13. Bangunin

17 0 0
                                    

Banyak yang tidak mengetahui.
Kalau perbincangan sedeharana adalah hal yang istimewa

-ATHATIS-

Matahari perlahan naik muncul, setelah 12 jam tenggelam digantikan langit malam dan sinar rembulan.

Seorang Gadis mulai terusik tidurnya, membuatnya menggeliat dan perlahan mengumpulkan kesadarannya.

"Hoamm!! Jam lima?" gumamnya menatap jam di dinding.

Perlahan Atis duduk diatas ranjang dan mengerjap beberapa kali, setelah itu ia meraih ponsel yang ia charger sebelumnya.

Ia menepati janjinya tadi malam, kalau ia akan membangunkan Atha di pagi hari.

Atis mengucek matanya lalu mengirim chat singkat ke Atha. Dan ternyata Pemuda itu juga menepati omongannya tadi malam.

Masih mengaktifkan data tapi tidak online, pasti Atha masih tidur. Atis memutuskan untuk mencuci wajah dan menyikat gigi terlebih dahulu meskipun malas sekali.

Hari ini ia ada jam kuliah siang hari, jadi aman aman saja. Beberapa jam nanti ia akan habiskan waktunya dengan Atha, ah moment yang sangat luar biasa.

Atis tersenyum lebar usai menyikat gigi dan bercermin di cermin yang ada di kamar mandi. Ia memberi kecupan ringan sambil tersenyum tak jelas.

Setelah itu ia kembali ke kamar dan menghubungi Atha. Panggilan pertama masih belum bisa membangunkan pemuda itu, Atis masih berusaha.

Sampai panggilan ke empat barulah Panggilan itu tersambung.

"Yah?" Suara Atha serak, uhh maskulin sekali.

"Yang, bangun! udah pagi."

Lalu Atis bisa mendengar suara Atha menguap dan menggumam.

"Iyah, ini udah banguun."

Atis mengangguk. "Pesen bubur gih, tapi jam segini masa udah ada jasa delivery?"

"Emm.. Hoam! Nanti gue beli sendiri aja. Ada warung depan kost kok."

"Emang jual bubur?"

Lalu panggilan tergantikan video call. Atis mengaca terlebih dahulu lalu segera mengangkat panggilan itu.

Yang pertama kali ia lihat adalah langit langit kamar kost Atha yang berwarna putih polos. Lalu tergantikan wajah Atha separuh dengan mata yang masih menyipit.

Atis tersenyum segera men-screenshot tepat saat Atha menampilkan seluruh wajahnya.

Muka bantal sekali apalagi rambutnya yang awut awutan tapi entah mengapa malah membuat jantung Atis berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Terlihat.... Errrrr

Atis berdehem. "Lo tidur nggak pake baju yah?"

Atha mengeryit lalu menatap kebawah dan tersenyum. "Heheh terbiasa yang! Jadi kalo pake baju malah nggak bisa tidur."

Atis mendengus. "Yah kan nanti bisa masuk angin Babi! Apalagi lo sedang sakit. Ini orang yah! Apa perlu gue koar koar dulu baru inget!"

Atha meringis. "Ampun dah! Pagi pagi jangan ngomel aja deh bu nyai."

"Bu nyai matamu! Gimana udah enakan?"

Atha mengangguk lalu tidur menyamping memeluk guling lalu duduk. Ia menaruh ponselnya diatas meja menghadap dirinya. Sehingga menampilkan badan telanjangnya sampai bawah dada.

Atis melotot. "Bangke! Kenapa lo malah telanjang di depan gue! Sapi setan!" Heboh Atis menutup matanya.

Atha tertawa menggaruk dadanya. "Yaelah! Biar lo terbiasa, jadi kalo abis nikah kan udah terbiasa lihatnya. Apalagi kalo waktu olahraga malam yang-"

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang