42. Kecelakaan

13 1 0
                                    

Seberapa besar amarah mereka.
Kalau sahabat benar benar tulus dalam berteman. Mereka tidak akan membiarkan sahabatnya berada di dalam kesulitan, sendirian.

-ATHATIS-

Atis berlari dengan sekuat tenaga mengedarkan pandangannya di mall yang tidak terlalu ramai itu tanpa memperdulikan tatapan aneh orang orang kepadanya.

Yang ia inginkan adalah tempat persembunyian.

Saat melihat ada lorong kecil di samping sebuah tokoh baju itu. Atis segera kesana dan berjongkok di samping lemari minuman pendingin yang kala itu tidak berfungsi.

Jantung Atis berdetak lebih kencang. Ia berdo'a supaya tidak ketahuan.

Bukan, dia bukan mencuri.

Tapi dia menghindar dari Ayah dan Ibunya yang tak sengaja berpapasan dengannya saat ia hendak mencari baju untuk magang itu.

Tadi Ibunya sempat melihatnya dan berjalan mendekat membuat Atis kalang kabut dan berlari menjauhi mereka sekuat tenaga.

"Tadi dia kesini!"

Suara Ibunya membuat Atis semakin memojokkan dirinya dan menggengam tangannya dengan erat.

Ia belum siap bertemu mereka.

Sudah dua minggu ini ia pergi dari rumah, dan jujur saja ia mendengar kabar kalau keluarganya sedang mencarinya dan kini tengah melacak keberadaanya.

Untuk apa?! Untuk apa ia dicari?

Bahkan terakhir kali ia mendengar ibunya yang malah tidak mengiginkannya pulang.

Air mata Atis jatuh untuk kesekian kalinya. Lalu ia mengintip saat dirasa tidak ada suara lagi.

Ayah dan Ibunya tidak terlihat lalu dengan perlahan ia keluar dari tempat persembunyian dan mengedarkan pandangannya. Ia bisa melihat jauh darinya, ibu dan Ayahnya juga Adiknya melangkah menjauh.

Atis menghapus air matanya kasar.

Ia merindukan Ibu dan Adiknya. Sungguh!

Tak ingin dilihat aneh karena menangis di mall, Atia memutuskan segera pulang dengan sembunyi sembunyi.

***

Ceroboh.

Karena kecerobohannya mengendarai motor maticnya sambil melamun, Atis mengalami kecelakaan kecil. Jatuh dari motornya yang sempat terserempet mobil.

Tuhan masih menyayanginya.

Jantung Atis bahkan terasa hendak berhenti berdetak kala beberapa menit yang lalu tersadar setelah klakson mobil berbunyi nyaring dan menyerempet motornya. Dan saat itu seketika ia tergeletak di tengah jalan raya yang kala itu agak ramai.

Ia takut.

Lalu di bantu beberapa warga untuk minggir ke tepi jalan raya dan membantunya untuk berdiam di sana.

Untung saja saat itu para warga dengan cepat menolongnya, membawanya ke pinggir jalan raya sebelum tertindas truck besar di arah yang sama.

Dan Tuhan masih menyayanginya. Ia masih hidup dan tidak banyak luka. Hanya saja kakinya terkilir dan sempat tertindih badan motor sebentar.

Atis menunduk engan atau lebih tepatnya malu menoleh dan mengangkat wajahnya kala mengetahui Kedua sahabatnya yang sudah beberapa hari ia diamkan. Atau juga, sengaja ia hindari.

ATHATIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang