Part 26

6 4 6
                                    

Roni berdecak. "Gue kan cuman ambil es krimnya satu, ya harganya sepuluh ribu lah."

"Nggak gitu dong, pokoknya lo harus bayar semuanya. Lima puluh ribu!" perintah Lolly kepada Roni.

Roni mengerutkan alisnya. "Lahh? Semuanya empat puluh riby kali Ly!"

Lolly berdecak. "Yee lu pikir kita beli kek ginian nggak pake usaha? Usaha kita buat dapetin ini totalnya sepuluh ribu!"

Molla dan Micha tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku mereka berdua.

"Aelahh kalian ribut cuman masalah kek gini aja, ini Ly gua aja yang bayar," ucap Micha lalu memberikan uang lima puluh ribu kepada Lolly.

Roni menyanggahnya. "Jangan Ca, biar gue aja yang bayar," Roni mengambil dompetnya yang ada di saku celananya lalu mengeluarkan isi yang ada di dompetnya itu.

"Yee giliran Caca aja, langsung gerecep banget lo," ucap Lolly lalu mengambil uang itu.

"Ca ...." Belum sempat Roni meneruskan ucapannya ada orang yang mengetuk pintu rumah Micha.

"Bentar ya Ron, aku buka pintu dulu," ucap Micha lalu pamit untuk membuka pintu itu.

Betapa kagetnya saat pintu itu sempurna menampilkan wajah sahabat Micha ini. "El? Ngapain?" tanya Micha to the point.

"Ehe nggak Ca, cuman mau ngasih ini aja," ucap Mikael lalu memberikan sebuah benda kepada Micha.

"Ehe masuk dulu El, maaf lupa," ucap Micha lalu mempersilakan Mikael untuk masuk kedalam rumah.

Micha kembali menutup pintu itu lalu berjalan menuju dimana Roni, Lollya dan juga Molla berada.

Mikael hanya mengikuti Micha dari belakang sambil memegang benda yang belum sempat Micha ambil itu.

"Siapa Ca?" tanya Molla dan Lolly bersamaan.

Roni hanya menatap Micha yang dibelakangnya diikuti oleh seseorang.

"Ini Mikael," ucap Micha sambil memperkenalkan Mikael kepada teman-temannya.

Molla dan Lolly hanya menganggukan kepalanya mengerti. "El ini Lolly dan yang ini Molla," ucap Micha lalu menunjukkan jarinya kearah Lollya dan Molla bergantian.

"Emm dan yang ini Roni," ucap Micha sambil menatap kearah Roni.

Roni bangun dari duduknya dan bersalaman dengan Mikael.

"Oni pacar Micha," ucap Roni sambil menjabat tangan Mikael.

Mikael tersenyum ramah, ralat lebih tepatnya tersenyum miris. "Mikael, sahabatnya Micha sejak SMP."

Roni bersyukur dalam hatinya ternyata orang yang kini berada di depannya itu cuman sahabat Micha aja. Nggak lebih!

"Ehe El silakan duduk," ucap Micha lalu ikutan duduk.

Kini Mikael, Micha dan Roni duduk dalak satu sofa dimana Micha yang berada di tengah antara Mikael dan Roni.

Sedangkan Lolly dan Molla mereka duduk dalam sofa kecil yang cukup memuat satu orang.

Roni melihat Micha yang akrab dan cukup bisa dibilang dekat saat berbicara dengan Mikael.

Roni cemburu, Ia pun menggenggam tangan kanan Micha. Disisi lain Mikael yang melihat itu hanya terdiam menahan rasa cemburu dan marahnya.

"Jadi lo udah lama sahabatan sama Micha?" tanya Roni ikut bergabung dalam percakapan itu.

Mikael hanya menganggukan kepalanya. "Iya kita udah lumayan lama yah Ca? Tapi serasa waktu cuman sebentar, apa mungkin gara-gara kita sering jalan ya? Jadi nggak kerasa aja udah bertahun-tahun kita sahabatan," ucap Mikael panjang lebar yang hanya di respon anggukan kepala dari Micha dan juga Roni.

"Oh syukurlah sahabatannya awet sampai sekarang, semoga hubungan persahabatan kalian sampai akhir hayat yaw," ucap Roni yang sedikit tersenyum.

Mikael tersenyum kikuk. "Iya, aamiin."

"Oh iya Ca, aku pulang dulu ya, ini," ucap Mikael menyerahkan benda yang tadi Ia bawa lalu berdiri.

"Aku pergi dulu ya," pamit Mikael ke semua orang yang ada di sana.

Lolly, Molla, dan Roni hanya menganggukan kepalanya.

"Oni aku anter El kedepan dulu ya," pamit Micha kepada Roni.

"Aku ikut," ucap Roni lalu menyusul Micha yang sudah berjalan.

Roni memegang kedua pundak Micha dari belakang seolah mereka sedang bermain kereta api.

"Ca, aku pergi dulu babay," ucap Mikael saat berada di luar rumah Micha.

Micha mengangguk kepalanya sambil tersenyum. "Hati-hati El."

Mikael pun menghampiri motornya. Sebelum itu Ia sempat mengirimikan pesan kepada seseorang. Lalu berangkat meninggalkan halaman rumah Micha.

"Udah yuk, masuk lagi," ajak Roni setelah Mikael tidak kelihatan lagi.

Micha hanya menganggukan kepalanya berfikir sejenak. Mungkin Mikael akan kecawa kepadanya, atau mungkin dia marah. Ntahlah Micha tidak tau semua itu. Ia harap setelah Mikael mengetahui kebenaran tadi dia tidak akan berubah sikap kepadanya.

"Ca, your okey?" tanya Roni yang sejak dari tadi memperhatikan gelagat Micha.

Micha yang tidak sadar akan pertanyaan yang dilontarkan oleh Roni pun hanya menganggukan kepalanya lalu berjalan lagi menuju ruang tamu.

🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣🐣

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang