94 || Harus banyak belajar darinya

324 71 27
                                    

Tumben apdet siang awokawokwok.

"Si Wonwoo kemana?"

"Main sama temen-temennya."

"Kamu biarin?"

"Kali-kali, yah."

"Kali-kali gimana? Kamu jangan terlalu ngebebasin anak dong. Sampe sekarang tuh anak belum balik!"

Yerin hanya menghembuskan nafas dengan sabar saat Taehyung memarahinya di kamar.

Ini sudah tahun keempat belas pernikahan mereka. Tentu mereka sudah tidak se uwu dahulu. Tahun-tahun bersama Yerin pun mengetahui sifat menyebalkan Taehyung. Yaitu bersikap seenaknya dan selalu kasar pada anaknya, terutama Wonwoo.

Yap kini Wonwoo sudah besar. Wonwoo berumur sembilan belas tahun tapi ia masih duduk dikelas dua belas. Dulu Wonwoo TK dua tahun karena harus ngulang lagi saat dia gak lulus test baca masuk SD.

Adik Wonwoo pun kini sudah besar. Gadis gembul yang Yerin beri nama Eunha itu kini berumur empat belas tahun dan duduk dikelas tiga SMP. Selain Wonwoo, Eunha pun sering kenal omel ayah Taehyung walau gak separah Wonwoo. Padahal Eunha TK satu tahun kayak anak-anak biasa. Mungkin karena Eunha selalu kalah dari adiknya.

Eunha memiliki adik laki-laki yang berbeda empat belas bulan darinya yang bernama Eunwoo. Gabungan nama antara Eunha dan Wonwoo itu menjadi anak bungsu yang paling disayang oleh Taehyung. Kenapa? Karena Eunwoo berbeda dari saudara-saudaranya. Selain tampan sejak kecil Eunwoo dikenal sangat cerdas.

Eunha dan Eunwoo seharusnya berbeda satu tahun di sekolah. Namun saat kenaikan kelas kemarin saking cerdasnya Eunwoo yang harusnya naik kelas delapan langsung loncat ke kelas sembilan dan kini berada di kelas unggulan yang sama dengan Eunha. Bisa di bayangkan perasaan Eunha bagaimana.

Karena Taehyung terlalu menonjolkan rasa sayangnya lebih banyak pada Eunwoo, Yerin kebalikan nya. Yerin tidak mau pilih kasih antara ketiga anaknya. Walau Wonwoo bukan anak kandungnya, walau Eunha tidak memiliki keahlian, walau Eunwoo memiliki banyak kelebihan. Tetap semua sama dimata Yerin. Ia tidak membedakan ketiga anaknya.

"Dia udah kelas dua belas, Yerin. Kamu jangan terlalu ngemanjain anak itu. Suruh belajar, belajar, belajar. Udah mau dua puluh taun kerjaan nya main mulu." Omel Taehyung pada istrinya itu.

Diluar, Wonwoo yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu melirik jam tangan yang dikenakan nya. Jam delapan malam, Wonwoo pulang terlalu larut. Pantas ayahnya marah hingga terdengar keluar rumah.

Memberanikan diri, Wonwoo pun membuka pintu rumah lalu masuk se santai mungkin, "assalamualaikum."

Mendengar suara pintu terbuka, semua perhatian tertuju ke arah pintu, "waalaikumsalam."

"Kamu kenapa baru pulang? Abis darimana?" Dingin Taehyung.

"Main." Jawab Wonwoo. Yang tak kalah dingin dengan ayahnya.

"Kerjaan kamu tuh main mulu, gak ada yang lain apa? Harusnya kamu tuh udah beres SMA. Heran. Apa sih yang bisa dibanggain dari kamu?"

"Ayah ... udah." Lerai Yerin.

Tidak berbicara lagi Wonwoo pun memilih pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Kamu gak dengerin apa kata ayah?!"

Beruntungnya Wonwoo sudah masuk ke kamarnya dan akhirnya suara ayahnya pun sudah tidak terdengar lagi. Disaat Wonwoo terengah-engah karena takut, disisi lain ada Eunwoo yang sedang belajar lalu melirik abangnya dengan malas.

Karena disini hanya ada tiga kamar akhirnya mau tak mau Wonwoo dan Eunwoo harus rela berbagi kamar.

"Dek, bagi air."

Der Erste [TaeRin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang