part 05

77 27 9
                                    

Sekitar dua jam Micha tertidur di rooftop sekolah. Saat bangun, Micha pun yang bosan sendirian di rooftop berniat untuk keluar dari sekolah. Tentunya dengan berhati-hati karena jika Ia ketahuan oleh Pak Bombom satpam yang ada disekolah ataupun oleh guru bk, maka urusannya akan lebih panjang.

Ruangan bekas uks jadi sasaran pertama Micha untuk keluar dari sekolahnya. Ruangan bekas UKS? tidak seperti siswa-siswi lainnya yang suka kabur, Micha memilih ruangan UKS yang akan menjadi tempat masuk-keluarnya Micha saat rasa bosan menghampiri.

Sosok gadis ini memiliki sikap yang berbeda kepada orang yang berbeda pula. Mungkin Bundanya tidak akan pernah tau sikap Micha dibelakangnya. Apalagi Ayahnya yang berada jauh sekali dengan Micha dan Bundanya.

Sekarang Micha sudah berada di depan ruangan yang kini akan menjadi tempatnya untuk bolos kala rasa jenuh mulai menghampirinya.

Micha pun masuk kedalam ruangan itu dan menggeser lemari yang ada disana. Sedikit kesusahan untuk memindahkan beda yang tinggi dan telihat sudah rapuh.

Sebenarnya Micha bisa saja tidur dengan sangat nyaman dan damai di ruangan itu karena disana terdapat ranjang yang masih bisa dipakai.

Namun suasana yang sunyi dan udara yang sangat dingin di ruangan itu membuat Micha seakan takut berada lama-lama disana.

Berita tentang kakak kelasnya yang meninggal di ruangan itu pun membuatnya sedikit merinding ketakutan.

Setelah berhasil menggeserkan lemari, Micha pun membuka jendela yang tadi ketutup oleh lemari tua itu.

Micha pun mengambil kuris yang ada disana agar memudahkan Ia untuk keluar lewat jendela itu.

Micha mengibaskan rambutnya kebelakang lalu tersenyum bangga karena tidak ada seorang pun yang memergokinya. "Lo hebat Ca."

Saat berhasil menapakkan kakinya di tanah yang ditumbuhi rumput liar itu, Micha berjalan menuju tempat dimana markasnya berada.

Markas? Sebenarnya Micha ini siapa?

Micha terus berjalan tanpa takut akan ada yang mengikutinya. Hanya butuh sekitar satu jam Micha berjalan untuk sampai di markasnya.

Setelah berada di markas yang tempatnya cukup besar dan bisa diisi lebih dari lima puluh orang itu, Micha menyimpan tasnya di ruang pribadi milik Micha lalu menghampiri orang-orang yang ada disana.

Ruang pribadi?

"Wihh tamu terhormat dateng ni."

"Tumben-tumbenan lo kesini?"

Dan ada banyak lagi sambutan dari orang yang berada disana.

Tamu terhormat? Siapa? Micha? Apa sebegitu pentingnya Micha di perkumpulan orang-orang itu?

Micha hanya tersenyum menanggapi semua sambutan dari orang-orang itu. "Za, gue pinjem hp lo dong."

Orang yang dipanggil Za itu menengok. "Lah, tumben lo pinjem."

"Hp gue ada di si pembawa onar," Micha berdecak sebal.

Sepertinya orang yang tadi dipanggil Za itu bingung. "Si pembawa onar? Siapa?"

Lagi-lagi Micha berdecak sebal. "Masa lo gatau, itu loh badboynya SMA gue."

Orang itu menganggukan kepala seolah mengerti apa maksud dari ucapan Micha. "Oh si Marvel?"

Micha hanya menaik-turunkan alisnya. "Yaudah mana hp lo."

Orang itu mengambil hpnya dari tas yang ada di meja. Setelah menerima handphone yang tadi orang itu berikan, Micha pun mengetikkan beberapa angka lalu meneleponnya.

Namun panggilan itu tidak diterima, mungkin karena sekarang adalah waktunya kegiatan belajar mengajar. Jika orang yang Micha telepon tadi adalah temannya yang ada dikelas.

Micha pun mengirimi pesan kepada orang yang Ia telepon tadi.

Reiza Cecan
Molla, Marvel itu kakak kamu? Kalau iya tolong ambilin hp aku dong~Caca.

Setelah melihat tanda ceklis dua abu-abu, Micha pun memberikan handphone milik temannya yang bernama Reiza itu.

Orang itu menerima kembali handphonenya. "Btw lo ada hubungan apa sama si Marvel?"

Micha menggelengkan kepala malas. "Gada apa-apa."

Temannya yang lain ikut penasaran. "Oh jadi gini udah mau main rahasia."

Micha pun berdecak sebal karena teman-temannya menyangka bahwa Ia dan Marvel ada sesuatu. "Serius gue sama si pembawa onar gada apa-apa."

Teman-temannya hanya menganggukan kepala tapi mereka masih yakin kalau diantar Micha dan Marvel ada sesuatu.

"Terus kenapa hp lo ada di si Marvel?" tanya orang yang kini duduk disebelah Reiza.

"Gara-gara salah masuk kelas," Micha sebenarnya males buat sahutin pertanyaan itu.

Teman-temannya pun bingung dengan jawaban yang Micha berikan. "Masa gara-gara salah masuk kelas sih?" tanya teman Micha yang lainnya.

Micha pun yang merasa risih terus ditanyai tentang itu, izin pergi ke ruang pribadinya. "Udah ah gue mo cabut dulu."

"Cabut kemana?" tanya Reiza.

Micha pun berjalan menuju ruang pribadinya. "Kepo."

"Ye dasar lu." ucap Reiza lalu melempar buku yang sedari tadi Ia pegang.

🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉

Holla🤸‍♀ apa kabar?
Tetap menyapa walau gada yang sahut(:

Vote kalau kalian suka kalau nggak gausah kok gpp wkwk.

Salam Rindu dari👇🏻
ekkavzyh

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang