Untuk para pembaca di harapkan untuk men-Vote cerita yg kalian baca sekarang.
Hargai karya aily dong:(
Masa dah cape-cape bikin cerita kgk di vote:(Voment nya bebep bebep quhh'_'
↓↓↓
"Selamat pagi." salah satu karyawan menyapa Rica yang baru saja masuk ke dalam lift.
"Selamat pagi." balas Rica, sedikit menundukkan kepalanya sebagai hormat.
Pintu lift tertutup setelah salah satu karyawan di dalam sana menekan tombol angka tiga dan naik. Suasana di dalam lift hening, tidak ada yang berbicara sama sekali. Semua nya fokus masing-masing, begitu juga Rica yang fokus menatap pantulan dirinya dari pintu lift yang memantulkan penampilannya pagi ini.
Tidak lama pintu lift terbuka, dua orang yang ada di dalam lift keluar dan di gantikan oleh satu orang pria yang masuk ke dalam nya dan berdiri di samping Rica.
Pria itu menekan tombol angka sebelas, suasana di dalam lift kembali hening. Sampai tidak terasa pintu lift terbuka tepat pada lantai sebelas, dan tiga orang keluar dari dalam sana dan tersisalah Rica seorang diri.
Baru saja jari telunjuk Rica akan menekan tombol lantai lima belas, di mana lantai ruangannya dan juga bos nya. Tapi pergerakan tangannya terhenti saat sebuah suara memintanya untuk mengurungkan niatnya.
"Tunggu!"
Rica menjauhkan jari telunjuknya dari tombol-tombol lantai di samping pintu lift, keningnya mengerut. Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menghampiri Rica, lebih tepatnya memasuki lift.
Pria itu berdiri di samping Rica dengan nafas yang tidak beraturan akibat berjalan tergesa-gesa. Pandangan Rica masih tertuju pada pria di sebelahnya, karena merasa heran.
"Rica?" wajah pria itu terlihat terkejut saat melihat siapa wanita di sebelahnya.
Rica terkekeh geli, pantas saja dirinya merasa heran dengan pria di sebelahnya ini. Toh ternyata pria itu adalah Van, teman satu kantornya.
"Oh, hai Van." sapa Rica dengan ramah.
Van tertawa kecil, karena baru sadar juga kalau wanita yang dirinya hentikkan tadi ternyata Rica.
"Hai juga, Rica." balasnya, tangannya menekan tombol lantai lima belas."Ku kira yang di dalam lift siapa, eh–tau nya kamu." gurau Van.
Rica kembali tertawa kecil."Ku kira juga siapa. By the way, mau ke ruangan bos??"
Van mengangguk."Iya. Sekalian bareng? Heheh..."
"Satu lantai, Van." jawab Rica.
"Ahhaha, aku lupa." pria itu tertawa renyah.
Ting!
Dentingan suara pintu lift yang terbuka membuat keduanya beralih menatap ke depan untuk melihat siapa yang baru saja menghentikkan lift di lantai tiga belas.
Begitu tau siapa yang berdiri di depan lift, Rica memilih untuk sedikit mundur kebelakang yang membuat Van bingung. Orang itu masuk ke dalam lift dengan wajah sok angkuh nya, dengan dagu nya yang di angkat ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
what's wrong with Mr. Walker ?!
RomanceGilbert Ray Walker. CEO muda dan tampan yang harus terjebak dalam perasaan lama yang harus kembali lagi akibat mantan jaman sekolah nya kembali datang dalam kehidupannya. Tidak, bukan mantannya yang sengaja kembali kepadanya. Dengan hal itu semua ke...