29. Jalan jalan

12 0 0
                                    

Kota malang yang terkenal dengan udara dingin, apel dan wisatanya. Dari yang berupa alam yang menyejukkan dan juga wahana wahana seperti jatim part 1,2 dan 3. Dan juga yang lainnya.

Malang juga memiliki beberapa pantai yang cantik dan masih terjaga alamnya.

Bengkung contohnya. Pantai yang disebut bengkung karena bentuk Pantainya yang membengkung dan menjadikan pantai tersebut memiliki dua pesisir.

Dimana pantai yang luas dan dalam memiliki pembatas berupa batu batuan alami yang memberi jarak dengan sebuah perairan seperti danau kecil yang masih bisa dijangkau dengan berjalan melewati air yang berasal dari tumpahan deru ombak di pembatas batuan itu.

Dan juga dua tebing tinggi dan besar yang berada di sisi kanan dan kiri pantai yang tidak di perbolehkan berenang di bagian pantai besarnya, kecuali anak pantai yang airnya berasal dari tumpahan ombak besar di sana.

Atis mengajak Atha kesana, memang jauh dari tempat tinggalnya. Awalnya Atis ragu mengajak Atha kesana, karena takut nanti Atha akan kelelahan.

Memang agak melelahkan. Tapi saat sampai di pantai itu terbayar sudah rasa lelah Atha.

Atis yang mengajak Atha naik ke tebing samping kanan Pantai itu yang tidak terlalu tinggi dan masih di jangkau area wisata.

Mereka berdua duduk bersampingan di sebuah bangku kayu yang memiliki atap terbuat dari kayu berada di agak tepian tebing yang memiliki pembatas. Memperlihatkan ombak yang tanpa kenal lelah menerjang pembatas batuan.

Di depan mereka terdapat dua buah kelapa yang diberi es dan susu di dalamnya. Sangat segar, di cuaca yang agak panas ini.

Atha membuka matanya. Lalu ia mendengus menarik kerah baju bagian depan Atis agak kedepan.

"Lo sengaja beli yang kekecilan apa gimana?" Tanyanya tak suka.

Atis menoleh. "Eh kenapa? Ini ukuran standar kok."

"Gue lebih suka lo pake baju ukuran gede."

Atis menunduk lalu terkekeh menyadari. "Lain kali nggak lagi deh."

Atha memutar bola matanya jengah. "Dari tadi gue nggak suka sama tatapan laki laki ke badan lo."

Atis mengulum senyumnya lalu memeluk Lengan Atha yang bersandar di sandaran kursi.

"Maaf deh. Lain kali nggak gini lagi."

Atha tersenyum mengelus rambut Atis dan mencium keningnya. Memang benar kok. Sedari tadi Atha dibuat panas dingin dengan tatapan para laki laki dari yang muda sampai tua kearah badan gadisnya.

Atha tak ikhlas kalau membagikan pandangan yang terlalu indah itu kepada orang orang. Pasalnya Atis memakai kaos yang mereka couple agak atau memang ketat memperlihatkan lekuk badannya, apalagi baju itu di masukkan ke rok selutut hitam yang membuat kaki jenjang gadisnya terlihat.

Kalau Atis sudah menjadi miliknya seutuhnya kelak, ia akan menutup dan menjaga berlian yang di impikan banyak pria itu.

Untuk sekarang, Atha tidak akan terlalu mengatur gaya hidup gadisnya. Asal jangan terlalu kelewatan saja.

Atha memejamkan matanya dengan tenang. Ia menikmati Atis yang mengumam bernyanyi mengikuti lagu yang mereka putar dari ponsel gadis itu.

Lagu melow yang di temani suara deburan ombak dan Angin berhembus yang menerpa mereka. Membuat suasana sangat tenang dan nyaman.

Suara Atis memang tidak ada merdunya sama sekali. Tapi entah mengapa, Atha menyukainya.

Sedangkan Atis melihat lihat hasil fotonya dengan Atha selama di pantai itu. So cute sekali! Bibirnya juga tidak berhenti bersenandung pelan.

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang