23. Malam itu

16 0 0
                                    

Wanita bukan pilihan,
Jadi untuk sekarang ataupun sampai masa mendatang. Gue bakal milih cewek yang sekarang bersama gue.

-ATHATIS-

Sebuah mobil yang berhenti di depan sebuah rumah. Di luar mobil terdapat pasangan yang sedang berbincang bincang.

Sedangkan di dalam mobil juga ada pasangan yang juga berbincang bincang dan menunggu lebih tepatnya.

Atis bersender nyaman di badan Atha. Mereka duduk di kursi penumpang, karena tadi Reno yang mengemudi dan Sanna di sampingnya.

Tapi kini pasangan itu ada di luar. Saling berbincang dan mengucapkan perpisahan yang hanya sesaat itu. Nanti juga bakal ketemu lagi.

Atha memandang Atis yang bercerita dalam keheningan mobil. Lampu Mobil yang menerangi di dalam membuatnya bisa melihat Atis yang sedari tadi menoceh tiada henti.

Atha tersenyum lalu ia memegang sebelah wajah Atis. Dan menghadapkan kearahnya.

Atis terdiam. Ia terpaku dengan tatapan dalam Atha, bahkan ia tak sadar wajah Atha semakin mendekat. Napasnya berhembus menerpa wajahnya.

Atha tersenyum manis. Ia mencium kening Atis dan hidungnya pelan. Lalu sedikit menjauhkan wajah dan berbisik.

"Boleh?"

Melihat Atis yang hanya diam terpaku membuat Atha memberanikan diri. Memiringkan kepalanya sedikit dan menempelkan bibir keduanya.

Melihat Atha yang memejamkan mata membuat Atis ikut memejamkan mata.

Hanya menempel.

Lalu Atha menjauhkan wajahnya setelah mengecup pipi Atis yang memerah. Senyuman Pemuda itu yang sudah berkali kali memikatnya membuat Atis kalang kabut pikirannya apalagi Atha baru saja menciumnya?!

Jujur saja. Atha pun tau, kalau dirinya belum pernah berciuman selama berpacaran berkali kali. Ah tidak juga sih, hanya dua kali. Dan dengan Atha ketiga kali.

Apalagi pergaulannya dengan banyak cowok dan sering ketempat yang tidak baik. Tapi asal kalian tau saja, bibirnya masih perawan. Dan kini telah di perawani Atha.

Wajar sih. Kan mereka sudah sama sama dewasa.

Tapi Atis malu!!

Atha terkekeh melihat Atis yang menunduk. Lalu ia menoleh saat Reno masuk ke mobil.

"Pindah kedepan woy! Gue nggak mau jadi supir kalian!"

Atha mendengus. "Elaaah bapak presiden!" Gerutunya keluar dari mobil dan masuk kembali ke pintu samping kemudi.

Atis melirik Atha lalu menunduk kembali saat Atha menatapnya kebelakang.

Atha terkekeh gemas. Reno menatap kedua orang itu lalu ia menggeleng kepala heran.

Sesampai di apart, Reno harus menemani Atha yang ngotot mengantar Atis pulang. Pemuda itu tidak akan membiarkan gadisnya pulang sendirian. Reno maklum sih.

Jadilah usai berganti kedaraan. Dengan Atis dan Atha berboncengan dan Reno sendirian di belakang sana.

Selama perjalanan Atha selalu menggoda Atis yang masih malu sesekali menjerit kesal kala Atha masih menggodanya.

"Astaga! Cuman nempel doang yang!"

"Yah sama aja! Gue malu, bangke!!" jerit Atis.

Atha tertawa. "Lain kali yang lebih. Mau?"

Atis blank. "A-apa? Lebih gimana?"

Atha tertawa usai menjahili Atis. "Gue tau lo udah ngerti."

Atis memukul bahu Atha. "Ngeselin banget jadi orang."

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang