JANJI

197 24 2
                                    

"Aku dimana?"

Aku berdiri di pantai, terlihat ada matahari terbenam.

Tiba tiba ada suara orang memanggil ku.

"Gale, tunggu" suara itu terdengar seperti gadis kecil.

Aku melihat kebelakang dan melihat seorang gadis berambut biru yang familiar bagi ku.

"Kenapa kamu ada disini, ayo pulang"

Dia memegang tangan ku lalu menarikku.

tiba tiba ku melihat dinding putih.

"Haaah... mimpi"

Ku bangun lalu mencuci muka ku.

"Gadis itu siapa, kenapa ku seperti mengenalnya?"
"Ada apa Gale?" Tanya Noire di belakangku.
"Ku tadi bermimpi, mimpi itu seperti masa lalu ku"
"Hm.. bagaimana liburan nanti kamu pulang ke kampung halamanmu"
"Ooh ide bagus"

Kami berempat kemudian ke lapangan.

Lalu mendengar ceramah pak tua itu.

"Apa sebulan??" Ucap Myiles.
"Wow, liburan yang lama" ucap Vert.

"ini kesempatan yang bagus Gale"
"Ya Noire"

Besok nya aku memasukan barang barang itu ke tas ku dan pergi ke gerbang barat kota.

Aku menumpang di salah satu caravan.

"Ingat nak, kalau kamu tidak mampu melawan monster yang muncul kamu boleh kabur"
"Baik pak"
"Omong omong untuk apa kamu ke desa Verial"
"Ah itu kampung halaman ku"
"Ohohoho kamu terlahir di desa yang indah, ku terkadang beristirahat di pantai nya"
"Ya"

Tiba tiba paman itu menghentikan caravan nya.

"Sial bandit"
"Apa?"
"Cih 20 orang, sepertinya kali ini ku terpaksa memberikan caravan ini pada mereka"
"Tidak perlu"

Bandit itu mengepung dari depan, hanya bagian depan karena tidak mungkin caravan bisa memutar arah dengan cepat.

"Kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan kan pak tua?"

Aku turun dari caravan dan berjalan ke depan.

"Nak apa yang kamu lakukan??"
"Tenang saja paman, ku ini salah satu anggota team 1 di sekolah sihir"

Aku maju dan mengeluarkan tongkat kayu ku.

"Heh bocah apa yang bisa kamu.."
"Bacot"

Ku membuat tanah mereka menjadi lumpur hisap.

"Waaa"
"Tanpa merapal??"
"Jangan banyak bergerak kalian bakal makin cepat terhisap loh"

Setelah mereka terhisap setengah badan ku, ku membuat lumpur itu mejadi tanah kering lagi.

""Aaargh!""

"Paman ada pemberi sinyal ke main post kan?"
"Y-ya"

Kakek itu memecahkan sebuah bola.

"Beritahu saja kalau ada penyihir yang datang menyelamatkan, aku akan pura pura ketakutan di dalam caravan"

Aku masuk ke dalam caravan itu.

"Trima kasih toru atas latihan yang seperti neraka yang kamu berikan pada ku"
"Hmm?"
"Tidak"

Tak lama kemudian prajurit dari main post datang.

Ntah apa yang mereka bicarakan lalu prajurit itu membawa pergi para bandit itu.

Lalu kami melanjutkan perjalanan kami, kira kira ada 5 jam, aku tiba di kampung halaman ku.

i'm always unlucky in gacha, but i'm lucky for once and it change my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang