Part 3 Menceritakan Mimpi

32 8 2
                                    

Pikiran Ira masih terpenuhi oleh suasana yang ia lihat dalam mimpinya. Semua terasa begitu banyak pertanyaan yang ingin dipecahkan.

"Heiii Ra"
Panggil Rio sambil menggerakkan tanggannya ke wajah Ira, namun tidak ada jawaban apa pun dari Ira.

"Iraaaaa"
Rio mengeraskan suaranya pada Ira karena merasa kesal tidak ada jawaban.

"Eh.. iya kenapa Ri"
Ira langsung kaget dan kebingungan tadi Rio kenapa bisa memanggilnya pakai nada keras.

"Kamu kenapa Ra?? Lagi ada masalah?"
Tanya Rio penasaran dengan keadaan Ira.

"Ira kenapa Ri?"
Alina langsung mendekati kedua temannya yang kayaknya terlihat sangat kaku mengobrol.

"Ini teman kamu Lin, dari tadi aku panggil diam aja"
Rio memasang muka kesal pada Ira.

"Engga ada apa-apa kok, mungkin Aku kecapekan, mangkanya Aku kurang konsentrasi"
Ira sengaja berbohong karena dia belum siap untuk menceritakan apa yang ada di pikirannya.

"Bukan kurang konsentrasi kali. Kamu itu melamun dari tadi, coba bedain melamun sama kurang konsentrasi"
Cibir Rio seakan dia terus membuat Ira memgakui kesalahannya dan mau berbagi cerita.

"Kamu cerita aja Ra ke kita kalau ada masalah"
Pinta Alina dengan mengarahkan pandangan Ira untuk melihat ke arahnya dan Rio. Karena dari tadi Ira terlihat membuang muka untuk menutupi kalau dia lagi menyembunyikan sesuatu.

"Assalamu'alaikum"
Tiba-tiba mereka di kagetkan oleh salah satu Guru yang masuk ke kelas mereka, padahal bukan Guru mata pelajaran yang seharusnya.

"Wa'alaikumsalam"
Jawab mereka kompak satu kelas.

"Ibu mau memberikan sedikit pengumuman, kalau mulai besok sampai 3 hari kedepan kalian diliburkan untuk masa ketenangan sebelum menghadapi ujian.

"Uwaaaaahhhhhh yeee"
Semua satu kelas terlihat ribut karena senang akan libur walaupun sebenarnya setelah itu harus menguras otak untuk mengikuti ujian, menentukan nilai kelulusan mereka di SMA Pelangi Bangsa.

"Yaudah Ibu permisi ya. Terimakasih"
Ibu Guru itupun tidak ingin berlama-lama melihat kelas yang sangat berisik. Dengan gesit ia meninggalkan kelas, namun belum begitu jauh ia memutar arah kembali ke kelas.

"Eh Ibu lupa satu lagi , hari ini Pak Tono engga masuk, jadi jam pelajaran saat ini kalian kosong. Gunakan waktu sebaik mungkin jangan ada keributan!"

"Baik bu"
Jawab mereka kompak.

Kelas sangat begitu ramai, semuanya berbincang-bincang membuat rencana pada waktu yang diberi untuk libur empat hari.

"Berisik banget si mereka, kita ke perpustakaan aja yuk"
Ajak Rio pada kedua temannya, karena Rio tipikal orang yang sangat tidak suka keributan.

"Setuju, Ayooo!"
Alina langsung menarik tangan Ira dan Rio untuk segera pergi.

"Ehh bentar, kalian duluan aja ya nanti aku susul. Aku mau ke toilet sebentar engga tahan ni"

Ira menghentikan perjalanan menuju perpustakaan, dia meminta kedua temannya duluan. Karena Ira sudah tahu apa yang nanti akan kedua temannya lakukan.

"Yaudah, jangan lama-lama"
Ucap Rio karena dia tahu Ira menghindari apa yang akan dia dan Alina tanya.

"Siap"
Ira langsung berlari meninggalkan Rio dan juga Alina.

"Kira-kira Ira kenapa ya Lin?"
Tanya Rio pada Alina sambil melangkahkan kaki menuju meja yang ada di perpustakaan.

"Ya mana Aku tahu, emang kenapa sih kok kamu begitu curiga, kalau Aku si biasa aja. Ira kan memang rada-rada karena banyak merasakan kesedihan saat mendengar Ibunya itu selalu jadi bahan omongan orang-orang dekat rumahnya"

Mimpi Untuk Ibu(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang