52. Takdir tidak menginginkan

25 0 0
                                    

Jangan menyalahkan takdir,
Ini memang kehendak tuhan, kita sebagai mahluk ciptanya bisa apa?
Jika jodoh yang selama ini kita kira milik kita, ternyata milik orang lain yang salah arah.

-ATHATIS-

Ini memang nyatanya, yang harus diterima meski hati berontak tak dapat menerima.

Masih di bawah naungan pohon besar yang berjajar rapi di taman. Kedua insan di sana berpelukan lama saling menyalurkan harapan dengan menolak kenyataan yang ada.

Kenyataan yang secara tiba tiba dan menampar berulang kali si wanita yang tidak bisa menghentikan tangisnya.

"Gue terpaksa Tis, Gue terpaksa. Gue takut ngasih tau lo, Karena gue takut lo bakal pergi dari gue. Gue nggak mau hal itu terjadi."

"Lalu gimana?! Lo biarin gue selalu ada di samping lo meski lo udah terikat dengan orang lain?!" Jerit Atis.

Atha memeluk gadisnya erat. "Gue nggak tau Tis, gue bingung!"

Atis menangis memeluk Atha.

"Hanya lo Tis, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Tapi- Gue nggak tau musti harus gimana!"

Atis menangis. "Sakit Tha."

"Gue mohon jangan tinggalin gue." Ucap Atha panik.

Atis melepaskan dirinya. "Gue nggak mau Tha di posisi ini! Bertahan dengan orang yang terikat dengan orang lain. Gue nggak mau!"

"Tis-"

"Gue sayang banget sama lo Tha. Apapun gue lakuin demi bisa buat lo nyaman sama gue selama ini. Tapi- Hiks Mungkin ini adalah kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan yang nggak gue inginkan tapi harus gue jalani."

Keduanya saling bertatap.

"Kita akhiri semuanya!" Lirih Atis yang menyakito dirinya sendiri dan Atha.

Atha mematung menggeleng beberapa kali. "Nggak Nggak! Gue nggak mau!"

Atis menggeleng menangis.

"Atha!" Panggilan itu membuat keduanya menoleh.

Tangis Atis terhenti melihat Cewek itu, Tunangannya Atha berdiri tak jauh dari mereka dan berlari mendekat.

Atha menghapus air matanya sendiri. Pemuda itu juga menatap cewek tersebut yang saling bertatapan dengan Atis.

"Ini siapa?" Tanya Cewek tersebut.

Atis hanya diam, jelas ia tau. Di lihat dari sini saja ia sudah tau kalau cewek ini cewek baik-baik. Tidak seperti dirinya, nakal dan sudah kelewatan.

Atis memandang Atha dan cewek itu bergantian. Sangat serasi.

Cewek itu menunjuk Atis dengan telunjuknya. "Kamu pasti cewek murahan yang ngemis ngemis cinta sama Atha-ku kan?!"

Wow! Mulutnya tak sebaik kelihatannya.

Atha marah menepis telunjuk cewek itu. "Nada! Jaga mulutmu!"

Atis terkekeh gadis itu maju mendekat. Menepuk bahu Cewek bernama Nada itu berkali kali.

"Sepertinya lo lebih tua dari gue kan?"

Cewek itu terdiam.

Atis tersenyum sinis. "Gue bakal berlaku lebih sopan kok. Tenang aja!"

Atha meraih tangan Atis yang langsung di tepis si pemiliknya.

"Kamu masih bocah! Nggak usah ngerusak hubungan orang?!" Ucap Nada.

Atis menatapnya tajam. "Lalu apa kabar sama mbak-nya yang beberapa tahun yang lalu pergi meninggalkan Atha, lalu kembali saat Atha sudah dapat kebahagiaan lagi, tanpa tahu malunya! Sepertinya Lo perlu ngaca sebelum mengucapkan hal itu."

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang