Aku cuman nggak mau milikku direbut orang lain. Wajar kan?
-ATHATIS-
Malam yang kala itu ditaburi banyak bintang untuk menemani bulan. Semilir Angin berhembus pelan menyapa sebagian bumi.
Helaian anak rambut yang terbebas dari gulungan rambut itu dibawa angin terbang sejenak sebelum jatuh mengenaik wajah yang berkulit dingin itu.
Alisnya menungkik tajam membaca sebuah postingan tangkap layar sebuah percakapan di sebuah grup chat yang di lingkari dengan warna merah.
Atis menghela napas kasar merasa gerah dikala dinginnya malam.
Apa apaan Atha!! Maksudnya apa coba dipakai di story kayak gitu?!! Biar apa woy!
Atis kembali melihat postingan Atha, percakapan unfaedah yang tidak ada penting pentingnya sama sekali. Maksudnya apa coba? Besar kepala tuh orang.
Percakapan itu berisi Atha yang disana dijodoh jodohkan dengan cewek yang katanya suka dengan kekasihnya itu.
Maksudnya apa coba dibuat story gitu? Biar apa? Biar Atis cemburu gitu?!!
Emang benar sih.
Tapi yah nggak gitu juga bambank!!
Lalu tak lama tiba tiba post itu blur tak bisa dilihat, Atis tau kalau Atha baru saja menghapusnya.
Telat woy!! Telat! Atis sudah lihat!
Dan lanjutlah Atis membuat story simple sebuah ikon stiker gelas yang saling bertubrukan dan selanjutnya dia memosting sebuah video lagu lirik yang sangat ngena banget dengan apa yang ia lalui baru saja.
Atis yakin, Atha tidak akan melihatnya kecuali di jam 11 malam lebih, dan ini jam setengah 11 malam. Ah sebentar lagi.
Atis melempar ponselnya dengan kesal. Bodo amat kalau rusak! Mood gadis itu benar benar kacau!!
Di posisi seperti ini, nyari selingkuhan enak tuh.
Malam ini Atis di rumah saja sejak tadi. Duduk di teras depan rumah dengan kaki yang ia selonjorkan ke meja kayu dan bersandar nyaman di kursi kayu yang ia beri bantal.
Malam itu rumahnya sepi, tidak ada orang. Jadi dia betah betah saja dirumah. Ayah, Ibu dan Adiknya sedang ada acara keluarga di kota sebelah dan menginap.
Mata Atis terpejam. Dan kilasan bayangan Atha lewat begitu saja membuatnya menggeram kesal.
"Sialan!!! Ngapain dia lewat di pikiran gue!!!" Geram Atis sendirian.
Di jam seperti ini tetangganya sudah sepi. Palingan kendaraan yang lewat depan rumahnya atau sebuah basecamp yang terpaut dua rumah dari rumahnya yang ramai.
Atis menghela napas membuka mata menatap datar kedepan. Entah ia melamunkan apa, begitu kosong.
Sampai deringan ponsel membuatnya buru buru menunduk mengambil ponsel yang ia lempar ke kursi sebrang.
Segera ia ambil, ada perasaan senang dan kesal menjadi satu kala nama aneh yang ia tunjukan pada Atha terdapat disana.
Lama tidak diangkatnya, sampai Atis akhirnya mengangkat panggilan masuk itu. Ia hanya diam saja.
Dia kesal! Sungguh!
"Cabeee!!! Lama banget ngangkatnya!"
Atis mendengus. Tuh kan! Kek orang nggak ada dosa sama sekali. Dia memilih diam saja.
Atis memilih mengabaikan telepon Atha dan melihat postnya tadi. Ternyata pemuda itu sudah melihatnya, pantes langsung nelpon.
Ah tidak, ada beberapa chat juga. Hanya Atis buka saja dan memilih membalas chat dari beberapa orang sambil mendengarkan Atha yang ia biarkan mengoceh sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHATIS (SELESAI)
Romance"Lo tuh sebenernya sayang sama gue apa nggak sih?" "Sayang Lah! Kalo nggak sayang, kenapa gue nembak lo?" Gadis yang bertanya tadi terkekeh riang saat jawaban nge-gas dari seseorang yang ia tanya mengenai pertanyaan bodoh itu. "Iyah, iyah percaya Ba...