tigapuluh

2.5K 96 6
                                    

aku update sekarang yaa untuk menemani hari libur kalian wkwk

Votenya tetep jgn di lupakan ya bund~
Happy weekend and happy reading bund~




↓↓↓






Rica melepas paksa ciuman mereka, walaupun dengan usaha yang tidak mudah karena tubuh Ray lebih kuat darinya.

Begitu ciuman mereka terlepas, Rica langsung menatap tajam pria di hadapannya.

"Apa yang kau lakukan, Ray?!" hardik Rica, mulai emosi.

Ray mejauhkan badannya dari Rica, menatap mata wanita itu dengan tatapan sendu. Tangannya mengusap gusar wajahnya, lalu mengacak rambutnya dengan kesal.

"Ray! Kau sadar ini kantor?! Apa kau tidak berfikir kalau tiba-tiba saja karyawan mu datang?! Ini masih jam kerja, Ray!" bentak Rica, karena habis fikir dengan pria itu yang seenaknya menciumnya di saat jam kerja.

Pria itu tidak langsung menjawab, wajahnya benar-benar terlihat sangat gelisah dan keringat tidak berhenti bercucuran dari pelipisnya. Padahal AC diruangannya sudah full, bahkan kalau ada orang yang masuk kedalam sana pasti langsung merasa kedinginan.

Ray kembali mendekati Rica, tangannya memegang kedua tangan Rica. Matanya menatap dalam wanita itu dengan tatapan yang sulit tuk di artikan.

Rica masih menatap kesal pria di hadapannya, karena kembali melakukan hal seenaknya. Tapi wajah gelisah dan tatapan sendu yang di lihatkan oleh Ray berhasil membuat Rica khawatir sendiri, jika sesuatu terjadi padanya.

"Are you okay??" tanya Rica dengan suara yang melembut, tangan kanannya beralih menangkup pipi Ray.

Pria itu memejamkan matanya merasakan sentuhan yang diberikan Rica pada pipinya, tenggorokannya terasa kering dan sulit sekali untuk mengeluarkan kata-kata menjawab pertanyaan Rica.

Pikiran Ray sudah bermain kesana kemari, membayangkan tubuh polos Rica yang ia kurung di bawahnya. Dan juga bayangan bagaimana Rica mendesah nikmat saat mereka bersatu.

Bayangan-bayangan tak patut itu muncul dalam pikiran Ray tanpa di mintanya, nafasnya mulai memburu dan seperti ingin melakukan kegiatan intim bersama wanita di hadapanya sekarang.

Ray membuka mata, mendapati Rica yang masih duduk di atas meja menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Ray, kau baik-baik saja 'kan??" tanya Rica terdengar khawatir sekali melihat keadaan Ray yang tidak seperti biasanya.

Tanpa banyak berbicara pria itu langsung memeluk tubuh Rica, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Rica. Menghirup dalam-dalam aroma khas wanita itu seraya memejamkan matanya menikmati.

Rica membalas pelukan itu dengan sedikit terkejut, tangannya mulai memeluk tubuh kekar Ray dan mengelus pelan punggungnya.

"Aku mohon.... Bantu aku." lirih Ray dengan gumaman di telinga Rica.

Tubuh Rica menegang dan merinding saat Ray mulai menciumi area lehernya, memberinya kecupan demi kecupan dan juga menghisapnya seperti seorang vampir.

"Akhh! B–berhenti, Ray." ucap Rica, berusaha menjauhkan wajah Ray dari lehernya.

Ray tidak menurut, pria itu justru semakin mengeratkan pelukannya dan juga semakin gencar menciumi leher Rica yang kini sudah membuatnya menjadi candu.

Rica menggigit bibir bawahnya, menahan desahan agar tidak keluar dari mulutnya. Kedua tangannya mencengkram kuat kemeja belakang Ray, menyalurkan apa yang sedang ia rasakan.

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang