Semoga kita bisa mengambil hikmah dari takdir yang terlalu pahit ini.
-ATHATIS-
Angin yang berhembus sejuk di siang itu, seolah tak membiarkan panasnya matahari yang selalu menyengatkan dunia. Angin menemaninya agar mahluk bumi menjadi nyaman terkena paparannya.
Nyaman dalam hal apapun, meski mereka tau, kenyamanan itu tidak akan bersama selamanya.
Kedua insan yang juga merasakannya, kenyamanan yang tidak akan selalu menemani mereka selamanya.
Kedua orang itu duduk di ayunan dengan saling memunggungi dalam diam.
Setelah satu jam yang lalu Lina memberi mereka waktu berbicara, Atis yang terkejut kalau tenyata Sedari Lina ke hotel ia menginap. Atha sudah di bawah menunggu.
Selama mereka bertemu, Atis tidak menatap Atha sama sekali. Gadis itu selalu menunduk dan mengalihkan pandangannya.
Atha hanya bisa menahan perih di dadanya melihat interaksi mereka.
Seolah ini adalah pembelajaran untuk saling menjauh.
Atis berkali kali menghela napas.
"Terima kasih." Ujar Atha memulai pembicaraan.
Gerakan kaki Atis yang mengayun pun berhenti. Gadis itu menatap lurus ke depan. Dadanya sesak mendengar suara pujaan hatinya yang dulu selalu membuat hatinya berbunga bunga.
"Terima kasih sudah mau bertahan sejauh dan sampai sini. Ini terlalu berat Tis."
Atis terdiam.
"Gue bahkan nggak ada sedikitpun memiliki pemikiran kalau kita akan seperti ini."
"Gue pengen egois dengan selalu mempertahankan lo di sisi gue. Tapi gue juga sadar kalau itu akan akan semakin nyakitin lo."
Atha menghela napas. Matanya berkaca kaca. Ini terlalu sesak baginya.
"Gue nggak percaya kalau takdir selucu ini Tis."
"Jangan salahin takdir." Itu sahut Atis.
Atha menoleh mendapati gadis itu menatap datar kedepan sana. Kebelakangnya.
"Bukan cuman lo yang nggak mau ini terjadi. Tapi mau gimana lagi, Kalau Allah tidak menginginkan kita bersama. Kita bisa apa? Jangan menentang atau bahkan berani merubahnya."
Atha menghela napas. "Gue pengen egois Tis." Lirihnya.
Atis menunduk. Ia juga ingin egois. Tapi untuk apa? Kalau takdir saja tidak memperbolehkan merek bersama.
"Gue takut Tha." Lirih Atis.
Atha mengeryit.
"Gue takut kalo setelah ini bakal kayak dulu lagi. Menjauh dari banyaknya cowok yang ada, dan berakhir seperti ini kembali."
Atha ingin memeluk Gadis itu yang sudah tidak menjadi gadisnya.
Atis menghela napas. Ia ingin memeluk Atha, tapi sadar dia siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHATIS (SELESAI)
Romance"Lo tuh sebenernya sayang sama gue apa nggak sih?" "Sayang Lah! Kalo nggak sayang, kenapa gue nembak lo?" Gadis yang bertanya tadi terkekeh riang saat jawaban nge-gas dari seseorang yang ia tanya mengenai pertanyaan bodoh itu. "Iyah, iyah percaya Ba...