part 04

72 23 5
                                    

Setelah pertengkaran kecil dengan si pembawa onar, Micha hanya terdiam sambil mendengarkan alunan musik yang keluar dari benda pipih milik Marvel.

Bosan. Mungkin itu yang Micha rasakan saat ini. Tidak ada kegiatan yang harus Micha lakukan.

Terdiam sambil membayangkan kejadian saat itu. Hari dimana Micha sangat khawatir dan bingung kepada Bundanya.

"Ca, aku disini ingin menyampaikan sesuatu yang sudah aku pendam selama ini," ucap Mikael serius.

Sesuatu? Selama ini Ia pendam? Micha bingung sebenarnya apa yang Mikael sembunyikan selama ini.

"Aku sebenarnya ...."

"Woyy Ca, lo ngelamun aja. Hati-hati disini angker loh," ucap Marvel menakut-nakuti.

Ck ....Dasar pembawa onar ganggu aja, kan ini penasaran apa yang sebenarnya Mikael pendam.

Datar, ekspresi itu yang muncul di wajah cantik milik Micha. "Gue ga takut tu."

Seketika sisi lain dari Marvel muncul. "Yakin nih?"

Micha hanya menganggukan kepala.

Dua menit setelah Micha mengangguk, tak ada percakapan lagi.

Marvel tersenyum bangga setelah mendapatkan apa yang ia cari sedari tadi. Ia langsung menyalakan ntah apa itu tapi menurutnya ini akan berhasil membuat Micha takut.

"Ding dong ku datang padamu bukalah pintu ...." Lagu itu terdengar dari handphone milik Marvel yang sukses membuat Micha kaget.

Takut? Kata itu tidak ada di kamus milik Micha. Saat ini ia bahkan tertawa setelah mendengar lagu itu.

Micha yang awalnya kaget pun lantas membuka sepatunya lalu melemparnya kearah Marvel. Namun sayang lemparan itu melesat.

Marvel pun tertawa karena berhasil menjauh dari lemparan Micha. "Melesat."

Micha yang kini sebal karena lemparannya tak mengenai target pun melempar sepatunya sekali lagi.

Happ. Kali ini lemparannya tepat di kepala Marvel.

Kali ini Micha yang tertawa."Yang pertama itu pemanasan."

Micha pun mengambil sepatunya dan memakainya kembali.

Sepertinya sepatu milik Micha sangat tebal sampai kening Marvel terlihat sedikit merah.

Micha menghampiri Marvel sambil tertawa bangga. "Sakit? Mampus."

Belum sempat Marvel menjawab, suara bel istirahat berbunyi begitu keras sampai terdengar keatas rooftop.

Micha pun balik arah dan langsung mengambil tasnya. "Hp gue."

Marvel tertawa lalu pergi. "Gada."

Micha sedikit berlari mengejar Marvel. "Bentaran doang."

Marvel berbalik badan lalu menunggu Micha. "Buat apa?"

"Kepo," Micha seakan menuntut untuk dikembalikan handphonenya. Tangannya sudah siap menerima benda miliknya namun sang pengambil belum juga memberikanya.

Marvel berdecak sebal lalu pergi. "Yaudah bye."

"Ehe jangan dulu, yaampun lo tu ya," ucap Micha seakan menyesal telah membuatnya kesal.

Ucapan Micha hanya diabaikan oleh si pembawa onar. Micha yang diabaikan pun merasa kesal.

Kali ini Micha tak mengejar si badboy ngeselin itu.

Micha bingung Ia harus kemana sekarang. Ke kelas? Ia masih malu untuk bertemu dengan teman-temannya. Ia takut jika berita Ia salah masuk kelas sudah menjadi bahan perbincangan teman-temannya. Terutama sama gengnya si Dara. Cewe rusuh yang jadi seksi kebersihan di kelasnya.

Heran kenapa cewe kek dia bisa jadi seksi kebersihan atau emang gara-gara mulutnya itu yang gabisa dijaga kalau ngomong tu. Nyelekit. Gada tu kata-kata manis yang keluar dari mulutnya.

Micha pun kembali ke rooftop. Sendirian, hanya ada Micha disana. Seketika terdengar suara perut berbunyi. Micha yang tadi pagi belum sempat sarapan sepertinya ia lapar sekarang.

Micha ingat tadi Bundanya memberikan bekal. Micha pun mengambil dari dalam tas dan membukanya.

Disana terlihat ada dua tumpuk roti yang saat ini menggugah selera Micha. Dengan lahap Ia memakannya. Untung Bundanya membuatkan bekal untuknya.

Setelah selesai makan, Micha berjalan mengitari ruangan itu. Sepertinya rooftop ini jarang sekali dibersihakan. Terlihat dari debu yang menempel disekitaran sofa.

Micha pun membersihkannya dengan sapu yang ada disana. Setelah bersih, Micha berbaring di sofa yang Ia bersihkan tadi.

Kantuk mulai menyapanya. Perlahan tapi pasti Ia tertidur diatas sofa itu.

Selang beberapa menit setelah Micha tertidur, ada seseorang yang mulai berjalan menuju tempatnya.

Semakin dekat suara langkah kaki itu semakin terdengar jelas.

Micha yang tertidur pun tidak menyadari bahwa sekarang ada seseorang yang berada disampingnya.

Tidak tau siapa orang itu tapi yang pasti orang itu kini tengah memfoto Micha yang masih tertidur pulas.

Satu foto ... Dua foto, ntah sekarang sudah berapa foto yang orang itu ambil. Tidak terhitung. Orang itu terus saja memfoto Micha.

Oh tidak, semua foto itu aib bagi Micha. Ntah apa yang akan Micha lakukan jika orang yang memfotonya itu menyebarkan aib Micha.

Mungkin sisi lain dari Micha akan muncul jika orang itu benar-benar akan menyebarkan foto yang Ia ambil saat Micha tertidur.

🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕🦕

Siapa tu? Ganggu aja_-

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang