Part 10

42 16 2
                                    

Sebenarnya Micha sedih untuk mengucapkan bahwa Ia tidak akan pernah bisa kembali lagi dengan orang itu.

Orang yang selama dua tahun yang lalu bisa membuat Micha bahagia, tertawa kembali saat Micha mengingat tentang Papahnya. Namun karena Ia yang telah berbohong kepada Micha, membuat Micha tidak akan pernah percaya lagi dengan orang itu.

Walaupun begitu sulitnya Micha untuk melupakan orang itu ketika dia pergi bersama orang tuanya. Tapi Ia harus merelakan orang yang telah membuatnya sakit. Bukan fisik.

Micha tidak membenci orang itu. Micha hanya kecewa dengannya. Sebuah rasa kekecewaan yang amat dalam, sampai sekarang Micha masih mengingatnya.

Setelah memberikan coklat yang tadi Micha terima, kini Micha pergi dari lapangan basket itu dan meninggalkan orang itu di sana sendirian.

Sekarang Micha berada di kelasnya yang ramai, tidak ada guru di sana. Guru-guru sedang mengadakan rapat yang pada akhirnya di beberapa kelas tidak ada guru yang mengajar.

Kerjakan tugas halaman 171, itulah tulisan yang ada di papan tulis kelas Micha. Tidak sedikit teman Micha yang tidak mengerjakan tugas itu. Bahkan mereka hanya mengabaikan ketua kelas yang dari tadi terus memberitahu agar mengerjakan tugasnya dan tidak ribut.

Micha yang bosan pun, melipat tangannya di atas meja dan menjadikannya sebagai bantal untuk Ia tidur.

"Weyy kalau ada guru kasih tau gue ya," ucap Micha kepada semua temannya yang ada di kelas. Setelah itu Micha menenggelamkan kepalanya.

Micha pun tertidur. Tidak lama kemudian terdengar suara teriakan teman-temannya.

"Weyy Ca, bangun ada Pak Malik tu di depan kelas," teman laki-laki Micha yang kompak mengerjainya.

Micha yang kaget pun refleks berdiri. "Pak Malik, mana?"

Seisi kelas pun tertawa melihat reaksi Micha. Micha yang sadar Ia sedang dikerjai pun menatap teman laki-lakinya. "Kalian ngerjain gue? Ha?"

Teman laki-lakinya hanya tersenyum kaku. Micha pun mengambil tasnya dan memukul-mukul satu persatu temannya.

Roni yang ikut mengerjainya lari menuju pintu, Micha pun mengejarnya. Saat di depan pintu yang terbuka karena Roni sudah lari keluar, Micha tidak sengaja menabrak orang yang sedang berjalan menuju kelasnya.

Micha pun hampir jatuh, untung orang yang Ia tabrak langsung menarik tangan Micha dan menahan Micha agar tidak terjatuh.

Terdiam sesaat lalu Micha kembali sadar saat orang yang Ia tabrak adalah Afam, mantannya. Afam juga murid baru di kelas Micha.

"Lo gak papa?" tanya Afam saat Micha sudah kembali berdiri tegak di depannya.

Micha menggelengkan kepala. "Maaf dan makasih."

Tanpa mendengar jawaban dari Afam, Micha kembali berlari mengejar Roni yang sekarang sudah jauh.

Micha yang sedari tadi tidak menemukan Roni pun berniat untuk kembali ke kelasnya. Namun saat Ia diperjalanan, Ia bertemu dengan Marvel, kakak kelasnya yang mengambil handphone miliknya. "Weyy Marvel, mana hp gue?"

Marvel yang merasa ada yang memanggilnya pun membalikkan badan, melihat kearah dimana Micha berada. "Hp? bukannya kemaren gue suruh lo buat ambilnya pas istirahat ya?"

Micha pun berdecak sebal. "Ck. Sekarang aja, gue lagi perlu banget."

Marvel mengeluarkan handphone milik Micha dari sakunya. "Kalau mau lo ambil sekarang, berarti syaratnya berubah."

"Syaratnya apa?" tanya Micha sebal.

"Syaratnya, ntar sore lo harus nemenin latihan." ucap marvel lalu memutar-mutar handphone Micha.

Micha menatap malas ke arah Marvel. "Yaudah sini in hp gue."

Marvel pun memberikan handphone Micha lalu berjalan meninggalkan Micha. "Jangan lupa."

"Iya bawel," Micha pun berjalan menuju kelasnya.

Saat diperjalanan Micha menyalakan data handphonenya. Dan di sana ada beberapa notif dari Mikael yang belum sama sekali dibaca.

Micha pun melihat dan membacanya. Setelah itu Ia membalas chat yang sekiranya harus Ia balas.

Tidak lama berjalan, Micha sebentar lagi akan sampai di kelasnya. Terlihat pintu kelasnya yang tertutup, Micha pun beranggapan kalau guru yang mengajarnya kali ini sudah ada di kelas.

Micha pun memasukan handphonenya ke dalam saku dan membuka pintu kelasnya.

Terlihat di sana ada guru yang sedang menulis di papan tulis. Micha pun masuk dan mencium tangan guru yang kini tepat berada di depannya.

"Kemana aja kamu?" tanya guru itu.

"Saya dari UKS bu," ucap Micha berbohong.

Bu Tut yang kini sedang mengajar di kelasnya pun mengizinkan Micha untuk mengikuti jam pelajarannya. "Yasudah duduk dan catat materi kali ini."

Micha pun berjalan menuju kursinya. Terlihat di belakang kursi Micha ada Roni yang kini tersenyum bangga karena Ia telah lolos dari serangan Micha.

"Awas aja ya lo," bisik Micha saat Ia duduk di kursinya.

Roni hanya mengabaikan Micha, Ia lalu menulis kembali materi yang Bu Tut tulis di papan tulis.

Micha melirik ke arah Afam yang berada di depan Lolly.

"Maaf Fam," ucap Micha lalu menulis kembali.

🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡🎡

Holla gengs🔥🔥
Vote dan komennya janlup😉

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang