Part 21

19 8 2
                                    

Holla gengs😙😙 Micha kambek lagi🔥tinggal berapa part lagi ni ke 30? :"
Ada yg setia kan? Iya aku tau kok jawabannya pasti nggak:/
Kalau emang ada thanks bangettt udah mau baca ampe tamat😘😭😭
Buat yang skull mangatt skullnya💪🏼
Dah deh segitu dulu, yo baca yoo🔥🔥

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

"Lo galak amat Fam,"

Afam tertawa yang kemudian menatap sinis kearah Micha. "Gue galak? Ya itu semua gara-gara lo."

"Kok gue lagi sih," ucap Micha tidak terima.

"Gue udah bilang tadi alasannya karena apa, lo nggak denger atau perlu gue ulang lagi ha?" tanya Afam yang kini di wajahnya tidak ada sedikit pun senyum yang terukir.

"Famm," ucap Micha lirih.

Afam kembali tertawa. "Lo harus tau Ca, gue bakalan balik lagi sama ortu gue. Dan lo," ucap Afam sengaja di jeda.

"Lo harus jaga diri di sini, gue sayang lo selalu walaupun lo nggak, gue nggak apa-apa. Thanks untuk semuanya, gue pamit ya," ucap Afam lalu meninggalkan Micha yang masih termenung di sana.

Baru beberapa langkah Afam membalikkan badannya dan tersenyum kearah Micha.

"Buat tadi, gue cuman acting. Nggak usah dipikirin, masukin ke hati baru boleh. Tapi gue bukan ucapan yang tadi ya," ucap Afam sambil sedikit berteriak.

Micha yang melihat itu pun tersenyum kearah Afam yang kini sudah jauh darinya.

"See you Fam," ucap Micha sambil menatap kepergian Afam.

Micha kembali berjalan menuju supermarket lalu membeli beberapa barang yang akan Ia perlukan untuk di rumahnya nanti.

Setelah selesai, Micha dan juga Pak Tano pulang ke rumah keluarganya Mellays.

"Assalamualaikum Bunda," ucap Micha sambil membuka pintu rumahnya.

Micha mencari keberadaan Bundanya. Biasanya saat Micha pulang Bundanya ada di ruang tamu, namun kali ini Bunda tidak ada di sana.

Micha mencari Bunda di dapur namun sama sekali Ia tidak menemukan Bundanya. Micha menyimpan semua barang yang Ia beli tadi di dapur lalu kembali mencari Bundanya. "Bunda, bunda dimana?"

Tidak ada jawaban. Micha pun berjalan menuju kamar Bunda.

Tok Tok Tok....

Pintu itu tak kunjung terbuka, Micha mencoba membukanya yang ternyata pintu kamarnya tidak di kunci. Micha masuk lalu menemukan Bundanya yang terbaring di lantai dengan sedikit darah yang ada di sapu tangan yang Bunda Micha pegang.

Micha yang melihat itu pun kaget dan khawatir dengan Bundanya. "Bundaa," teriak Micha sambil memindahkan kepala Bundanya ke pangkuannya.

"Bundaa, bunda bangun," ucap Micha yang kini sudah menangis.

Micha langsung mengambil _handphonenya_ lalu menelepon Pak Tano. Tidak lama kemudian Pak Tano datang.

"Pakk tolong bawa Bunda ke rumah sakit," ucap Micha yang kemudian Pak Tano membawa Bunda Micha ke mobil.

Micha mengikuti Pak Tano dari belakang. Saat di depan rumah, Micha langsung membuka mobilnya dan masuk kedalam. Bunda Micha kini ada di pangkuan Micha.

"Pak cepetan," ucap Micha sambil terus menangis.

Pak Tano pun mempercepat laju kendaraannya.

Setelah sampai di rumah sakit, Micha langsung menemui susternya dan kembali lagi bersama suster tersebut. Bunda Micha kini dibawa ke ruang UGD dan langsung ditindak lanjuti.

Micha terus menangis sambil menunggu doktet dan suster yang menangani Bundanya keluar.

"Bunn, bunda sebenarnya kenapa," ucap Micha dalam batinnya.

Micha yang ingat dengan Papahnya pun langsung mengabarinya.

Ini Caca🔥:
Pah, bunda masuk rumah sakit. Papah cepet pulang yah.

Ceklis satu. Micha pun langsung menelepon Papahnya, namun tidak di angkat. Micha coba lagi, namun masih sama. Tidak ada jawaban sama sekali dari sana.

Micha pun lelah dan menyerah terus meneleponnya Papahnya yang sama sekali tidak ada satu pun panggil itu yang terjawab.

Micha menatap sendu kearah pintu ruangan dimana Bundanya sedang di cek oleh perawat dan juga dokter.

Terlihat sedikit pintu itu akan terbuka, Micha langsung sigap berdiri lalu menghampiri suster yang keluar dari ruangan itu.

"Sus, bagaimana keadaan Bunda saya?" tanya micha yang kini berada di depan suster itu.

Suster itu tersenyum ramah kearah Micha. "Saya tidak tahu pasti tapi menurut dokter Bundanya adek harus segera ditindak lanjuti."

Micha yang bingung dengan pernyataan suster itu pun, langsung menanyakan prihal apa maksud dari ucapan suster itu.

"Jadi begini dek, penyakit Bundanya adek sudah semakin parah," jelas suster itu.

Micha kaget dengan apa yang sudah suster itu jelaskan kepadanya. Micha pun bingung mengapa Ia tidak mengetahui jika Bundanya itu menderita sakit parah. "Parah? Bunda sakit apa sus?"

"Jadi adeknya ini belum tau kalau Bunda adek menderita penyakit ini?" tanya suster itu.

Micha hanya menggelengkan kepalanya. "Sus, segera ambilkan peralatan yang tadi dokter bilang," ucap suster yang kini berada di belakang suster tadi.

Suster tadi pun menganggukan kepalanya lalu meninggalkan Micha yang masih terdiam dalam kebingungan.

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang