dua tujuh

1.8K 77 5
                                    

huhu aku seneng akhirnya makin bnyk yg minat sma crita aku, mksih jga yg udh ksih support heheh lupyu kalian semuah ❤

Btw votenya jgn di lupakan bund~
Happy reading — ♡






↓↓↓





Setelah mengantarkan Kia ke apartemen barunya, Ray memutuskan untuk mampir ke rumah Rica. Berharap wanita itu ada di rumahnya, tanpa memberitahukan pada si pemilik kalau dirinya akan datang.

Mobil hitam mengkilap mewah berhenti di depan rumah minimalis, terparkir di depan halaman rumah tersebut.

Ray keluar dari dalam mobil, keningnya berkerut saat melihat si pemilik rumah sedang mengunci pintu rumahnya itu.

Kaki Ray melangkah mendekati Rica, yang sedang membelakanginya. Tepat saat Ray berhenti melangkah, Rica pun membalikkan badannya yang langsung kaget bukan main karena kehadiran Ray di belakangnya.

"Astaga, Ray. Kau mengagetkan saja, apa yang kamu lakukan di mari??" heran Rica.

"Mau kemana?" tanya Ray, menghiraukan ucapan Rica padanya.

Rica memasukan kunci rumahnya kedalam sling bag nya, seraya menjawab pertanyaan Ray. "Oh aku mau kerumah sakit."

Kening Ray kembali mengerut mendengar jawaban Rica."Rumah sakit?? Siapa yang sakit?"

Senyum tipis terukir di bibir tipis milik Rica."Ibuku, dia di rawat. Sudah ya, aku buru-buru."

Baru saja kakinya melangkah hendak meninggalkan Ray, tapi tangan kanannya langsung di cekal oleh pria itu yang membuatnya berhenti dan kembali menatap Ray dengan tatapan bertanya.

"Kenapa?" tanya Rica.

"Aku antar—tidak ada penolakan." ucap Ray dengan suara tegas dan tidak ingin di bantah.

Tanpa meminta ijin, Ray main menarik tangan Rica membawanya pada pintu mobil samping supir. Tangan satunya membuka pintu mobil, lalu mengedikkan dagu mengisyaratkan pada Rica untuk segera masuk.

Tapi bukan Rica namanya jika tidak memprotes lebih dulu.

"Ray, aku bisa sendiri. Lagian aku bisa naik taxi seperti biasanya, tidak usah di antar juga. Lebih baik kau pulang, aku tidak mau merepotkan mu." ucap Rica, berusaha selembut mungkin agar Ray kali ini menurutinya.

Tapi, bukan Ray juga namanya kalau tidak keras kepala.

"Tidak! Sudah ku bilang biar aku antar, jangan sekali-kali menaiki taxi atau kendaraan umum. Selagi aku ada, mengerti?? Cepat masuk." titah Ray, suara tegasnya sangat mendominasi dan itu membuat Rica terbatu yang mau tidak mau menurut.

Lihatlah, bahkan Ray sudah mulai berani bertingkah posesif pada Rica. Yang entah kenapa juga Rica harus menurutinya.

Rica masuk kedalam mobil yang langsung pintunya di tutup oleh Ray. Pria itu berjalan ke sisi lain mobilnya untuk masuk kedalam mobil dan duduk di kursi supir, tepat di sebelah Rica.

Mobil hitam itu berjalan meninggalkan halaman rumah Rica dan keluar dari dalam komplek perumahan, untuk bergabung bersama kendaraan lain di tengah jalanan raya yang di ramaikan oleh kendaraan lalulintas.

what's wrong with Mr. Walker ?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang