lalu buat sebuah fire ball"
"Ok"

Dia berdiri lalu dia membuat fire ball seukuran voli, lalu ku tersadar kalau dia hanya memakai perban di bagian atas nya, ku membuat baju yang sama seperti yang tadi dia pakai lalu menyuruh nya untuk memakai nya.

"Aliran mana mu cukup bagus"
"Benarkah? Tapi seseorang mengatakan aliran mana ku itu kacau balau"
"Yang kacau itu konsentrasi mu, kalau belum terbiasa coba latihan terus dengan menutup mata"
"Baik"
"Omong omong, namaku Riala, Riala Dremia, kalau kamu?"
"Aku Erisa Zerchain, panggil aja Erisa"
"Ok"

Aku melihat jam, masih jam 6 lewat 20 menit.

"Omong omong kamu gadis penyihir yang menyerang ku waktu di gerbang"
"Ah.. iya, maafkan aku"
"Tidak apa apa"
"Umm, Riala, maukah kamu menjadi teman ku?"

Aklu terdiam mendengar kalimat yang dia ucapkan.

"Teman..."
"..."
"Baik, mulai hari ini kamu teman ku"
"Yeaay!"
"Oh iya kamu tinggal di kamar ke berapa?"
"Aku... di usir teman sekamar ku, jadi semalam ku tidur di gudang"
"Haah!? Kenapa?"
"Mereka bilang aku lemah"
"Ayo buat mereka menyesal, ku akan melatihmu hingga menjadi sangat kuat"
"Yeaay"
"Sekarang tidur lah bersama kami di rumah kami"
"Kami?"
"Oh, iya!"

Aku mengajak dia ke rumah ku, lalu disambut Asuka.

"Siapa yang dewi bawa?"
"Asuka jangan memanggilku seperti itu jika ada orang lain"
"Maafkan aku"

Erisa melihat ke arah ku lalu dia terkejut.

"Aaah maaf kan aku dewi atas kelancangan ku tadi"

'Ah sial'

"Aah.. Erisa, Aku ini juga manusia tolong kembali seperti tadi"

Dia langsung melihat ke arahku.

"Baiklah"

Ucap nya sambil mengacungkan jempol nya.

"Asuka, dia teman ku, Erisa Zerchain"
"Oh baiklah"

Ku mengajak Erisa makan.

Setelah itu kami berangkat ke sekolah.

-----------------

i'm always unlucky in gacha, but i'm lucky for once and it change my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang