Part 27

9 4 1
                                    

Malam harinya, di kamar, Micha membuka kado yang berbentuk kotak itu. Manis. Dari luarnya saja sudah terlihat cantik dengan pita yang melilit di kotak kado tersebut.

Micha menggunting pinta tersebut lalu membuka tutup kotak tersebut. Mengeluarkan isinya lalu menatap lekat benda itu.

"Kotak musik?" tanya Micha, Ia mengambil kotak musik itu.

"Ha apa ini?" Micha kaget saat melihat ada selembar kertas yang berbentuk pesawat terbang itu.

Micha membuka pesawat terbang itu. Lalu membaca setiap kata yang ada di sana.

Dear Caca

Happy birthday to you Caca, sahabat cewe terbawell aku, semoga apa yang kamu semogakan tersemogakan. Sukses terus kedepannya. Jangan lupakan sahabat mu ini Ca.

I hope kamu menjawab pertanyaan aku yang waktu di rumah sakit♡

Tertanda
El.

Micha sedikit sedih saat membaca surat itu. Apa yang Ia takutkan akhirnya terjadi. Mikael tentu akan menuntutnya untuk menjawab pertanyaan itu.

Sekarang Micha merasa bersalah dan juga Ia merasa bingung harus jawab apa kepadanya. Karena yang sebenarnya Micha hanya menganggapnya sebagai sahabat, nggak lebih.

Micha menyalakan kotak musik itu, membiarkan dua buah patung itu menari. Micha hanya melihat, Ia yang jenuh pun mengambil handphonenya lalu menyalakan data. Muncul notifikasi dari Mikael.

Mikael :
Ca, jangan baca surat yang ada di kotak tadi ya.

Itulah pesan yang Mikael kirimkan waktu sebelum Ia berangkat meninggalkan halaman rumah Micha.

Ini Caca🔥 :
Maaf El, aku baru buka handphone, dan aku udah baca surat itu.

Pesan itu tidak lama menandakan telah terbaca.

Mikael :
Yaudah lupakan aja, anggap kamu nggak pernah baca surat itu.

Micha nggak merespon chat dari Mikael lagi. Kini Ia membuka room chat nya bersama Roni.

Onii🔥 :
Malam pacal♡

Ini Caca🔥 :
Juga Onii

Sepertinya Roni tidak keluar dari room chatnya. Terbukti dari pesan yang baru Micha kirimkan langsung menandakan telah terbaca.

Onii🔥 :
Ca, anter temenin ke mall yuk.

Micha yang membaca pesan itu hanya berfikir apa Ia diperbolehkan keluar malam-malam begini.

Micha pun turun ke ruang tamu dan menemui Papah dan juga Bundanya. "Pah, Bun. Caca mau ke mall sama Roni boleh nggak?" tanya Micha sedikit takut jika Ia tidak diperbolehkan.

Bunda Micha hanya menganggukan pertanda memperbolehkannya. "Pah?"

"Iya boleh asal balik lagi ke rumah dengan selamat," ucap Papah Micha yang tentu mengizinkannya.

"Okee siap Pah," ucap Micha yang menggerakkan tanggannya membentuk hormat.

Micha pun menaiki tangga, menuju kamarnya. Mengetikkan beberapa kata di room chat nya bersama Roni lalu cepat-cepat mengganti pakaiannya.

Lima belas menit kemudian.

"Caca, Roni udah ada di depan," teriak Bunda Micha di bawah.

Micha pun cepat-cepat mengambil tas kecilnya lalu merapihkan sedikit rambutnya.

"Iya Bun," teriak Caca.

Saat di bawah Roni meminta izin kepada Bunda dan juga Papahnya Micha. "Tante, Om saya izin pinjam Caca dulu."

Micha yang mendengar itu hanya menahan tawanya.

Papah dan juga Bunda Micha mengangguk kepalanya lalu kembali masuk kedalam rumah.

Saat diperjalanan, Micha hanya menatap Roni dari samping. Sedangkan Roni, Ia sedang menyetir.

"Kamu dari tadi liatin aku? Ganteng ya?" tanya Roni yang kebetulan melihat kearah Micha.

"Geer banget kamu, aku lagi liatin jalan di samping kamu," ucap Micha tertawa kecil.

"Udahlah jujur aja," ucap Roni sambil menyetir.

Micha sedang memikirkan apa Ia harus mengatakan tentang surat itu kepada Roni? Micha bingung.

"Ca, kamu kenapa?" tanya Roni setelah memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Micha hanya menggelengkan kepalanya. "Aku baru sadar kalau kamu itu ganteng," ucap Micha sambil tertawa.

"Telat kamu nyadarnya, aku udah ganteng dari lahir loh," ucap Roni yang menatap Micha.

"Oni ayo jalanin lagi mobilnya, ntar kemaleman," ucap Micha mengalihkan pembicaraan.

Roni pun menyalakan kembali mobilnya.

Hening. Tidak ada percakapan diantara mereka berdua. Seakan topik memilih untung menghilang sejenak. Yang menbuat Micha semakin bingung harus mengatakan atau tidak prihal Mikael kepada Roni.

Hingga pada akhirnya, Micha dengan gugupnya berbicara mengenai surat itu. "Oni."

"Iya apa?" tanya Roni tanpa melirik Micha.

"Kalau misalkan ada yang suka sama aku selain kamu, kamu bakalan apa?" tanya Micha sedikit takut akan reaksi Roni nantinya.

Roni sedikit berfikir. "Mungkin aku bakalan pukulin dia sampai mati?"

Hanya sebuah kemungkinan! Batin Micha.

"Memangnya kenapa?" tanya Roni yang kini menatap Micha sebentar lalu kembali mengalihkan matanya ke depan.

Micha hanya menggelengkan kepalanya."Eh nggak apa-apa Ron, cuman pengen tau aja," ucap Micha berbohong.

"Oh okee, Ca aku gamau ada rahasia diantara kita!"

Micha hanya tersenyum miris lalu menganggukkan kepalanya.

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang