empat belas

3.2K 86 3
                                    

Sesuai ucapan Ray siang tadi. Setelah Rica mengirimkan alamat rumahnya, tidak lama kemudian mobil hitam berhenti tepat di depan rumah Rica dimana sang pemilik sudah berdiri di depannya.

Malam ini Rica memakai dress di bawah lutut berwarna merah muda, namun tidak terlalu terang dan mencolok. Dress yang di gunakannya hanya memiliki lengan sampai pundaknya saja, rambutnya yang di gerai tidak sengaja langsung memperlihatkan kesan menawan di dirinya.

TID!

Suara klakson mobil berhasil menyentak kesadaran wanita itu. Kaca mobil perlahan di turunkan yang langsung saja memperlihatkan si pemilik nya. Selama tiga detik Ray terdiam memandang Rica yang masih berdiri di luar menghadap pintu mobilnya, sebelum akhirnya suara Rica menyadarkan lamunan Ray.

"Ada apa pak?" tanya Rica karena merasa aneh dengan tatapan bos nya itu.

Samar-samar Ray menggelengkan kepalanya dan mengalihkan tatapannya ke depan."masuk."titahnya dingin.

Tanpa menunggu lagi Rica langsung saja masuk ke dalam mobil dan tidak lupa memakai seatbelt untuk keamanan.

Mobil di lajukan dengan kecepatan di atas rata-rata. Jalanan kota cukup padat, mengingat ini kota sibuk yang dimana para manusia penggila kerja tidak akan mengenal waktu untuk istirahat, tidak pagi siang sore malam bahkan subuh, mereka masih sibuk bekerja.

Mobil Ray berhenti tepat di depan pintu masuk hotel bintang lima, mereka berdua keluar dari dalam mobil. Ray menyerahkan kunci mobilnya ke penjaga khusus memarkirkan mobil tamu. Ray berdiri tepat di samping Rica sebelum akhirnya mereka berjalan masuk ke dalam.

"Selamat datang, Tuan Walker." sambut pria yang berdiri tepat di depan pintu masuk.

Ray mengangguk singkat untuk menerima sambutan itu, lalu berjalan masuk ke dalam hotel yang terbilang sepi di lantai satu.

Aula acara ada di lantai tiga gedung hotel. Sampai nya mereka di lantai tiga tepat di ruangan acara yang banyak orang-orang yang keluar maupun masuk dari dalam sana, Ray berjalan menelusuri aula itu dengan Rica di belakangnya.

"Selamat datang, tuan Walker. Terimakasih sudah hadir dalam acara ku ini."Sambut pria yang umurnya sudah di pertengahan tiga tahun.

"Selamat malam, tuan Binnie." Ray sedikit menunduk sebagai tanda hormat karena pria di depannya itu jauh lebih tua darinya.

"Kau datang bersama kekasih mu?" tanya Mr. Binnie melirik ke arah Rica yang berdiri di belakang Ray.

Ray menoleh ke belakangnya tepat ke Rica yang sedang berdiri tegap."Bukan. Dia sekertaris ku,"ucap Ray."Rica perkenalkan dirimu."suruh Ray ke Rica.

Rica maju selangkah untuk berhadapan langsung dengan rekan bos nya itu.

"Selamat malam, tuan. Saya Ricanda sekertarisnya tuan Walker." ucap Rica sedikit menunduk dan tersenyum ramah.

"Ricanda..nama yang bagus."ujar Mr. Binnie."sepertinya kau masih muda."

Rica tersenyum."Bisa di bilang begitu, tuan." jawabnya sopan.

"Wow, sepertinya umur kalian tidak jauh?? Kenapa tidak berpacaran saja? Kalian masih sangat muda untuk terikat dalam satu pekerjaan."ujar Mr. Binnie sedikit bergurau."kau pasti tersiksa bekerja dengannya." bisik Mr. Binnie ke Rica.

Ray memutar bola mata nya malas, pembahasan seperti ini tidak cocok untuknya.

"Hahaha, saya lebih memilih bekerja. Soal kekasih biar tuhan yang memilihnya." ucap Rica masih sopan.

"Hahaha, gadis pintar." Mr. Binnie tertawa jenaka menanggapi Rica.

"Sudah mengobrolnya? saya harus pergi." ucap Ray dingin.

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang