vote nya baybihhh.....↓↓↓
PLAK!
"Brengsek!"Sentak Rica."Aku bukan wanita murahan yang seenak nya kau perlakukan seperti itu! I'm not your bitch!!!"
Untuk kedua kalinya Ray di tampar oleh wanita yang sama. Rasa panas dan perih menjalar di pipi kirinya yang baru saja di tampar oleh wanita di hadapannya itu.
Rica mendorong tubuh Ray untuk lebih mudah membebaskan dirinya dari kungkungan pria itu. Dengan tangan yang terkepal dan mata yang berkaca-kaca Rica berjalan pergi dari sana.
"Tunggu, Rica!" Ray menahan pergelangan tangan Rica yang langsung saja di hempaskan kasar oleh nya.
"Don't ever touch me! did you forget that sir?" Kata Rica penuh penekanan.
"I'm so sorry. I didn't mean to harass you—arghh! I'm so sorry...." Ray terlihat bingung dan frustasi begitu menyadari apa yang baru saja dia lakukan.
"What?! Don't you mean?? Cih! for no reason I know what you will do to me!!" ucap Rica tajam.
"Shit! Kewarasan ku pasti hilang!"umpatnya."Aku minta maaf, tapi aku tidak ada maksud mele—"
"Jerk will always be a jerk!!"Potong Rica dengan hardikkannya.
Air matanya lolos karena amarahnya. Lagi-lagi Ray membuatnya menangis dan kembali lagi Ray membuat Rica terhina.
Setelah berucap seperti itu Rica langsung berjalan sedikit lari keluar dari dalam ruangan itu dengan air mata yang terus keluar membasahi pipinya.
"Sialan!! Arghhh!!! Brengsek!!!" Ray mengacak rambutnya seraya menggeram frustasi.
"What do you think, man?!" Geram nya kesal dan merasa brengsek.
Walau sudah brengsek:)
…
Ray berjalan untuk kembali ke dalam ruangannya, namun langkahnya terhenti begitu melihat meja sekertarisnya yang di tempati oleh Rica kosong.
"Kemana dia?? Apa aku membuat nya terluka?? Arghh, sialan!"gumamnya.
Kakinya kembali melangkah hendak membuka pintu ruangannya, tapi lagi-lagi langkahnya terhenti tepat tangannya memegang gagang pintu karena deringan telefon masuk yang bersumber dari meja Rica.
Kepalanya kembali menoleh ke meja Rica. Beberapa menit Ray diam memandang meja itu berharap si pemiliknya datang atau panggilan masuk itu terhenti. Namun, nyatanya sampai di menit ke tiga panggilan itu tidak berhenti sampai pemiliknya pun tidak kembali-kembali.
Ray membuang nafas berat, kakinya melangkah ke meja Rica dan langsung mengangkat telefon kantor yang di meja Rica.
"Hallo?"
"Hal—pak Walker?" jawab di sebrang sana sedikit jeda.
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
what's wrong with Mr. Walker ?!
RomanceGilbert Ray Walker. CEO muda dan tampan yang harus terjebak dalam perasaan lama yang harus kembali lagi akibat mantan jaman sekolah nya kembali datang dalam kehidupannya. Tidak, bukan mantannya yang sengaja kembali kepadanya. Dengan hal itu semua ke...