empat

5.6K 128 1
                                    

Mr. Jun room.

"Huuffftt......" Rica membuang nafas perlahan untuk menghilangkan rasa gugupnya, dirinya sudah berdiri di depan pintu ruangan Jun. Tidak menunggu lama lagi Rica langsung mengetuk pintunya.

Tuk! Tuk! Tuk!

"Masuk!!" suara dengan sedikit teriakan dari dalam mengintrupsi Rica untuk masuk ke dalam ruangan itu.

Cklek.

Rica membuka pintu berwarna hitam itu dan kembali menutupnya. Perlahan Rica melangkahkan kakinya sampai tepat di depan meja yang kursinya di duduki oleh sang pemilik ruangan.

Mr. Jun

Rica melirik nama identitas manager itu yang ada di meja tertulis di sebuah batu berwarna hitam dengan namanya di sana.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Jun sopan.

"Saya dengar di sini ada lowongan kerja sebagai Sekertaris CEO, saya ingin melamarkan kerja di sini."Jelas Rica sopan.

"Oh, benar. Anda membawa persyaratan nya? Boleh saya lihat?" Jun mengambil bolpen nya seraya meminta persyaratan yang di bawa oleh Rica.

"Sebentar." Rica membuka tas nya dan mengeluarkan beberapa berkas dari dalamnya lalu menyerahkannya pada Jun.

"Silahkan duduk." Jun mempersilahkan Rica, setelah mengambil benda yang di pinta, barulah Jun membukanya dan melihat-lihat identitas yang telah wanita itu bawa.

"Ricanda Nay Smith, kelahiran tahun 98. Umur anda 22 tahun?" tanya Jun tidak menyangka.

Rica mengangguk kecil. "Iya, pak."

"Wah, apa kau baru saja selesai kuliah?"

"Saya lulusan tahun kemarin, pak."

"Oh... apa kamu sanggup menjadi sekertaris yang pekerjaan nya cukup berat?"

Rica diam beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum kecil dan mengangguk Pasti. "Siap, pak."

Jun mengangguk-ngangguk dan kembali melihat identitas Rica. "Umurmu masih terbilang muda, dan di umur dua puluh dua tahun adalah umur yang tersulit untuk di jalankan." Celoteh Jun, ia kembali menatap Rica.

"Haha, anda benar. Tapi saya bisa mengatasi masa-masa itu dengan pekerjaan." Jujur Rica.

"Baiklah, anda bisa mengisi formulir ini. catat nomor telefon anda di sana, jika anda di terima maka saya akan menghubungi anda via telefon. Saya akan memberitahukannya setelah jam makan siang berakhir." jelas Jun, tangannya kembali membereskan kertas-kertas itu dan di kembalikan ke pemiliknya.

"Baik,pak." Rica mengisi formulir yang di berikan, tidak lupa memberikan nomor telefon nya juga. Baru setelah selesai kertas itu ia kembalikan kembali pada Jun.

"Oke, anda bisa keluar." titah Jun, Rica mengangguk dan berdiri.

"Saya permisi, pak." pamit Rica sopan.

Langkah kaki terdengar di koridor lantai sebelas, dengan santai dan perasaan sedikit lega walau masih di dominasi dengan ketegangan, Rica berjalan menuju Lift untuk keluar dari kantor besar itu.

Rica memberhentikan langkahnya tepat di depan lift yang masih tertutup, jari nya menekan tombol panah turun.

TING!

Dentingan pintu lift terbuka, hanya ada satu orang di dalam lift seorang pria dengan setelah jas rapihnya berdiri tegap di dalam sana.

Rica masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol bertulisan angka satu. Pintu lift kembali tertutup, kini suasana di dalam lift menjadi hening dan sunyi.

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang