54 || Maaf bikin lo gak enak

462 80 11
                                    

Anjir lo kemana aja woi? Sakidh gue digantungin:(

Ya maap accu gak ada kuota gais. Bukan hari sekul jadi ya jatah kuota gak dapet.

Jatah kuota gak dapet, jatah duit jajan juga kagak dapet. Pusying

Btw ini gak accu baca ulang awokawokawok. Kalo misalkan ada kata yang typo ada membingungkan komen ya, biar kalian enak bacanya.

Hipiriding uwu><

"Sifat lu itu kayak bungsu gua tau gak?" Ujar hani usai mendengar penjelasan mino tentang masalah mereka sama seje "Ngelakuin apa apa itu gak dipikir dulu. Langsung aja bertindak, padahal orang disekitar mereka ada yang tersakiti."

"Menurut gua juga apa yang dibilangin mino itu bener, na. Contoh nih, gini ya. Kamu ngobrol nya enak sama seje dengan alasan masa lalu kalian sama, tapi kan belum tentu kalo anak itu mau kamu adopsi. Belum tentu sifat anak itu sama kayak anak kamu sekarang. Gimana pun walau anak itu gak ada keluarga nya, pasti anak itu anak wali nya, na." Kata hani "Lagian kalo mau nge adopsi anak itu susah. Ditanya umur kita berapa, gaji kita perbulan berapa, rumah kita layak gak buat dia. Dan belum tentu juga anak itu bawa keberuntungan buat kita, gimana kalo misalkan anak itu malah bawa sial? Sekarang kan anak kamu tinggal satu na. Yerin. Jangan sampe kejadian ilhoon keulang lagi sama yerin ya?"

"Han. Plis deh jangan diungkit ungkit lagi." Ujar luna yang sensi kalo anak sulung nya dibawa bawa lagi.

"Eh iya maaf lupa." Kata hani kikuk sambil menggaruk rambut pendeknya yang tidak gatal

"Intinya kata ibu gua jangan kemusuhan terlalu lama sama sobat. Ntar gua sendirian lagi." Kata hani polos.

"Hani. Duh." Celetuk suaminya

"Apaan dih? Inget kagak pas ibu gue sebelum mati? Dia ngomong apa ke gue?"

"Aluna itu kayak anak ibu juga han. Kamu jangan sampe musuhan lama sama aluna ya nak. Kamu itu anak tunggal, ibu gak mau kamu sampe sendirian."

Tiba tiba kata kata mama mertua nya terputar kembali di memori mark "Hmm aku inget."

Wanita berambut pendek itu pun kini mengusap paha suaminya yang kini duduk disampingnya untuk menenangkan dan tangan mark pun kini ditempelkan dipunggung tangan istrinya.

Luna hanya tersenyum tipis melihat kemesraan sahabatnya sejak SMA dan kakak tingkatnya saat kuliah. Bahkan ditahun ke dua puluh empat pernikahan mereka, pasangan itu terlihat seperti pengantin baru yang masih senang bermesraan.

"Sekarang lo cerita na. Kenapa lo bilang ke yerin kalo anak gue udah meninggal? Gue gak akan marah ke lo kok. Gue cuma mau tau alasan nya aja, kita selesain aja dengan kepala dingin."

Luna dan mino hanya diam saja.

"Mino?" Tanya hani karena suami istri itu tidak menjawab.

"Gue gak paham motif luna, han. Tanya aja sendiri ke dia." Jawab mino.

"Na?" Tanya wanita berambut pendek itu.

"Boleh ngobrol berdua gak han?" Kata luna.

Butuh ruang untuk berdua. Kedua ibu itu kini duduk disofa ruang keluarga sesuai permintaan luna yang hanya ingin berbicara berdua.

"Maaf gue julid ke lo ya. Kita jujur jujur an aja ya han"

"Jujur aja gak apa apa. Lo kenapa?"

"Maaf kalo kata kata gue gak enak didenger."

"Iya gapapa."

"Beneran?"

"Kenapa dih? Dulu juga biasanya suka julidin gua. Santai aja, kita ngobrol ngobrol aja kek biasa. Ayok cepet lo mau ngomong apa?"

Der Erste [TaeRin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang