Part 07

57 19 23
                                    

Siswa-siswi yang ada di kelas 11 IPA 3 kini sedang menghadapi ulangan harian dari Pak Malik. Reaksi siswa-siswi yang ada disana berbeda. Ada yang mudah mengerjakan soalnya ada juga yang kesulitan untuk mengerjakan soal matematika itu.

Micha mengerjakan soal itu tidak tenang. Disatu sisi Ia terlalu fokus melihat anak baru itu, disisi lainnya Ia terus diganggu oleh Reno teman lelakinya.

Reno terus saja menendang pelan kursi yang sedang Micha duduki. "Ca."

"Ca." Reno terus berbisik yang membuat Micha kesal.

Micha yang sudah kesal pun berdiri dan menggebrak mejanya sambil menengok kebelakang. "Apaan sih?"

Micha lupa kalau saat ini ada Pak Malik di kelasnya.

"Micha, Reno kalian keluar kelas sekarang juga!" Pak Malik pun ikutan berdiri dan tangannya mengarah ke pintu keluar.

Micha pun membalikkan badan dan tersenyum polos. "Ken ...."

Pak Malik yang tau kalau Micha akan protes pun memotong ucapan Micha. "Tidak ada penolakan."

Dengan terpaksa Micha dan Reno harus keluar dari kelas dan seperti biasa setiap yang dikeluarkan dari kelas saat pelajaran Pak Malik, maka Ia akan mendapatkan hukuman berupa membersihkan perpustakaan dan merapihkan setiap buku yang tidak sesuai dengan tempatnya.

Ini semua gara-gara Reno. Ia yang harus bertanggung jawab atas semua ini.

"Lo tu apa-apaan sih? Pake acara ganggu gue, udah tau Pak Malik kek macan yang udah ngamuk gabakalan ketulungan tu," oceh Micha saat diperjalanan.

Roni tidak setuju dengan apa yang baru saja Micha ucapkan. "Ye salah lo, siapa suruh berdiri ama teriak ha."

Micha sebal, seakan disini Ia yang salah padahalkan kalau Reno nggak terus-terusan ngeganggu Micha, pasti sekarang nggak bakalan kayak gini jadinya. "Lo juga salah, kenapa harus ganggu gue sih? Kenapa nggak yang lain aja? temen lo kan banyak."

Reno yang nggak mau debat lebih lanjut pun memilih untuk berjalan lebih cepat, meninggalkan Micha yang terus mengoceh. "Weyy dasar gatau adab, gue disini malah ninggalin."

"Yaudah lo beresin aja tu perpus sendirian," Micha pun berjalan berarah lawan dengan tempat perpustakaan berada.

Roni yang melihat itu pun malah balik dan mengejar Micha yang kini berjalan menuju kantin. "Weyy Ca."

Micha terus berjalan dan mengabaikan Roni yang terus memanggilnya.

"Ca, lo mau ke kantin?" tanya Roni sambil menyekal pergelangan tangan Micha.

Micha pun menghempaskan tangan Roni dari tangannya. "Hmm menurut lo?"

"Lo gila, kita kan dihukum sama tu guru killer, dan lo masih mau kabur dari hukuman ini?" Micha nampak mempertimbangkan ucapan Roni, ada betulnya juga ucapan Roni kali ini. Secara kan Pak Malik itu guru yang nggak bisa diajak kompromi.

Sekalinya dapat hukuman dan nggak dikerjakan siap-siap aja kena skors.

Untuk kali ini, Micha memilih untuk mengerjakan hukuman yang Pak Malik berikan.

Micha dan Roni pun berjalan menuju perpustakaan. Hari ini Micha begitu sial. Pertama Ia akan berurusan dengan murid baru dikelasnya itu. Dan kedua Ia harus menerima hukuman yang Pak Malik berikan.

Saat sampai di perpustakaan, Micha dan Roni pun melepas sepatu mereka dan masuk kedalam perpustakaan.

Cukup luas perpustakaan yang ada di sekolah Micha. Terlihat bersih namun buku-buku berserakan di meja baca. Sepertinya banyak siswa-siswa yang baca disana namun lupa untuk menyimpan kembali buku yang telah mereka baca.

Di perpustakaan ada penjaganya namun saat Micha dan Reno masuk tidak lama kemudian penjaga perpustakaan itu izin untuk pergi keluar sebentar.

Kini hanya mereka berdua yang ada disana. Tidak banyak yang harus mereka kerjakan. Hanya merapihkan buku dan meja yang sedikit berpindah dari tempat asalnya. "Ron, lo bawa hp gak?"

Roni yang sedang memindahkan buku ke rak pun hanya menganggukkan kepala. "Pinjem dong."

"Lo nggak bawa hp?" Roni masih merapihkan buku-buku yang ada di rak.

Micha pun sama, Ia merapihkan buku-buku yang ada di rak namun rak yang berbeda dengan Roni. "Nggak."

Roni melempar handphonenya kearah Micha, Micha yang melihat itu pun langsung menangkap handphone milik Reno. "Sandinya?"

"1771." Roni menghampiri Micha yang kini sedang mengetikkan nomor yang tadi Roni sebutkan.

Kini Roni tepat berada disamping Micha, Ia masih memegang buku yang belum sempat Ia masukkan kedalam rak buku.

Roni pun memperhatikan Micha yang kini sedang mencari lagu di aplikasi yang ada di handphone Roni.

Sebuah lagu berbahasa asing pun terdengar diseisi ruangan perpustakaan. Roni yang sedikit-sedikit mengerti apa makna dari lagu yang sedang berputar pun, berfikir kalau Micha sekarang Ia sedang merindukan seseorang.

"Ca, lo nangis," ucap Roni lalu membawa Micha kedalam dekapannya.

Micha hanya terdiam sambil menangis. Membiarkan orang yang kini ada dihadapannya, mengetahui kalau Ia tidak sekuat apa yang orang-orang fikirkan tentangnya.

"Pah, Caca rindu papah," ucap caca dalam hatinya.

⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳⏳

Holla🪂apa kabar?
Micha lebay nggak sih?😭🤥

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang