tiga enam

1.3K 49 3
                                    

haii gk kerasa bentar lgi pergantian tahun, perasaan kaya bru kemarin tahun 2020 eh lusa udah 2021 aja 😀

maap klo up suka lama banget hehe soalnya lgi ngumpulin nyali buat update, krna lgi sakit hati sma wp :)

janlup vote komennya okey dokey yo — !

janlup vote komennya okey dokey yo — !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

↓↓↓








"Wow! Aku tidak menyangka kau secerdik ini, Van!" seru Marry, menatap bangga pada pria di hadapannya. "Ku kira kau akan tergantung padaku jika dalam hal seperti ini."

Pria itu yang tak lain adalah Van tertawa kecil, tersenyum membanggakan dirinya sendiri.

Ya, mereka berdua lah yang memiliki siasat untuk memisahkan Ray dan Rica, dengan masing-masing tujuan yang tak beda jauh.

Keduanya sedang berada di salah satu cafe dekat kantor, setelah jam kerja selesai, keduanya memutuskan untuk mengobrol sebentar menikmati sore hari menjelang malam.

"Kau jangan meremehkan ku, Marry. Aku bisa lebih cerdik dari mu." sahutnya penuh kebanggaan.

Marry tertawa kecil. "Keraguan ku ternyata salah." Van ikut tertawa, lalu Marry kembali bersuara. "By the way. Kau mengajak Rica ke hotel, apa saja yang kalian lakukan?? Apa kau sudah mencoba tubuhnya??"

Gerlingan mengejek Marry lemparkan pada Van, yang di balas senyuman miring. "Aku tidak melakukan apa-apa, kami ke hotel karena adikku meminta bantuan. Dan itu bukan termasuk dari rencana ku."

"Wow! Pantas saja wajah Rica biasa saja, ku kira kalian sudah melakukan itu." celetuk Marry dan tertawa mengejek. "Lalu, soal Ray melihat kalian berdua di hotel... Itu bukan dari rencanamu juga??"

Van menggelengkan kepalanya. "Bukan. Aku pun terkejut saat melihat Ray di sana, di lantai kamar adikku. Tapi aku pura-pura tidak melihat, dan mendekati Rica."

"Wo! Wo! Wo! Ini kebetulan yang sangat ajaib. Kau lihat bukan, Ray memarahi Rica di ruangannya. Hahah, aku merasa menang melihat itu." ucap Marry, matanya berbinar menyiratkan kemenangan.

Van menyeruput minumannya, lalu kembali bersuara. "Kita tinggal satu langkah lagi, karena mereka berdua sudah memberi jarak satu sama lain."

"Itu tugasku. Karena malam ini aku punya rencana baru, dan setelah malam ini kita bisa menikmati milik kita yang sebenarnya." seringaian jahat muncul di wajah Marry, melihatkan betapa liciknya wanita itu. Van hanya bisa menggelengkan kepala, ia akan menyerahkan semuanya pada Marry.







...










Ray pulang ke rumahnya saat jam menunjukkan pukul lima sore. Sebelum pulang Ray berusaha untuk menjelaskan dan meminta maaf pada Rica, tapi sayangnya Rica selalu menghindar tanpa menatap matanya.

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang