MENCARI TELUR(PART.3)

202 28 0
                                    

"Specter"

Tiba tiba badan aku terasa ringan, ku merasakan aliran mana di sekujur badan ku, lalu mana itu berubah menjadi baju kemeja biru, celana panjang biru dan jubah biru, lalu tongkat kayu ku berubah menjadi tongkat sihir sepanjang 40cm berwarna biru.

Aku mengambil tongkat itu dan membuat sebuah duri es tanpa merapal dan menembakan nya ke penghalang sihir itu, lalu ku naik ke darat.

"Kekuatan baru ku?"

Aku membayangkan pakaian ku hilang dan benaran hilang kecuali celana yang ku pakai sebelum nya, dah tongkat ku kembali semula.

"Specter"

Baju itu muncul lagi dan tongkat ku berubah.

Aku memutuskan untuk kembali seperti semula.

Aku memasukan telur hijau itu ke dalam tas sihir ku, namun telur nya keluar lagi.

'Sudah penuh ya'

Aku mengambil satu gulungan dan membukanya.

"Storage"

Tiba tiba semua telur di tas ku lenyap.

"Hoooh..."

Aku mengambil telur hijau yang tergeletak di tanah dan memasukan nya ke dalam tas sihir.

'Haah.. ku merasa lapar'

Aku mencari beberapa potong kayu, lalu aku mengeluarkan daging babi hutan itu dan menusuk nya dengan ranting tajam, lalu ku bakar sisa kayu nya dan memasak daging itu.

Setelah matang, aku memakan daging panggang itu.

lalu aku mencari telur lagi.

Sekitar 2 jam ku berkeliling hutan, ku menemukan 40 telur biasa, 10 telur kuning dari monster dan 3 telur hijau.

Dengan kekuatan baruku, aku bisa dengan mudah melewatinya semua jebakan maut itu.

Namun selama 2 jam itu ku tidak menemui orang lain kecuali 3 gadis itu.

"Apa kalian bertemu murid lain?"
"Tidak, kami juga tidak melihat telur bekas mereka jika mereka kalah"

'Apa yang terjadi?'

"Sebaiknya kita bersama sama dulu, sepertinya hanya tersisa kita ber empat di hutan ini" ucap ku.
"Baiklah kami ikut dengan mu"

Kami ber empat berjalan di hutan itu lalu menemukan dataran luas dengan telur telur bertebaran dimana mana.

"Apa ini?"

Di tengah telur telur itu berdiri seorang pria dengah rambut panjang acak berwarna merah.

Pedang nya berwarna merah darah.

"Akhirnya kalian datang juga"

Tiba tiba dia berlari ke arah kami ber 4.

"Kalian bertiga mundur!"

Aku menangkis pedang nya dengan tongkat kayu ku.

"Tongkat ini bukan dari kayu kan?"
"Ini kayu"

Aku menendang perut nya dan mundur.

"Kamu yang membunuh semua siswa?"
"Ya benar"
"Tapi kenapa!?"
"Untuk mencari telur warna warni"
"Jadi kamu membunuh semua siswa ini untuk mencuri telur nya?"
"Kamu salah, orang itu bilang jika kita mendapat telur warna warni kita di pastikan menangkan? Berarti kita harus membunuh semua orang dan jika semua terbunuh maka akulah yang menang"
"Kurasa kamu salah"
"Tidak! Aku benar!"

Dia menerjang ke arah ku lagi.

Tebasannya semakin kuat.

'Sial kalau begini terus ku bisa terbunuh'

i'm always unlucky in gacha, but i'm lucky for once and it change my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang