Part 01

278 62 38
                                    

^Selamat membaca ^

Setelah ditelepon oleh bundanya, Micha gadis kecil nan periang itu tak kuasa berhenti menebak apa yang sebenarnya terjadi.

"Aduhh ada apa sih ini sebenarnya?" Gerutu Micha saat berjalan di koridor kelas 11.

Saking terburu-burunya, Micha sampai tidak melihat jalan yang pada akhirnya ....

Brukk ....

"Aww," rintih Micha kesakitan sambil memegang sikunya.

"Jalan tuh hati-hati dong," ucap seorang laki-laki yang sepertinya tak asing dimata Micha.

"Aduh maaf aku lagi buru-buru," ucap Micha lalu bergegas pergi meninggalkan laki-laki yang baru saja ia tabrak.

Hari ini awan seakan kompak berjauhan hingga langit biru terlihat jelas indahnya membuat orang yang melihatnya senang tetapi tidak dengan perasaan Micha kali ini.

Saat sampai di depan halte bus perasaan Micha tak kunjung membaik.

Gadis kecil yang biasanya ceria kini hanyut tenggelam terbawa suasana.

"Aduhh mana sih ini busnya ga dateng-dateng," gerutu Micha.

Dari ujung sana terlihat sebuah mobil berwarna putih melaju ke arah Micha.

Tak lama kemudian mobil itu berhenti tepat di depan Micha, lalu muncullah laki-laki yang melajukan mobil putih tadi. "Cha."

"Ngapain disitu?" tanya lelaki itu yang tentu saja Micha mengenalnya.

"Lagi nunggu bus," ucap Micha lalu menghampiri lelaki tersebut.

"Mau kemana? Bareng aja sama gue," ucap lelaki itu lalu membukakan pintu mobilnya.

Micha nampak menimbang tawaran dari teman lelakinya, yang pada akhirnya Micha menerima tawarannya karena jika menolaknya maka akan butuh waktu lebih lama lagi untuk sampai di tempat tujuan.

"Mau kemana?" tanya lelaki itu saat di dalam mobil.

"Rumah Sakit Pratama, tau kan?"

"Tau, btw siapa yang sakit?" tanya lelaki itu lalu melajukan mobilnya.

"Nggak tau tapi aku disuruh ke rumah sakit sama bunda, bunda juga kayak nangis gitu suaranya," lirih Micha.

Lelaki itu hanya menggukkan kepala lalu menaikan kecepatan lajunya.

Saat di perjalanan tidak ada percakapan lagi diantara mereka hingga akhirnya mobil yang di kemudi oleh lelaki itu sampai di tempat tujuan Micha.

"El makasih ya udah mau ngasih tumpangan," ucap Micha berterimakasih.

"Yoii sans aja kali," jawab lelaki itu.

"Yaudah aku masuk dulu ya," ucap Micha yang mendapat anggukkan dari laki-laki tadi.

Saat masuk kedalam rumah sakit, Micha lalu berlari mencari letak kamar no 18.

"Cha," panggil seorang perempuan yang ternyata itu adalah sahabat semasa smpnya.

"Eh kok kamu bisa ada disini?" tanya Micha kepada sahabatnya.

"Bisalah kan ini tempat umum siapa aja boleh dong kesini," jawab sahabat Micha.

"Maksud aku kenapa kamu disini? Lagi apa? Gitu lohh," ucap Micha membenarkan atas pertanyaannya.

"Oh ada dehh," ucapnya yang membuat Micha penasaran.

"Hmm yaudah aku duluan ya," ucap Micha lalu berjalan lagi tapi belum beberapa langkah Micha berjalan ada tangan yang mencekalnya.

"Eh jangan dulu," pinta sahabat Micha sambil menahan tangan Micha.

Micha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang