Part 29

6 4 4
                                    

"Kamu jarany foto? Kok isinya cuman foto aku aja?" tanya Micha bingung.

"Sering, tapi waktu itu hp aku udah gabisa nyimpen apa-apa jadi aku hapusin deh foto-foto aku," ucap Roni kembali menampilkan giginya.

"Kenapa nggak hapus foto aku aja?" tanya Micha heran.

"Kamu terlalu berarti bagi aku."

Halah lebay:v boong canda Ron. Maafkan author mu ini:v

Skip!

Saat di kamar, Micha teringat dengan satu hal. Miyyami! Ia lupa kalau belum berbaikan dengannya. Micha pun izin pergi kepada Papahnya untuk ke rumah keluarga Lunays.

"Pah, Bun Caca mau ke rumah Miyyami boleh nggak?" tanya Micha sedikit gugup karena Ia baru saja pulang.

"Mau ngapain Ca? Ini udah malem loh," tanya Papahnya. Ia memang tidak tahu akan hubungan Micha dengan Miyyami sekarang.

"Caca mau minta maaf ke Miyyami," ucap Micha jujur.

Terlihat sekali Papahnya ini tidak mengerti apa maksud dari perkataannya. "Minta maaf?"

Micha hanya menganggukan kepalanya.

"Memangnya ada masalah apa kamu sama Miyyami?" tanya Papahnya penasaran.

"Miyyami iri dengan Micha karena orang tuanya Miyyami lebih mementingkan Micha daripada Miyyami," ucap Bunda Micha yang hanya mendapatkan anggukan dari Papahnya.

"Yaudah boleh, mau berangkat naik apa?" tanya Papahnya Micha.

"Naik taxi aja Pah," ucap Micha kepada Papahnya.

"Papah anter aja," ucap Bunda Micha mengusulkan.

"Eh nggak usah Bun, Pah. Caca naik taxi aja gpp," ucap Micha menolak usul dari Papahnya itu.

"Yaudah, hati-hati ya."

"Siap Pah, Bun," ucap Micha lalu menyalimi kedua orang tuanya itu.

Setah itu Ia pergi keluar dari rumah keluarganya. Untungnya tadi Ia sempat memesan taxi terlebih dahulu jadi tidak usah mununggu lama.

"Mbak yang pesan taxi ya?" tanya supir itu.

Micha menganggukan kepalanya lalu membuka pintu mobil itu.

"Mau kemana mbak?" tanya supir taxi itu.

Micha pun menyebutkan alamat rumah keluarga Lunays. Tidak butuh waktu lama akhirnya taxi yang mengantarkannya itu kini telah tiba di depan rumah elit keluarga Lunays.

Setelah taxi itu pergi, Micha menekan bel rumah itu.

"Iya sebentar," ucap seseorang di dalam rumah itu.

"Eh non Micha, mau ketemu neng Miyyami yah?" tanya Bi Rere setelah membuka pintu itu.

Micha pun mengangguk antusias. "Iya Bi, Miyyaminya ada Bi?"

Wajah Bi Rere tersenyum masam. "Yah non telat, Neng Miyyami sekarang udah pindah."

Tentu saja Micha kaget mendengar hal itu. "Yang bener Bi?!"

Bi Rere hanya menganggukan kepalanya.

"Miyyami kenapa pindah Bi? Terus Miyyami pindah kemana?" tanya Micha kepada Bi Rere.

"Kalau itu Bibi lupa, ntar Bibi sms neng ya.  Tadi Bibi sempet nguping pembicaraan Tuan sama Nyonya. Terus Bibi tulis deh di alamatnya di hp," ucap Bi Rere yang mendapatkan anggukan dari Micha.

"Bibi izin pamit ambil hp dulu ya Non," ucap Bi Rere lalu pergi meninggalkan Micha sendirian di luar.

Sambil menunggu, Micha memsan taxi lagi. Setah selesai Ia mendapatkan pesan dari Bi Rere.

Tidak lama kemudian Bi Rere datang menghampiri Micha.

"Bi makasih ya," ucap Micha saat Bi Rere baru saja datang.

"Caca mau temui Miyyami dulu, Assalamualaikum Bi," ucap Micha lalu pergi meninggalkan Bi Rere.

Saat itu pas sekali taxi yang Ia pesan tadi sudah ada di depan Rumah Micha. Micha pun masuk dan menunjukan alamat yang tadi Bi Rere kirimkan.

Cukup beberapa menit di perjalanan, akhirnya Micha kini berada tepat di depan rumah yang kini Miyyami tempati.

Micha menatap sejenak rumah itu lalu masuk kedalam pekarangan rumah itu. Micha menekan bel yang ada di sana.

"Iya tunggu sebentar, " ucap seseorang di dalam sana.

"Miyyami!" teriak Micha saat melihat orang yang kini ada di hadapannya.

"Mi maafin gue," ucap Micha sambil memeluk Miyyami dengan erat.

"Lo kok tau gue ada di sini?" tanya Miyyami sambil menjauhkan badan Micha darinya.

Micha hanya menampilkan deretan gignya. "Tadi aku ke rumah, terus kata Bi Rere kamu dah pindah terus Bi Rere ngasih alamat kamu ke aku terus aku langsung ke sini terus ...."

"Terus aja sampe nabrak tembok," potong Miyyami.

Micha hanya tertawa mendengar ucapan Miyyami.

"Masuk Ca, nggak enak ngomong sambil berdiri kek gini," ucap Miyyami lalu berjalan masuk kedalam rumahnya.

Micha hanya mengikuti Miyyami dari belakang. "Duduk dulu Ca."

Micha pun duduk di kursi yang ada di ruangan itu. Miyyami pergi ntah kemana.

Rumah ini terlihat rapi, pasti Miyyami nyaman di sini pikir Micha dalam hatinya.

Miyyami datang kembali dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat satu gelas minuman dan juga beberapa cemilan.

"Jadi, kenapa kamu pindah kesini Mi?" tanya Micha penasaran.

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang