Part 30

10 4 6
                                    

"Hmm itu ...," ucap Miyyami di jeda.

Micha mengerutkan alisnya. "Itu apa Mi?"

"Itu Aku pindah karena sekarang aku bakalan tinggal bersama ibu kandung aku," ucap Miyyami jujur.

Micha yang mendengar itu pun bingung dibuatnya. "Ha? Terus Bunda kamu yang di sana itu bukan ...."

"Iya bukan Ibu kandung aku, dia Ibu tiri," ucap Miyyami memotong ucapan Micha.

Micha yang mendengar langsung pernyataan dari Miyyami pun langsung memeluk sepupunya itu.

"Lahh kenapa lu meluk gue?" tanya Miyyami yang bingung melihat reaksi Micha.

"Nggak cuman pengen peluk aja," ucap Micha yang langsung menghindari Miyyami lagi.

Miyyami hanya menganggukan kepalanya.

Micha melihat kesekeliling ruangan itu. Sejak dari tadi Ia tidak menemukan keberadaan seseorang selain Miyyami di sana. "Mi Ibu kandung sama bapak tiri lo mana?"

"Oh mereka, mereka lagi ada di rumah sakit," ucap Miyyami lalu mengambil cemilan yang ada di atas meja itu.

Micha yang bingung pun langsung menatap Miyyami. "Ha? Siapa yang sakit?"

"Mmm itu ... abang gue."

Micha yang mendengar itu pun kaget, jadi dia punya saudara kandung? "Ha? Siapa? Pasti kayak lu ya? Cewe cowo?"

"Lu kalau nanya tuh satu-satu bisa kan?" tanya Miyyami yang sedikit kesal mendapatkan pertanyaan beruntun dari Micha.

Micha hanya tertawa polos.

"Itu ... abang gue si Trollfien," ucap Miyyami di sela-sela tawa Micha.

Micha kembali dikejutkan oleh kata yang keluar dari mulut Miyyami. "Ha?! serius lu Mi! masa dia abang lu sih."

Ya. Micha mengenal abang Miyyami yang baru saja terungkap. Trollfien. Ia selalu mendengar namanya, nama itu tidak begitu asing di telinga Micha. Ia sering mendengar dari mulut Miyyami langsung dan juga teman-temannya.

Miyyami hanya menganggukan kepalanya.

"Gue nggak percaya sih, kok bisa ya kalian bersaudara?"

Miyyami hanya berdecak. "Yee mana gue tau, tanya aja sendiri sama orang tua gue."

Pertanyaan yang emang nggak masuk logika. Dadar Micha. Eh dadar maksudnya dasar.

Oke skip lagi!

"Mi, besok lo ada acara nggak?" tanya Micha saat di luar pintu rumah Miyyami.

Miyyami berfikir sejenak. "Emm keknya gue besok mau jenguk tu si Troll deh."

"Oh oke deh, gue ikut ya, boleh nggak? Gue mau tau kalian kalau adik kakak kek gimana," ucap Micha sambil tertawa.

Miyyami kembali memperkirakannya. Ia pun menggelengkan kepalanya.

"Yaa, boleh yaa," ucap Micha agar Ia diperbolehkan ikut bersamanya ke rumah sakit.

"Bolehlah apa sih yang nggak boleh buat Micha kesayangan," ucap Miyyami lebay!

Micha pun tersenyum lalu tertawa saat mendengar ucapan Miyyami. "Oke, ntar lu tungguin di tempat parkiran rumah sakitnya aja ya."

Miyyami hanya menganggukan kepalanya. "Yaudah gue pulang dulu babay."

Micha pun berjalan menuju gerbang rumah Miyyami. Di luar sana sudah terdapat taxi yang akan mengantarkannya pulang.

🐣

🐣

Pagi ini Micha bangun lebih awal. Kini Ia merasa hidupnya lebih bahagia dari bulan-bulan yang lalu.

Bagaimana tidak, apa yang selama ini Ia harapkan akhirnya terjadi di tahun ini. Di saat usianya sudah berumur 17 tahun. Memang angka 17 itu spesial baginya.

Di hari ulang tahunnya Ia mendapatkan hadiah dari Papahnya berupa janji bahwa Papahnya itu akan tinggal selamanya di rumah yang kini mereka tinggali.

Kedua, Roni! Alasan yang tidak akan pernah bisa terjelaskan. Sangat spesial seperti martabak namun lebih!

Dan yang terakhir, satu-satunya kesalahpahaman yang sempat hampir memanjang pun akhirnya terselesaikan. Miyyami! Sepupunya, sudah bersikap seperti biasa lagi kepadanya. Tidak ada rasa benci ataupun marah yang Miyyami berikan kepadanya. Malah sebaliknya, kini Miyyami lebih menyayanginya.

Tiga alasan itu mampu merubah sikap Micha dalam hitungan detik.

"Pagi Bun, Pah," ucap Micha saat turun dari tangga.

"Pagi sayang," jawab Bunda Micha yang sedang mengolesi selai stroberi.

"Ca, Roni dah ada di luar," ucap Papahnya yang baru masuk kedalam rumah.

Micha yang mendengar itu pun kaget. "Roni? Ngapain Pah?"

Papahnya pun duduk di kursi. "Mau ngajak berangkat bareng katanya."

Micha pun menganggukan kepalanya.

"Kenapa nggak disuruh masuk aja Pah?" Tanya Bunda Micha yang ikut duduk.

"Udah tapi katanya mau tunggu di luar aja," ucap Papahnya lalu memakan roti yang telah di buatkan oleh Bunda Micha.

"Yaudah Pah, Mah, Caca berangkat dulu ya," ucap Micha setelah selesai meminum segelas susu.

"Ini rotinya makan dulu," ucap Bunda Micha lalu memberikannya kepada Micha.

Micha pun menyalimi kedua orang tuanya itu. "Caca berangkat dulu,  assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mereka berdua.

"Pagi Ca," ucap Roni yang melihat kedatangan Micha.

"Pagi juga Onii," jawab Micha saat berada di hadapan Roni.

Roni hanya tertawa melihat Micha.

TBC

Jangan lupa vote dan komentarnya, ya!?

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang