130 || The End

537 64 116
                                    

Ini part terakhir dong, syedihh😭

Btw, penunggu cerita ini banyak dong wkwk cuma gak pernah komen dan banyak bacot doang. Makasii kalian yang suka komen, aku tau kalian mager ngetik komen tuh hehe. Makasii juga buat kalian yang udah stay sama cerita ini yakk.

Gadibaca ulang sodara sodara, maaf kalau typo:((

Hipiriding.


"Udah?"

"Udah alhamdulillah. Jadinya 230 juta. Ntar di transfer ke rekening lo." Sahut Mingyu.

Sekarang Mingyu sama Wonwoo baru abis jual mobil mereka. Mereka udah gak berkarier lagi jadi publik figur. Semenjak pindah rumah ke blok yang sama kayak Jeonghan, mereka menghilang dari dunia entertainment bagai ditelan bumi. Akun sosmed mereka semua di reset dan mereka gak ngasih tau siapa pun soal pindahan mereka kesini. Udah cukup, mereka pengen jadi orang biasa lagi.

Lagian Mingyu baru nikah sama baby. Dia bakal punya kesibukan baru yaitu keluarga barunya. Dia bakal menetap di Bandung sama baby dan gak akan tinggal di Jakarta sama keluarga Wonwoo lagi. Makanya mereka jual semua aset mereka yang atas nama berdua.

Kini selesai menjual mobil. Mingyu dan Wonwoo menaiki motor berdua menuju terminal. Mingyu mau pulang ke Bandung. Kesian dia baru nikah seminggu sama baby tapi dia harus bolak balik Bandung-Jakarta buat ngurusin aset.

"Lo kan akan pulang dulu? Pamitan sama bunda sama Eunwoo?" Tanya Wonwoo pada Mingyu saat mereka sudah sampai di terminal.

"Enggak. Gue harus aplusan sama baby jagain ayah dirumah sakit. Kasian baby jaga mulu dari kemarin. Sorry ya." Sahut Mingyu.

Ayah yang dimaksud Mingyu ya tentu aja Jun yang sekarang lagi dirawat dirumah sakit. Mingyu kan nikahin anaknya jadi mau gak mau Mingyu juga manggil Jun dengan sebutan ayah

"Iya gapapa."

"Gue nitip salam aja ya? Maaf gak bisa pamitan."

"Iya gapapa, santuy. Lagian kasian pengantin baru hahaha. Belum nyoba wikwik an ya?" Tanya Wonwoo nakal.

"Boro-boro wikwik anjrit. Tatap-tatapan aja belum sempet."

Dasar. Si Wonwoo malah mikirin wikwik.

"Ntar gue transfer ke lu ya. Fivety fivety." Ujar Wonwoo.

"Oke. Eh potong deh lima juta buat om Jeonghan. Dulu kan yang suka memperpanjang SIM ama STNK kita. Kasih dia sepuluh juta, uang terima kasih." Ujar Mingyu.

"Om Jeonghan mana mau dikasih duit. Ntar bilangnya 'nda usah, om mah udah banyak duit'. Gapernah mau dia terima duit." Balas Wonwoo.

"Logat lo mirip anjir," sahut Mingyu tertawa. "Yaudah tf aja langsung ke rekeningnya, gue ada nomor rekeningnya. Mau?"

"Boleh deh. Om Jeonghan kalau dikasih duit dimuka suka rada dablek."

"Wkwkwk okey."

Apalagi sekarang rumah mereka se blok. Om Jeonghan kadang suka kerumahnya buat ikut makan doang. Sebel sih karena bosen liatnya tapi mereka juga ngemaklumin karena Om Jeonghan bujak lapuk, hidup sendiri gaada ngurus. Mereka tau kalau Om Jeonghan gak akan macem-macem sama bundanya, paling rada centil aja ke Eunwoo.

"Heh, gue pergi ya? Bus gue udah ada tuh." Ujar Mingyu.

"Oke, hati-hati ya."

Mingyu dan Wonwoo saling berpelukan dengan erat sebelum mereka berpisah. Banyak waktu dan cobaan yang mereka lalui sama-sama.

"Sehat-sehat disana ya? Jangan putus silaturahmi sama gue." Ujar Wonwoo. Banyak yang mau dia ungkapin cuma Wonwoo bukan tipe orang yang mudah menggambarkan perasaan nya.

Der Erste [TaeRin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang