Part 02

143 37 64
                                    

Udara masuk melalui jendela yang dibuka oleh gadis itu, menyampaikan setiap kata yang tentu saja tak dapat dimengerti oleh siapapun.

Sungguh aneh.

Ntah apa yang sedang gadis itu pikirkan sekarang, mungkin hanya bayangan tadi sore yang ia pikirkan sedari tadi.

"Ingin ku bicara why not, but ...," ucapnya terhenti.

"Arggg ..."

Terdengar suara ketuk pintu dan tak lama kemudian pintu terbuka memunculkan sosok wanita yang paling Micha sayangi. "Caca kenapa? Tadi Bunda denger ...."

"Hehe nggak Bun tadi Caca lagi baca cerita terus kebawa emosi gitu bun, refleks caca teriak," ucap Micha berbohong.

"Oh Bunda kira kenapa, emangnya lagi baca apa sih anak bunda ini?" tanya Bunda penasaran.

"Itu loh Bun, masa ya ada cewek yang diputusin mentah-mentah dibdepan umum padahalkan yang salah cowonya," ucap Micha sebal.

"Oh gitu ya. Yaudah Caca mending sekarang tidur udah malem besok kan caca harus sekolah," ucap Bunda yang mendapat anggukkan dari Micha.

Setelah terdengar suara pintu menutup, Micha beranjak dari tidurnya dan menggambil benda pipih yang selalu iya bawa ke sekolah setiap harinya.

Micha menyalakan data HPnya dan muncullah beberapa notification pesan dan yang menarik perhatiannya adalah salah satu notification DM dari Mikael.

Mikael:
Good night ca♡

Setalah apa yang Micha baca beberapa detik yang lalu, Micha hanya mengabaikan tanpa berniat untuk membalas DM dari salah satu sahabat lelakinya itu.

Micha menarik selimutnya lalu perlahan ia menutup matanya, mengosongkan pikirannya dan memasuki alam mimpi, ntah mimpi apa yang ia dapat kan kali ini.

"Ca tau gak? Kayaknya aku suka deh sama dia," ucap seorang anak gadis kecil yang memiliki tinggi badan lebih tinggi dari Micha.

"Dia? Siapa?" tanya Micha.

"Ca ... Bangun ca ...," ucap Bunda Micha

"Caca gamau bangun Bun," sahut Micha ngelantur.

Bunda Micha yang bingung pun siap-siap mengambil air di dalam kamar mandi yang terletak di dalam kamar Micha.

Tak perlu waktu lama untuk mengambil air kini tangan Bunda sudah terdapat gayung yang berisi setengah air.

Bunda pun yang tak sabar membanjurkan air tak sengaja menumpahkan semua air yang ada di gayung tepat di wajah Micha. "Bundaa atapnya bocor, air ujannya jatuh bun!" teriak Micha histeris sambil berdiri dari tidurnya.

Micha yang melihat gayung yang dipegang Bundanya serta tangan bundanya yang basah tak ingin berfikiran negatif. "Bunda atap kamar Caca emang bocor kan?" tanya Caca halus.

Bundanya hanya tersenyum polos seakan hal tadi tidak pernah terjadi. "Atapnya nggak bocor Ca."

Oke fiks ini Bunda yang ngebanjur wajahnya pake air.

"Bunda Caca mau mandi dulu udah siang takut keburu gerbang sekolah ditutup," ucap Caca lalu pergi ke kamar mandi.

Bunda yang mengerti anaknya seperti akan mode ngambek pun menyiapkan makanan kesukaan Micha untuk merayunya agar tidak marah kepadanya.

Saat dirasa penampilannya cukup rapi, Micha pun bergegas turun ke bawah dimana Bunda berada.

"Ca makan dulu ya," ucap bunda saat Micha menuruni tangga.

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang