48. Bertahan

15 0 0
                                    

Do'akan aku.
Agar bisa terus tegar dan bertahan kala banyaknya orang yang ingin memisahkan kita.

-ATHATIS-

Waktu berlalu begitu cepat.

Segala setiap peristiwa dan kejadian di hari kemarin terangkum menjadi sebuah sejarah yang indah dan memgambil hikmah dari segalanya.

Lima bulan berlalu. Hubungan Atis dan Atha sudah menginjak satu tahun lamanya, seminggu yang lalu mereka merayakan aniv satu tahun mereka meski lewat video call. Tapi menurut mereka itu adalah hal yang patut mereka syukuri. Karena mereka masih bersama.

Atis juga sudah usai magang beberapa bulan yang lalu. Dan minggu depan, dia akan menjadi sarjana S1 manajemen. Selesai kuliahnya yang menguras otak dan batinnya.

Kini Atis menunggu hari itu tiba. Dan juga menunggu hari setelahnya, dia akan merencanakan sesuatu tanpa ada yang mengetahuinya.

Atis sangat tidak sabar.

Setelah sekian lama sibuk dengan skripsi. Akhirnya Atis dan dua sahabatnya bisa berkumpul lagi.

Mereka akan sama sama menjadi sarjana dan sukses bersama. Kini mereka bertiga tengah berkumpul di sebuah kafe langgangan mereka bertiga.

"Lanjut apa udahan nih?" Tanya Arai semangat. Yang mereka bahas adalah masalah perkuliahan.

Fitri menggaruk tengkuknya. "Kalo gue, lo juga tau kan!"

Atis dan Arai langsung menyorak menggoda Fitri.

Mereka jelas tau kalau cewek itu tidak akan melanjutkan pendidikan. Karena dua bulan yang lalu dia resmi bertunangan dengan Galang dan target nikah setelah sarjanah.

Dan ada kabar lain lagi. Arai yang begitu bucinnya dengan Adit, mereka sudah putus. Karenanya ketidak cocokan diantara mereka.

Dan kini Arai hanya seorang diri yang jomblo diantar Fitri dan Atis. Tapi banyak yang mengantri menjadi selanjutnya Adit. Arai saja yang terlalu bucin dan gagal move on.

"Kalo lo gimana Tis?"

Atis terdiam. Ia juga bingung. Atha yang menjanjikan sebulan yang lalu ke malang lagi bersama beberapa keluarganya pun tidak jadi. Karena Ibunya Atha yang ngedrop dan dibawa ke rumah sakit.

Sakit sih. Kala kita sudah menanti sesuatu namun dengan mendadak di tidak jadikan.

Tapi Atis berusaha berpikir positif. Dia akan tetap menunggu dan bersyukur karena selama ini ia masih dengan Atha.

"Hei! Kok ngelamun?!" Seru Fitri menyadarkan Gadis itu.

Atis mengerjap. "A-apa?"

Kedua temannya menghela napas. "Ada masalah?" tanya Arai khawatir.

Atis tersenyum manis dan menggeleng. "Nggak kok. Tadi kalian nanya tentang lanjutan kuliah kan?"

Kedua temannya mengangguk.

Atis bersiap cerita. "Sebenernya sih, gue di suruh ibu lanjut S2 di Bandung. Tapi gue udah ada target sendiri, gue pengen kerja. Lagian Om-nya Dena udah ngasih tau gue kalau dia bakal siap nerima gue kerja di perusahaan dia lagi."

Arai mengangguk. "Jadi, lo masih bingung?"

"Gue maunya sih kerja. Bantuin keluarga juga. Mayan kan buat uang jajan setengahnya."

Kedua temannya mengangguk.

Atis menatap Arai. "Lalu lo gimana?"

"Gue kerja dong! Tapi belum tau di mananya. Tapi tante gue nyaranin di perusahaan kakak iparnya."

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang