Part 12

26 14 1
                                    

Sekarang Micha berada di rumahnya, tepatnya di kamar yang selalu menjadi tempatnya untuk menumpahkan semua rasa sedihnya.

Micha menangis di pojok sana sambil memegang erat Dero. "Miyyami maafin aku kalau selama ini aku yang udah merebut perhatian dan kasih sayang orang tua kamu."

Sejak pulang dari rumah Miyyami, Micha langsung pergi ke kamarnya dan menumpahkan air mata yang dari tadi Ia tahan.

Untung sekarang Bunda Micha sedang tidak ada di rumah. Jadi Bunda tidak akan melihat Micha menangis seperti ini.

Saat Micha masih menangis di kamarnya. Ada seseorang yang membuka pintu rumah Micha. Micha yang mendengar pintu dibuka pun langsung menuju kamar mandi dan mencuci mukanya.

"Ca," ucap Bunda sambil mengetuk pintu kamar Micha.

Saat di kamar mandi, Micha mendengar suara Bunda dan ketukan pintu. Ia pun sesegera mungkin membasuh mukanya dengan air dan mengeringkannya dengan handuk yang ada di sana.

Bunda terus saja mengetuk pintu kamar Micha sampai Micha membuka pintunya. "Ada apa Bun?"

Bunda Micha melihat wajah anaknya yang begitu sembab pun langsung memegang wajah Micha. "Caca udah nangis ya?"

Serapih-rapihnya Micha menyembunyikan bahwa Ia sudah mengangis, Bundanya pasti akan mengetahui bahwa anaknya sudah menangis.

Micha pun tidak bisa menyembunyikan lagi. Disaat itu tepat di depan Bundanya, Micha menangis.

Bunda yang melihat Micha menangis pun membawa Micha ke dalam pelukannya.

Bunda bingung dengan Micha yang menangis seperti ini. Setelah Micha sudah tidak lagi menangis, Bunda menanyakan mengapa Micha menangis.

"Tadi Caca ke rumah Tante Meysha buat ketemu Miyyami, di sana Miyyami sama Tante Meysha bertengkar Bun. Itu semua gara-gara Caca Bun. Caca nggak tau kalau selama ini Miyyami sering iri dengan Caca," ucap Micha sesegukan.

Bunda Micha semakin bingung. "Iri kenapa Ca?"

Micha pun kembali menjelaskan apa yang Ia lihat di sana. "Kayaknya Miyyami iri gara-gara Tante Meysha lebih perhatian sama Caca. Waktu di sana Miyyami bilang ke Tante Meysha kenapa nggak adopsi caca aja, terus Tante Meysha jawab kalau bisa udah bunda adopsi. Gitu Bun."

Setelah mendengar penjelasan dari Micha, Bunda pun mengerti apa yang sebenarnya terjadi. "Ini bukan gara-gara Caca."

"Tapi Bun," ucap Micha terhenti.

"Nanti Bunda kasih tau Tante Meysha biar lebih perhatian sama Miyyami," ucap Bunda yang mendapat pelukan dari Micha.

Bunda pun membalas pelukan Micha. "Makasih ya Bun."

Bunda hanya menganggukan kepala lalu melepas pelukannya dan berdiri. "Yaudah Bunda ke rumah Tante Meysha dulu, Caca tunggu di sini aja ya."

Setelah itu Bunda pergi dari kamar Micha, Micha pun mengambil handphone yang Ia letakan di atas nakas yang ada di samping tempat tidur Micha.

Micha menyalakan data handphonenya dan munculah beberapa notif. Micha pun mengabaikan semua notif yang Ia terima.

Saat ini pikirannya hanya tertuju pada sepupunya, Miyyami. Micha langsung mengecek chat yang Ia kirimkan waktu Ia pulang dari rumah keluarga Lunays.

Chat itu hanya ceklis dua abu-abu, yang artinya Miyyami belum juga membaca chat yang Micha kirimkan. Micha pun mencoba menelepon Miyyami namun panggilannya tidak diangkat oleh Miyyami.

Micha terus saja mencoba menelepon Miyyami, namun dari tadi panggilannya hanya ditolak oleh Miyyami.

Hingga panggilan yang mungkin sudah lebih dari seratus kali Micha menelepon akhirnya Miyyami pun menerima panggilan telepon dari Micha.

"Miyyami," tidak ada jawaban dari sana.

Micha pun merasa bersalah karena telah membuat Miyyami seperti ini. "Miyyami maafin gue."

Hening. Tidak ada jawaban sama sekali dari Miyyami. Hingga akhirnya Miyyami mematikan telepon itu.

Micha pun kembali menelepon Miyyami. Namun terus saja Miyyami tolak telepon dari Micha.

Micha tidak berhenti disitu, kini Micha menyepam Miyyami. Namun sama sekali Miyyami tidak membacanya.

Micha berniat untuk menyusul Bundanya ke rumah Tante Meysha. Ia pun mengambil sepatu dan tas kecil yang hanya muat membawa handphone dan dompet kecil.

Setelah selesai Micha pun berjalan menuju pintu keluar. Mengunci pintu rumahnya dengan menggunakan kunci cadangan yang selalu Micha bawa jika Ia sedang keluar rumah.

Kini Micha sedang berada tepat di gerbang rumahnya. Sambil menunggu taxi yang Ia pesan tadi, Micha terus mengecek dan mengirimikan pesan kepada Miyyami.

Micha yang melihat taxi yang Ia pesan itu ada di sebrang jalan pun menghampirinya. Saat menyebrang, Micha tidak melihat kanan kiri yang tepat sekali pada saat itu ada sebuah mobil hitam yang melaju kencang dari sebelah kirinya.

Micha kaget saat ada benda yang mendorong kakinya dengan sangat kuat. sebelum menutup matanya, Micha merasakan bahwa Ia saat ini terbang. Mobil itu menabrak Micha hingga Micha terpental jauh dari mobil itu.

"Bunda, Miyyami, maafin Caca," setelah itu gelap.

☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁

Haii haii🔥🔥
Janlup vote dan komen😉

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang