19. Boleh silaturahmi nggak?

16 0 0
                                    

Semoga, ucapanmu bukan hanya bualan belaka.

-ATHATIS-

Pagi yang cerah kala itu di hari libur setiap pekannya. Jalan raya yang dipenuhi aktifitas menjadi memadat.

Sinar matahari yang memancar membuktikan kalau hari ini memang benar benar cerah, diperkirakan tidak akan terjadi hujan maupun badai dan lainnya. Belum tau nanti kedepannya.

Atis memoleskan lipstik di bibirnya. Setelah merasa cukup ia segera menyambar tas punggung kecil dengan dua tali punggungnya.

Langkahnya terburu buru saking semangatnya keluar dari rumah sambil menenteng sepatu, sesampai di depan rumah dipakainya sepatu itu.

Tak lama Ibu Atis muncul kedepan. Berdiri di sampingnya yang tengah memakai sepatu sambil bersenandung.

"Mau kemana Mbak?" Tanyanya.

Atis menoleh lalu tersenyum gak jelas. "Mau nemuin calon menantu ibu."

"Eh?!" Kaget Ibu Atis menatap heran putrinya.

"Maksudnya gimana mbak? Mbak udah ada pacar?" Lanjut ibu Atis bertanya.

Atis terkekeh riang. "Ehehe udah dong. Aku mau berangkat dulu yah Bu." ucapnya menyalami tangan Ibunya.

Ibu Atis menatap putrinya geli. "Titip salam dari ibu buat Pacarnya!"

Atis tertawa lalu menutup wajahnya gemas. "Enggeh buk!"

Ibu Atis geleng geleng kepala heran lalu ia ikut tersenyum juga melihat Putrinya yang semangat sekali yang tengah menaiki motor matic-nya hendak keluar dari gerbang rumahnya.

Teringat sesuatu Ibu Atis berteriak. "Nggak kuliah Mbak?!"

"Libur!!!"

***

Atis memarkirkan motornya di sebuah parkiran hotel yang jauhnya ia tempuh setengah jam lebih lamanya.

Saat hendak masuk ke hotel tempat Atha menginap. Ponselnya tiba tiba berbunyi membuatnya urung melangkah dan memilih mengangkat telepon dari, Raga?

Atis mengeryit dan mengangkatnya. "Eh kenapa?" tanyanya langsung.

"Gimana jadi nggak?"

"Hah?!"

"Astaga! Lo lupa? Cod woy!"

Atis menepuk keningnya. "Aihhh gue lupa njir!! Gimana yah?"

"Jangan bilang lo nggak bisa?"

"Yah emang gitu." Ucap Atis tak enak.

"Gimana sih! Lo kan udah janji. Terus itu cod gimana?"

Atis terdiam sejenak ia berpikir. Masa ia harus cod dengan Raga? Kan disini udah Ada Atha! Mana bisa ia tinggalkan pergi sama cowok lain.

Tapi kalau menunda ajakan Raga, ia akan tidak enak hati sendiri.

Atis mendesis lalu ia mengerjap mendapat ide. "Eh Ga, Raga!"

"Gimana bisa nggak?"

"Aduh maaf banget nih yah gue nggak bisa ngambil sama lo. Gue ambil sendiri sama temen gue aja gimana?"

Lama hening kemudian.

"Ck, kenapa nggak dari kemaren bilanganya?! Ah udahlah. Gue ambilin aja, ntar sore kasih tau lokasi lo ntar gue anterin ke sana."

"Eh Ga-"

"Gue nggak nerima penolakan! Karena lo udah nggak nepatin janji lo."

"Maaf deh. Soalnya gue ada perlu penting ini."

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang