dua satu

2.7K 95 4
                                    

Hai! Udah lama gak update cerita mas Ray, gimana ada yg nungguin?? Klo ada syukur, klo gk ada ydh heheh.

Btw maap ya jarang update soalnya aku lgi pusing sama cerita ini, lupa alur di tambah catatan tentang cerita ini ilang :(

Ini juga baru inget beberapa alur sama karakter-karakter di cerita ini, tadi nya sih aku mau niatan hapus cerita ini tapi pas liat yang baca lumayan nambah dan yang vote sedikit naik walaupun bnykn yang baca di banding yang vote, tapi aku seneng ternyata cerita abal-abal ku ini masih ada yg minat :)

Syukur dehhhh
Tapi maap ya kalo update nya lama-lama,  soalnya masih bingung jga sama ceritanya padahal aku yg buat cerita ini tpi aku sendiri yg bingung :(

Yaudah deh jgn bnyk bacod lagi, pake D.
Langsung cuss baca dan jgn lupa kasih Vote sama komennya biar aku nambah semangat lanjutin cerita ini :)

Lupyu kalian 🙆💜


......




"Mamah tenang aja, Rica pasti pulang awal dan segera pergi menemui mamah. Iya mah, Rica juga kangen sama mamah. Mau nitip apa, mah? Biar nanti sekalian Rica bawain. Oke deh, mamah cepet sembuh ya. Hm, see you." senyum senang terukir di bibir tipis Rica.

Perasaannya membaik begitu bisa mendengar suara seseorang yang sangat dirinya cintai dan juga sayangi. Sudah cukup lama Rica tidak mendengar suara lembut sang ibu, karena Nayya—sang ibu, belum sepenuhnya pulih. Dan ini baru pertama kalinya dari sekian lamanya Rica bisa mendengar kembali suara Nayya yang sangat-sangat dia rindukan.

Selama ini suara yang selalu Rica dengar ketika berbicara dengan ibunya hanyalah suara parau yang terdengar pelan, tapi kali ini tidak. Nayya sudah bisa berbicara seperti biasanya, tanpa harus terdengar seperti orang yang sedang menahan sakit.

Tidak perlu berfikir lama lagi yang kebetulan pekerjaannya sudah selesai, Rica memutuskan untuk pulang lebih awal dengan perasaan yang sangat bahagia. Senyumnya terus saja mengembang, senyuman yang sudah lama tidak ia perlihatkan lagi setelah kehidupannya berubah.

Tangan lentiknya memasukkan beberapa barang yang harus di bawa pulang. Begitu tangannya baru saja mau mengambil ponselnya yang bertepatan juga dengan nada dering panggilan masuk dari seseorang.

Rica langsung mengangkat panggilan tersebut begitu tau siapa penelponnya.

"Hallo."

"Bawakan saya kopi, jangan terlalu manis." pinta Ray, dari sebrang sana.

Wanita itu hanya bisa menghela nafas, baru saja dirinya akan segera pulang untuk menemui ibunya tetapi harus terhalang dulu oleh perintah sang bos.

Baiklah, mungkin tidak apa-apa hanya memakan waktu beberapa menit saja untuk membuat kopi dan memberikkannya kepada Ray, baru setelahnya ia akan segera pulang.

"Iya, pak." balas Rica, dan panggilan pun di akhiri.

Rica mengambil tas selempang nya dan memasukkan ponsel kedalamnya, setelah itu kakinya langsung melangkah pergi menuju dapur kantor untuk membuatkan Ray kopi. Untung saja dapur nya berada di lantai lima belas satu lantai dengan ruangannya, jadi tidak membuatnya menghabiskan banyak waktu.

Kurang dari lima menit Rica pun selesai membuat kopi untuk sang bos, dan langsung saja di bawa ke ruangannya.

Tok! Tok! Tok!

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang