Part 14

28 14 3
                                    

Soal makan aku memang jagonya tapi maaf kalau soal makan temen aku sih no.


Δ

Sekarang Micha sudah dipindahkan dari ruang UGD. Kini, Bunda dan juga Tante Meysha sedang menunggu Micha sadarkan diri.

Bunda Micha duduk sambil menatap lesuh anaknya yang baru saja beberapa jam yang lalu Ia melihat Micha menangis.

Miyyami? Dia tidak ada di samping Micha bahkan untuk berada di rumah sakit aja dia tidak ada.

Mungkin Miyyami tidak menemani Micha di rumah sakit karena ada Bundanya, atau mungkin Miyyami masih marah kepada Micha.

"Ca," ucap Bunda Micha saat melihat Micha kembali sadar.

"Bun, Miyyami mana?" Micha melihat sekeliling ruangan namun Ia tidak menemukan keberadaan Miyyami di sana.

Tante Meysha yang tadi duduk di sofa pun menghampiri Micha. "Miyyami lagi keluar sebentar Ca."

Micha menatap Bundanya, memastikan ucapan Tante Meysha itu benar atau tidak. "Tadi Miyyami sempat ke sini pas Caca masih di ruang UGD."

Micha hanya menganggukan kepalanya lalu mengalihkan pandangannya menuju pintu yang tertutup itu. Berharap sosok itu akan datang menemuinya.

"Caca mau makan nggak?" tanya Bunda Micha sambil mengambil buah-buahan yang tadi Tante Meysha belikan.

Micha menggelengkan kepalanya lalu menatap Bundanya. "Bun, Caca pengen pulang sekarang."

"Tapi Caca kan harus banyak-banyak istirahat," ucap Bunda Micha bertepatan dengan pintu terbuka.

Seorang perawat masuk sambil membawa beberapa alat untuk mengecek keadaan Micha.

"Caca kan bisa istirahat di rumah Bun, lagian Caca juga baik-baik aja kok, lukanya juga ini nggak terlalu parah," ucap Micha sambil menatap Bundanya.

Bunda Micha melihat ke arah suster yang kini masuk ke dalam ruangan dimana Micha berada. "Apakah anak saya ini diperbolehkan pulang ke rumah, Sus?"

Suster itu tersenyum sambil menaruh peralatan yang tadi Ia bawa. "Anak Ibu bisa langsung pulang besok, untuk info selanjutnya bisa Ibu tanyakan ke dokternya Bu."

Bunda Micha mengangguk dan tersenyum ramah ke suster itu. "Oh iya Sus, terima kasih."


Micha yang terus saja meminta kepada Bundanya agar Ia cepat kembali ke rumah pun akhirnya sekarang Ia bisa istirahat di rumahnya.

Pastinya karena Bunda Micha telah menanyakan kepada dokter yang telah menangani Micha, agar Micha diizinkan untuk beristirahat di rumah.

Sekarang Bunda dan juga Micha berada di rumahnya, tepatnya di kamar Micha.

Tok tok tok ....

Suara pintu terdengar diketuk oleh seseorang di luar sana.

Bunda Micha yang mendengar suara pintu diketuk pun, berjalan menuju lantai bawah yang dimana pintu masuk berada.

"Iya sebentar," ucap Bunda Micha saat menuruni tangga.

Bunda pun membuka pintunya dan muncullah dua orang perempuan yang sangat Bunda kenali. "Eh nak Molla sama Lolly, masuk nak."

"Ehe iya Bun," Molla dan Lolly pun masuk ke dalam rumah milik keluarga Mellays.

Bunda kembali menutup pintunya lalu mempersilahkan Molla dan juga Lolly untuk duduk di sofa yang berada di ruang tamu itu.

"Oh iya Bun, Cacanya ada?" tanya Molla saat duduk di sofa.

"Ada, mau Bunda panggilin atau mau langsung ke kamar Caca aja?" tanya Bunda sambil berdiri.

Molla dan Lolly pun ikut berdiri. "Kita langsung ke kamar Caca aja Bun."

Bunda pun menganggukan kepalanya lalu berjalan menuju dapur setelah Molla dan juga Lolly berjalan ke arah tangga.

Molla dan Lolly pun masuk ke dalam kamar Micha yang tidak ditutup itu. Betapa kagetnya Molla dan juga Lolly saat melihat Micha dalam keadaan seperti itu.

Terlihat beberapa goresan kecil di wajah cantik milik Micha. Di sikunya pun ada bekas luka yang diplaster.

"Oyy Ca, lo napa?" tanya Lolly saat Ia berada tepat di samping Micha.

Micha tersenyum bangga. Bangga? Akan hal apa?

"Keren gak?" tanya Micha sambil mengarahkan jari telunjuknya ke kening yang penuh dengan goresan akibat kecelakaan itu.

Molla terlihat bingung dengan apa yang telah Micha ucapkan. "Keren apanya coba?"

"Moll, kayaknya temen kita yang satu ini udah gila deh, atau jangan-jangan akibat dari kecelakaan itu Caca jadi ...," ucap Lolly terhenti.

Micha yang tau maksud dari ucapan Lolly pun langsung menyanggahnya. "Jadi apa? Jadi makin cantik ya?"

Molla dan Lolly pun kompak menertawai Micha. Yang membuat Micha menjadi sebal karena mereka.

"Pada ketawa kenapa? Bunda kok nggak diajak sih," ucap Bunda sambil membawa minuman dan juga cemilan untuk Molla dan Lolly.

Micha yang tadi sedang duduk di ranjangnya pun tiba-tiba mengambil cemilan yang Bunda bawakan. "Mereka lagi ngetawain Caca, Bunda yakin mau ikutan?"

Bunda hanya menggelengkan kepalanya takut jika Ia ikut tertawa, anaknya itu akan ngambek kepadanya. Bunda pun mengambil cemilan yang tadi Micha ambil. "Caca itu kan buat Molla sama Lolly."

🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟🍟
Holla☔☔
Caca maruk nggak sih? 🙄

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang