EXTRA PART

56 4 0
                                    

Restoran mewah yang sedang ramai itu terlihat menenangkan, meski ramai pengunjung. Namun tidak ada kebisingan di sana.

Tenang.

Tapi hal itu tidak berlaku pada sebuah meja yang berisi sepasang Pengantin baru yang baru saja resmi sebulan yang lalu.

Tawa terdengar dari si perempuan mendengar cerita si laki laki. Kedua tangan mereka saling menggenggam dan memasangkan cincin pernikahan yang begitu indah.

Perempuan berjilbab panjang dengan memakai baju sampai lutut dan menutupi celana kain hitam itu tertawa dengan renyahnya.

Hal itu membuat si laki laki tersenyum hangat melihatnya. Di elusnya jemari istrinya.

"Hust! Jangan tertawa keras keras. Di lihatin banyak orang tuh!" tegurnya.

Atis menoleh kesana kemari lalu terkikik geli menatap Suaminya. "Biarin."

Dena mendengus gemas sendiri ingin menarik hidung perempuan itu.

Satu tahun lamanya, Kisah mereka sudah sejauh ini, sudah pernah duduk di pelaminan berdua dan bangun tidur pertama kali melihat wajah sesamanya.

Hal terindah bagi Dena, yang akhirnya telah terlaksana. Membuat Atis sebagai sahabat hidupnya yang akan ia lihat pertama kali membuka mata.

Perubahan banyak dari diri Atis, Salah satunya Gadis itu gemar memakai Jilbab kemana saja, kecuali jika di depan Suaminya dan hanya berdua.

Siapa sangka, Dena yang dulu pernah mengajak Atis keluar masuk tempat hiburan malam dan diam saja menemani perempuan itu mabuk mabukan. Kini Laki laki itulah yang mengubah Perempuan ini.

Atis juga sudah tidak sama sekali menginjak dunia malam, begitu pula dengan Dena. Mereka berdua mengubah diri menjadi lebih baik dan mendekatkan diri kepada tuhan.

Mereka mendapat imbalan, dengan keluarga kecil mereka yang sakinah mawaddah warahmah, begitu katanya.

Memiliki Dena, menjadi makmum Dena. Membuat Atis bersyukur berkali kali, dan bahagia. Dia bahkan masih bisa menghitung seberapa Dena membuatnya menangis.

Kebanyakan malah kebahagiaan yang diberikan untuknya, selama setahun ini mereka bersama.

"Nanti beli duren yah!" Seru Atis semangat saat mereka sudah selesai makan siang dan masuk kedalam mobil mewah Milik Dena.

Dena mendengus memasangkan sealbeth untuk istri keras kepalanya itu. "Nggak kasihan kamu sama Debay nanti?"

Atis menunduk lesu. Ia melupakan janin yang berusia dua minggu di dalam rahimnya. Tangan terulur mengelus perut rampingnya.

"Maafkan Mama yah. Mama lupa."

Dena tersenyum geli menarik kepala Atis dan mencium keningnya Lembut. "Makan yang sehat sehat aja yah."

Atis mengangguk. "Yaudah, Seblak Deh!"

"Sayang!"

"Aku ngidam, Mas!!!"

***

"Iyah Bu, Mas Nana lagi shalat juga."

Atis menatap suaminya yang duduk diatas sajadah yang membentang dan memegang Al-Qur'an di penyanggahnya.

"Yasudah kalau begitu, bilang sama Dena yah. Besok suruh kesini sebentar, Ibu mau ngomong sesuatu."

"Apa? Ngomong apa?! Bilang aja sini!"

Tia, Ibu Atis terdengar mendengus. "Nggak lah, ibu mau ghibahin kamu kok. Udah yah, Ibu mau beli bakso dulu."

Bakso!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang