dua sembilan

2K 93 6
                                    

Votenya bund~


↓↓↓

Ray terbangun dari tidurnya saat merasakan ponsel yang ia simpan di nakas samping kasur bergetar panjang, bertanda ada panggilan masuk untuknya.

Dengan mata sipit tangan Ray meraba nakas itu sampai mendapatkan benda pipih menyentuh telapak tangannya, langsung saja Ray mengangkat telfon itu tanpa melihat nama si penelfon.

"Halo." ujar Ray saat sudah tersambung, dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ray? Kau bisa menjemputku sekarang?"

"Siapa?" tanya Ray, masih belum sadar dengan suara di sebrang sana.

"Lho? Ini aku, Rica. Kamu sibuk? Kalau sibuk yasudah, aku bisa pulang sendiri. Kau selesaikan dulu pek—"

Cepat-cepat Ray memotong ucapan Rica."Aku tidak sibuk, aku akan menjemput mu. Kau tunggu di sana, hm?"

Ray sadar saat tau si penelfon itu adalah Rica, makannya dia langsung cepat-cepat memotong ucapan Rica di sebrang sana.

Belum sempat Rica membalas ucapannya, Ray lebih dulu memutuskan sambungan secara sepihak.

Ponsel itu ia simpan kembali di atas nakas, kepalanya menoleh ke samping mendapatkan Krystal yang masih tertidur pulas dengan badan polos yang hanya di tutupi oleh selimut saja.

Ray diam sejenak, mengingat kejadian bermainan dengan wanita itu beberapa jam yang lalu. Matanya membola saat teringat ucapan terakhirnya, sebelum tertidur pulas.

"Sial! Kenapa pikiranku di penuhi oleh Rica?!" gerutu Ray, mengingat ucapannya pada Krystal sebelum tidur tadi.

Tanpa berlama-lama lagi Ray bangkit dari ranjang, berjalan mengambil celana dan juga kaosnya yang tergeletak mengenaskan di lantai. Lalu membawanya masuk kedalam kamar mandi.

Sekitar dua puluh menit Ray membersihkan badannya di dalam kamar mandi, dan kini tubuhnya sudah kembali segar dengan dibalut kembali oleh pakaiannya.

Kakinya melangkah mendekati ranjang, mengambil ponselnya lalu mengutak-atikan sesuatu di sana.

Selesai dengan urusan itu, Ray pun menoleh pada Krystal yang baru saja menggeliatkan badannya.

"Aku sudah mentransfer bayaran mu seperti biasa." ucap Ray, entah di dengar oleh Krystal atau tidak.

Tidak ingin berlama-lama lagi karena takut Rica menunggu lama, Ray langsung berjalan keluar dari dalam kamar meninggalkan apartemen milik Krystal.

Sekitar sepuluh menitan Ray menempuh perjalanan dari apartemen Krystal menuju rumah sakit, sampai akhirnya mobil hitam milik Ray berhenti tepat di depan pintu masuk rumah sakit. Yang di depannya sudah terdapat Rica.

Ray menurunkan kaca mobilnya agar Rica sadar. Dan benar saja, Rica langsung mendongakkan kepalanya menatap mobil di hadapnnya yang ternyata adalah Ray.

Rica pun berjalan menghampirinya, masuk ke dalam mobil dan tidak lupa memasang seatbelt untuk keamanan.

Ray kembali melajukan mobilnya bergabung dengan kendaraan lain di tengah jalan raya yang padat.

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang