sembilan belas

2.8K 83 5
                                    

Setelah pulang dari rumah sakit, Rica kembali ke kantor sedangkan Ray harus segera pergi ke tempat lain untuk menemui client nya. Baru saja kakinya hendak melangkah masuk ke dalam lift, tiba-tiba saja tangannya di tarik oleh seseorang dan membawanya ke dalam tangga emergency.

Tangan Rica langsung saja di hempaskan kasar oleh orang itu, yang membut Rica meringis sakit karena cengkraman nya.

"Ada hubungan apa kamu sama pak Ray?!" sentak Marry, yang membuat Rica terkejut.

Yang baru saja menarik tangan Rica sampai membawanya ke dalam tangga emergency, orang itu adalah Marry. Emosinya mulai tersulut karena karyawan wanita di kantor mulai bergosip tentang rumor kedekatan Ray dan Rica, dan itu membuat Marry kesal. Pasalnya dia lah yang sudah lama mendekati Ray, tapi kenapa Rica yang sepertinya berhasil mendapatkan hati Bos muda nya?? Mengingat kalau Rica merupakan sekertaris baru nya yang belum lama bekerja di sana.

Rica balik menatap Marry dengan wajah bingung."Maksud mu??"

"Cih—tidak usah sok lugu! Kau punya hubungan apa dengan pak Ray?!" desaknya lagi.

"Kita tidak ada hubungan apa-apa, memangnya kenapa??" tanya Rica masih merasa bingung.

Marry tersenyum miring."Bagus kalau gitu, berarti aku masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan hati pak Ray."

"Dan kau—" Marry menunjuk wajah Rica."—Jangan pernah dekat-dekat dengan pak Ray, karena dia hanya untukku!"

Marry mendorong bahu Rica sampai membuatnya mundur beberapa langkah karena dorongan Marry. Setelah berucap seperti itu, Marry langsung berjalan pergi meninggalkannya.

Brak!!

Dentuman keras bersumber dari pintu yang di tutup kencang membuat Rica terjengat kaget, tangannya terangkat untuk menutup wajahnya lalu mengusapnya secara perlahan. Rica tidak begitu memikirkan ucapan Marry, dia tidak peduli dengan apa yang wanita itu ucapkan ataupun ancamannya.

Karena, tidak perlu di peringatkan pun Rica akan menjauh dari Ray, hanya saja Ray lah yang selalu mendekati nya.



...





Jam kerja telah usai, tapi Ray masih sibuk berkutat dengan laptop nya dan beberapa berkas yang sedang ia kerjakan. Pakaiannya cukup berantakan, dasi sudah tidak terpasang secara benar dengan kedua kancing atasnya yang terbuka memperlihatkan setengah dada bidangnya.  Kedua lengan kemeja panjangnya ia gulung sampai sikut, yang memperlihatkan lengan nya dengan urat-urat yang menonjol seakan ingin keluar dari dalam kulit.

Ray menghembuskan nafas berat, punggungnya bersandar pada sandaran kursi kerjanya. Matanya terpejam untuk mengurangi rasa lelahnya. Sekarang sudah hampir tengah malam, tapi pekerjaannya belum juga selesai-selesai. Ray berniat untuk menyelesaikan pekerjaannya malam ini, agar besok pagi bebannya sedikit berkurang.

Pintu ruangannya terbuka yang memperlihatkan wajah seseorang yang membuat rasa lelah seorang Ray hilang seketika. Rica, wanita itu menonjolkan kepalanya ke dalam ruangan sang bos.

Wanita itu juga ternyata sedang lembur, yang Ray kira kalau wanita itu telah pulang sesuai jadwal seperti biasanya, tapi ternyata perkiraannya salah.

"Bapak lembur??" tanya Rica. Masih dengan posisi awalnya, hanya kepala yang ia masukkan ke dalam ruangan Ray, yang membuat pria itu terkekeh geli.

"Hm, masuk lah." ucap Ray, mempersilahkan Rica untuk masuk.

Wanita itu menurut dan membuka pintu lebar-lebar, lalu masuk kedalam nya dan kembali menutup pintu dengan pelan. Kakinya melangkah menghampiri meja Ray.

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang