20. Ajakan Fitri

14 0 0
                                    

Keinginanku hanya satu,
Kebersamaan kita. Udah itu aja.

-ATHATIS-

Alunan musik melow terdengar di salah satu kamar hotel di lantai lima itu. Memikiki interior sederhana namun elegan perpaduan wana putih dan coklat kekayuan.

Terdapat dua orang yang duduk bersebelahan saling menghadap benda canggih namun beda kegiatan.

Atha yang kini tengah mengerjakan beberapa bagian naskah cerita yang harus ia kerjakan, di depannya ada Laptop dan minuman juga beberapa kertas yang sengaja ia bawa. Dan Atis yang sibuk dengan dua ponsel, ponselnya dan ponsel Atha.

Setelah pembicaraan yang menegangkan tadi, Atha memutuskan tidak melanjutkan dan meminta Atis agar tidak terlalu memikirkannya biarlah menjadi urusannya nanti.

Untuk mengalihkan pikiran Atis yang pasti akan selalu memikirkannya. Atha mengajak Atis keluar menggunakan motor matic gadis itu untuk membeli makanan.

Atha tak menduga kalau Atia hanya mau masuk ke minimarket dan memebeli beberapa makanan. Padahal Atha menawarkan untuk membeli makanan di tokoh tokoh atau membeli sesuatu yang lain.

Tapi Atis menolak. Ia hanya ingin jajan ke minimarket yang menghabiskan tak sampai seratus ribu dan kembali ke hotel.

Atis meminum bir Bintang berwarna biru yang tadinya sempat menjadi bahan perdebatannya dengan Atha di minimarket.

Setelah meyakinkan Atha kalau itu hanya minuman biasa. Atis di perbolehkan beli tapi hanya satu saja. Tak apa yang penting ia meminum minuman ini. Lagian nggak ada alkoholnya kan?

Tapi tanpa di ketahui Atis. Atha yang sedang bekerja sesekali menatap sinis gadisnya yang dengan santai meminum bir kaleng itu. Atha mendengus kesal.

Atis hanya menatapnya sekilas sebelum kembali mengutak atik ponselnya dan ponsel Atha.

Ponsel Atha sangat membosankan. Hanya berisi beberapa aplikasi saja, seperti whatsapp, ig, kamus besar indonesia, aplikasi buku seperti perpus onlen, ms. Word untuk menulis, lalu aplikasi edit, wattpad, dan tentang kepenulisan lainnya. Hanya satu yang menjadi minat Atis. Game.

Kini Atis sejak tadi membuka wa milik Atha dan melihat lihat chatnya. Kecuali chat yang penting dilihat dari namanya. Seperti chat dari manager kantor, keluarga dan hal penting lainnya.

Atis hanya membuka gc lalu menyimak dimana Atha yang digoda karena izin tidak aktif di gc selama beberapa hari untuk mendatanginya.

Atis tersenyum tak jelas tapi senyumnya surut kala ada chat masuk dari cewek yang tadi sempat ia baca chatnya dengan Atha.

Tidak terlalu membuatnya panas dingin sih isi chatnya. Hanya kebanyakan cewek centil itu sok sok bertanya tentang tugas gc yang menurut Atis tidak perlu di pertanyakan lagi.

Cih, menyebalkan.

Dan lihat saja sekarang cewek itu malah mengirim Atha Chat nggak jelas. Menanyakan kabar Atha lah, mengingatkan agar Atha selalu baik baik saja lah atau apapun itu.

Sumpah! Tangan Atis gatal ingin membuka dan membalasnya. Tapi tidak di perbolehkan Atha, kecuali kalau Pemuda itu tau apa yang akan di balas Atis.

Atha hanya takut Atis akan bar bar dan membuatnya harus menyelesaikan masalah setelahnya.

"Gue telpon tau rasa lo! Purel!"

Atha segera menoleh. "Kenapa yang?!"

"Selingkuhanmu ini! Ngebet banget minta gue bunuh!"

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang