Part 28

9 4 2
                                    

Mobil yang dikemudikan oleh Roni pun sampai di Mall yang dekat dengan rumah Micha.

Selama menemani Roni mencari barang yang Ia akan beli, Micha hanya diam. Tidak ada percakapan diantara mereka.

"Ca, kita beli barang couple yuk," ajak Roni yang sedari tadi melihat Micha yang melamun.

"Ehe iya ayuk," ucap Micha yang sadar akan pertanyaan Roni.

Micha, Ia semakin bingung harus bicara atua tidak kepada Roni prihal surat itu. Roni sudah mengatakannya agar tidak ada rahasia diantara mereka.

Namun Ia menimba-nimba apa risiko dari tindakannya itu. Marah? Mungkin Roni akan lebih memilih untuk bungkam daripada marah.

"Ca, yang ini bagus nggak?" tanya Roni sambil memperlihatkan casing handphone.

Mich hanya menganggukan kepalanya lalu tersenyum.

"Yaudah aku beli dulu ya, kamu tunggu di sini," ucap Roni lalu menuju mbak tokonya.

Micha hany melihat kepergian Roni. Sambil menunggu Roni kembali, Micha kembali memikirkan hal tadi.

Kini Ia lebih memilih untuk jujur kepada Roni.

"Ca, mau makan dulu atau langsung pulang?" tanya Roni saat kembali.

"Pulang aja, kan kata Papah gaboleh pulang malem," ucap Micha sambil tersenyum.

"Oh okee," ucap Roni lalu memegang tangan Micha.

Micha membalas genggaman tangan Roni. Erat. Seolah tidak mau kehilangannya.

"Oni, Aku dapet surat dari Marvel," ucap Micha memecahkan keheningan diantara mereka.

"Surat apa?" tanya Roni penasaran.

"Nanti aku kasih ke kamu," ucap Micha lalu berjalan lagi.

Setelah itu hening, tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Hingga pada akhirnya, di mobil, Roni menanyakan tentang surat itu lagi. "Surat apa memangnya?"

"Surat ucapan," ucap Micha jujur.

Roni pun melajukan mobilnya, meninggalkan tempat itu.

Suasana hening kembali.

"Kalau surat itu, surat ungkapan perasaan dari dia. Ya gpp, kalau dia nembak kamu juga gpp. Kalau kamu lebih milih dia dari pada aku juga gpp. Aku bahagia liat kamu bahagia. Aku bingung liat kamu kayak tadi," ucap Roni setelah memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Ca, aku gamau punya hubungan karena paksaan, aku mau kamu terima aku apa adanya," ucap Roni menatap lekat bola mata Micha.

"Oni," ucap Micha seakan Ia telah menyesal telah mengatakan hal ini kepadanya.

"Ni, aku sama Mikael nggak ada hubungan apa-apa, aku sama dia cuman sahabatan, nggak lebih dan nggak bakalan lebih! Aku suka sama kamu, aku milih kamu dari siapapun yang ada di dunia ini!" ucap Micha dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

"Thanks Ca," ucap Roni lalu memeluk Micha dari samping.

"Nggak perlu berterimakasih Oni, aku seneng kamu ada di kehidupan aku. Aku bahagia sama kamu so jangan pernah ucapkan terimakasih," ucap Micha membalas pelukan itu.

"Nii sampai kapan kita pelukan kek gini?" tanya Micha yang tadi sempat melihat jam.

"Eh maaf, aku kebawa seneng sih," ucap Roni melepas pelukan itu.

Micha hanya tertawa ringan. "Udah, ayo jalan lagi."

Roni pun kembali menyalakan mobilnya. "Ngebut ni?" tanya Roni yang siao menancapkan gasnya.

"Ya janganlah."

Setelah sampai di depan rumah Micha, Roni menatap Micha. "Ca, ini casing hp nya, harus dipake gamau tau," ucap Roni sambil menyerahkan casing hp yang terdapat tulisan my king itu.

"Sekarang?" tanya Micha yang sambil menerima casing itu.

Roni hanya menganggukan kepalanya. Micha pun mengeluarkan handphonenya yang langsung diambil oleh Roni.

"Biar aku aja yang gantiin."

"Punya kamu siniin," pinta Micha.

Roni pun mengeluarkan handphonenya dan langsung memberikannya kepada Micha.

"Bagus nggak?" tanya Roni setelah selesai memakaikan casing hp itu.

"Bagus," ucap Micha sambil mengacungkan dua ibu jarinya.

"Walpaper kamu?"

"Cantik kan?" ucap Roni sambil mengedipkan sebelah matanya.

Micha hanya tertawa melihat tingkah Roni barusan. "Nggak jelek."

"Nggak jelek sama artinya dengan cantik," ucap Roni lalu memberikan kembali handphone milik Micha.

"Ini foto waktu kapan?" tanya Micha yang masih melihat ke layar hp milik Roni.

Roni berfikir sejenak. "Hmm nggak tau lupa, abisnya kamu banyak aku foto sih."

"Jadi selama ini kamu suka ngefotoin aku?" tanya Micha penasaran.

Roni hanya menganggukan kepalanya. "Buka aja galerinya."

Micha memperlihatkan layar hp Roni kepadanya. "Terkunci."

"Ketik nama kamu," ucap Roni memerintah.

Micha pun mengetikkan namanya. Terbuka! Jadi? Selama ini Roni memakai namanya untuk membuka hp miliknya itu?

Micha pun mencari galeri di handphone Roni. Betapa kagetnya Ia saat melihat isi galeri laki-laki yang ada di sampingnya ini. "Oni, ini serius?"

"Apanya yang serius Ca?" ucap Roni tidak mengerti.

"Ini," ucap Micha memperlihatkan layar handphone Roni.

Roni menganggukan kepalanya sambil menampilkan deretan giginya.

👇👇🏻👇🏻👇🏼👇🏽👇🏾👇🏿👇🏿👇🏿👇🏾👇🏽👇🏼👇🏻👇🏻👇

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang